Selama tiga bulan berada di rumah aja, aku banyak banget belajar terutama tentang mengelola rasa. Bulan pertama ketika dihimbau untuk di rumah aja, aku sama sekali nggak keberatan. Yaa, mungkin karena selama ini waktuku lebih sering dihabiskan di kamar kos doang.
Selama bulan pertama aku menikmati banget kegiatanku, dari mulai menulis lagi, ikut kelas online, baca buku, denger musik, nonton drakor, nonton ulang film Harry Potter dari awal sampai akhir. Ternyata diem di rumah nggak kalah mengasikkan. Memasuki bulan kedua, rasa bosan itu mulai ada. Terlebih di bulan kedua ini kuliah online nggak jelas keberadaannya—menggantung. Bagiku hal ini menganggu produktifitas banget, dan berakhir mencari pelarian dengan main medsos terus-menerus. Dampaknya jadi menunda pekerjaan yang awalnya udah direncanakan. Terlebih melihat teman-teman lain yang menurutku produktif banget, “Kamu udah ngapain? Cuma bolak-balik buka medsos aja?” batinku. Diakhir bulan kedua itu, aku mulai bertanya ke diri sendiri dan mencari tahu sebenernya rasa bosan itu wajar atau nggak sih?
Ternyata rasa bosan itu wajar dialami sama manusia, baik yang tua maupun muda. Melalui tanya ke diri sendiri pula, aku mulai menarik kesimpulan kenapa rasa bosan itu ada. Pertama, rasa bosan ada karena selalu melakukan hal-hal yang monoton alias gitu-gitu aja. Kedua, karena dalam diri udah nggak punya motivasi diri. Yaiyalah nggak punya motivasi diri, tujuan nggak ada, kegiatan yang kulakukan sama sekali nggak menantang, terlebih nggak kuliah, semakin santai deh aku menjalani hari.
Tips Mengatasi Rasa Bosan yang Menyerang
Setelah menyadari masalah bosan ini, aku mulai membuat rencana dalam jangka pendek. Setidaknya untuk membakar semangat lagi, biar ada motivasi sedikit. Hasilnya di bulan ketiga ini, aku merasa lebih baik karena mulai tahu ritme yang tepat biar nggak mudah merasa bosan. Menurutku yang paling penting adalah fokus sama apa yang kita lakukan, dan sebisa mungkin membuat tantangan setiap harinya. Misalnya, hari ini kita tantang diri sendiri untuk menuntaskan baca buku A dalam tiga hari. Atau sepekan sekali membuat tulisan atau hal kecil lain seperti main sepeda dengan trek yang berbeda.
Akan tetapi, kunci utama biar nggak bosan adalah enjoy the moment. Menikmati setiap kegiatan yang kita lakukan menurutku penting banget. Karena kalau kita nggak menikmati setiap kegiatan itu, jatuhnya jadi tekanan dan stress. Adalah percuma jika kita “terlihat” produktif tapi kita nggak menikmati kegiatan itu. Beberapa hari lalu, aku nggak sengaja menemukan tulisan yang kurang lebih bilang, kalau produktif itu nggak selamanya diukur dengan hasil yang nyata (produk tangible). Memang ada benarnya, tapi jangan menjadikan ini alasan untuk nggak melakukan apapun.
Jika kita merasa ada yang “salah” dengan kegiatan yang kita lakukan, maka coba mulai tanya ke diri sendiri. Apakah dengan melakukan hal tersebut kita merasa bahagia dan sehat? Jika jawabannya iya, maka lanjutkan. Kuncinya adalah diri kita sendiri. Kalau kita nggak nyaman sama kegiatan kita, baik menghasilkan produk yang nyata maupun nggak, berarti harus ada yang diubah. Apa yang perlu diubah? Apapun yang bisa diubah, cara pandang kita terhadap sesuatu, cara kita melakukan sesuatu, atau kebiasaan (habit) kita. Apapun asalkan kau bahagia!
Comments