Hai Millenialis!

Baru baru ini kita dikagetkan oleh wacana Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu Bapak Victor Bungtilu Laiskodat yang siap mengistirahatkan salah satu destinasi wisata terkenal Indonesia yang Cuma satu-satunya yang ada di dunia yaitu Pulau Komodo selama satu tahun. Hal itu disebabkan untuk menjaga rantai makanan yang mulai terganggu akibat perburun liar dan tentu saja, dong memberikan waktu bagi komodo untuk menjaga interaksi mereka dengan para wisatawan.

Sebentar. Emang kenapa, sih destinasi wisata butuh istirahat?

Kenapa Destinasi Wisata Butuh Istirahat

Walaupun hal ini masih menjadi wacana, hal ini merupakan langkah yang baik agar komodo enggak stress. Loh, memang bisa hewan stress? Kita pasti udah sering banget kan lihat tempat wisata dengan hewan-hewan yang boleh asal dipegang seperti kelinci. Berinteraksi dengan pengunjung hampir sepanjang hari dan kita enggak bisa bayangin apakah semua pengunjung sama dalam memperlakukan hewan yang bisa membuat banyak kelinci-kelinci di tempat wisata mati karena stress. Sedih banget kan?

Selain itu, hewan-hewan di kebun binatang juga perlu hari libur untuk mengistirahatkan mereka dari manusia. Sudah berapa banyak kasus hewan langka yang mati di kebun binatang? Banyak banget.

Di samping sebagai hari libur, hari itu juga bisa digunakan untuk check up kesehatan para hewan yang ada disana. Hewan juga sama dengan kita kita, harus membutuhkan tubuh yang sehat sehingga bisa beraktifitas. Eit, enggak cuma hewan, tempat wisata dengan keindahan lain seperti pantai, gunung, dan taman taman Instagramable yang sekarang mulai ada juga butuh waktu istirahat untuk revitalisasi tempat wisata.

Di telinga kita pasti udah enggak asing dengan ‘bencana’ apa yang pernah terjadi pada taman bunga amaryllis yang ada di Gunung Kidul ketika tempat tersebut di blow up di media sosial? Dampaknya pada awal memang bagus karena bisa mengenalkan potensi daerah-daerah, tapi lihat, apa yang ditinggalkan oleh para pengunjung disana? Bunga yang selalu dirawat biar tumbuh indah jadi terinjak-injak dan hancur dalam waktu sekejap.

Revitalisasi Tempat Wisata

Miris banget melihat tempat-tempat wisata yang rusak karena ulah manusia itu sendiri. Revitalisasi tempat wisata juga harus berbanding lurus dengan bagaimana sikap kita sebagai pengunjung ketika pergi ke sana, seperti tidak membuang sampah sembarangan atau melakukan hal-hal yang seharusnya enggak boleh dilakukan di tempat wisata. Enggak cuma bermanfaat untuk kebersihan aja loh, kalau misalnya suatu tempat wisata alam rusak, maka hal yang selanjutkan ditakutkan terjadi adalah ikut rusaknya ekosistem disana daan secara enggak langsung kita mematikan kehidupan yang ada di sekitar tempat wisata tersebut.

Pantai Kuta dan Seminyak juga Istirahat

Kabar terbaru yang baru saja diumumkan nih, Pantai Kuta dan Seminyak di Bali yang ditutup sementara pada tanggal 22 Januari 2019 untuk melakukan pembersihan sampah secara besar-besaran. Hal itu juga dilakukan untuk mencegah agar wisatawan tidak terkena serpihan sampah yang tajam.

Kerja sama yang baik antara masyarakat, penyedia jasa travel dan juga Pemerintah antara satu sama lain bisa banget mewujudkan tempat wisata yang lebih bersih. Sebagai pengunjung kita harus mendukung banget ‘pengistirahatan’ destinasi-destinasi wisata tersebut untuk menjaga lingkungan dan juga makhluk hidup lainnya. Tapi, tetep aja jangan berhenti untuk tetap berwisata di negara sendiri! Eksplorasi budaya dan kekayaan yang ada di Indonesia, dan yang paling penting jangan lupa buat menjaganya. Oke?

Penulis: Saraswati Nur D.

Ilustrator: Ni’mal Maula