Apakah N’Golo Kante Masih Layak Mendapatkan Ballon d’Or?

Juara bertahan Piala Dunia, Perancis, terpaksa harus angkat koper lebih dulu usai kalah dari Swiss dalam babak 16 besar Euro 2020. Padahal, Perancis adalah tim yang paling kuat diprediksi menjadi kampiun perhelatan 4 tahunan tersebut, mengingat track record-nya yang positif dan komposisi pemainnya yang mumpuni.

Kekalahan Perancis ini menuai banyak reaksi dari warganet dunia. Terlebih, soal Kylian Mbappe yang gagal menuntaskan tugasnya sebagai penendang penalti kelima di babak tos-tosan. Berbagai kanal artikel mengulas dan memperkirakan faktor apa saja yang membuat Perancis bisa tersingkir dari Euro. Belum lagi soal persoalan non-teknis seperti keributan antar beberapa pemain yang juga disinyalir jadi salah satu faktor kegagalan, membuat Timnas Perancis makin ‘dirujak’ dan ‘diobok-obok’ oleh warganet.

Kehebohan tentang Perancis di internet membuat pesona sesosok pria Perancis keturunan Mali menjadi tak terlihat. N’Golo Kante, gelandang bertahan usia 30 tahun ini sempat diprediksi menjadi pesaing kuat dalam perebutan penghargaan Ballon d’Or setelah membawa Chelsea juara Liga Champions beberapa bulan lalu.

Koleksi trofi yang Kante miliki tadinya diprediksi akan bertambah, tepatnya trofi Henri Delaunay bersama timnas Perancis. Gelar Euro 2020 inilah yang turut dipertimbangkan oleh banyak orang untuk menjadikan Kante sebagai pemenang Ballon d’Or. Sayangnya, Kante bersama Perancis terhenti di tengah jalan.

Sebenarnya, gagalnya timnas Perancis di Euro tidak lantas melunturkan pesona Kante sebagai calon peraih Ballon d’Or. Sekiranya, ada beberapa alasan yang dapat (kembali) memperkuat peluang Kante menjadi pemain terbaik dunia meskipun negaranya tersingkir dari Euro.

Puncak Karir dan Konsistensi

Karir Kante dapat dikatakan berkembang begitu pesat. Dalam 10 tahun terakhir, Kante bermain di berbagai kasta kompetisi, bahkan pencapaiannya meningkat secara drastis.

Di tahun 2011, ia masih bermain untuk tim cadangan Boulogne, klub Perancis yang saat ini berada di kasta ketiga kompetisi Perancis. Empat tahun kemudian ia direkrut Leicester City dari Caen dan termasuk dalam skuad mengejutkan Leicester yang menjuarai Liga Inggris musim 2015/2016. Setahun setelahnya, Kante pindah ke London untuk bergabung bersama Chelsea.

Bersama Chelsea, Kante kembali menjuarai Liga Inggris sekaligus menjadi Player of the Season di musim 2016/2017! Seakan masih haus gelar, karirnya kembali cemerlang setelah memenangkan Piala Dunia 2018 bersama timnas Perancis. Untuk melengkapi koleksi trofinya, pemain berpostur 169 cm ini, juga bersama Chelsea, meraih juara UEL di tahun 2019 dan yang terbaru, gelar UCL di tahun 2021 ini.

Tren positif pria Perancis ini seolah mendikte rute perjalanannya kepada titik terbaiknya. Meski terhenti di 16 besar Euro 2020, N’Golo Kante sedang berjalan menuju puncak karirnya di sepakbola. Jika Euro 2020 bukan milik Kante, masih ada UEFA Supercup dan Piala Dunia Antarklub yang masih bisa diraih.

Chelsea sangat berpeluang untuk meraih keduanya mengingat track record positif klub jawara UCL di kedua turnamen itu. Hal tersebut jelas ‘membantu’ Kante untuk melengkapi koleksi trofinya.

Terlepas dari koleksi gelar, N’Golo Kante menunjukkan konsistensi di lapangan dalam beberapa waktu belakangan. Hal ini jadi salah satu alasan N’Golo Kante Masih Layak Mendapatkan Ballon d’Or.

Dilansir dari Whoscored, dalam 10 pertandingan terakhir bersama Perancis dan Chelsea, Kante memang hanya mencatatkan rating yang berkisar di skor 6 – 8 (dari skala 10). Namun, pada 2 pertandingan di antaranya, Kante dinobatkan menjadi player of the match, yakni pada semifinal UCL leg 2 melawan Real Madrid, (7,67) dan final UCL melawan Man City (7,61).

Bahkan, saat tumbang melawan Swiss, ia mencatatkan nilai 7,26. Nilai yang cukup tinggi di antara rekan-rekannya setim. Ia hanya kalah rating dari Pogba yang mencatatkan rating cukup tinggi, yakni 9,0.

Faktor Non-Sepakbola yang Memukau Banyak Orang

Penilaian Ballon d’Or bukan hanya soal faktor pencapaian dan rekor di dalam sepakbola. Namun, juga faktor non-sepakbola seperti perilaku dan kebiasaan pemain di luar pertandingan. Melihat sosok N’Golo Kante, siapa yang tidak ikut senyum-senyum melihat sifat humble dan pemalunya. Kante mungkin bukanlah pemain yang melakukan kolaborasi dengan brand untuk melakukan kegiatan CSR atau menyuarakan kampanye sebuah gerakan. Namun, kerendahan hatinya yang sangat genuine membuat siapapun yang bertemu dengannya akan kagum dan terpukau.

Sebagaimana yang disebut di atas, Kante sangat rendah hati. Dalam setiap wawancara, Kante selalu menyiratkan bahwa ia belum jadi siapa-siapa. Dilansir dari Bolasport.com, saat ditanya mengenai Ballon d’Or, Kante menjelaskan, ”Masih terlalu dini untuk membicarakannya sekarang. Kami berada di pertengahan tahun, ada enam bulan tersisa, dan banyak pertandingan dan kompetisi untuk dimainkan. Tidak perlu mengatakan hari ini bahwa saya pantas mendapatkannya.”

Meski digadang-gadang menjadi peraih gelar pemain terbaik dunia tersebut, ia mengatakan tak pernah menargetkan untuk mendapatkan Ballon d’Or. Dalam wawancara yang sama, ia menambahkan bahwa fokusnya kini ditujukan kepada tujuan tim. Baginya, rumor tentang pujian dan peluang meraih Ballon d’Or terlalu berlebihan dan tidak perlu. Well, justru kerendahan hati dan komitmen untuk tim itulah yang makin memperkuat argumen para voters untuk memilih Kante sebagai pemain terbaik.

Era Baru Setelah Messi vs Ronaldo

Setiap penentuan gelar pemain terbaik di 5 tahun ke belakang, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo menjadi 2 sosok yang selalu hadir. Namun, akhir-akhir ini, keduanya diragukan untuk kembali ke perebutan gelar tersebut, terlebih untuk tahun 2021.

Cristiano Ronaldo, meskipun mendapatkan gelar Coppa Italia bersama, ia gagal melanjutkan winning streak Juve dalam perebutan gelar Serie A. Di Spanyol, Messi juga gagal mengangkat trofi La Liga bersama Barcelona dan puas berhenti di klasemen ketiga. Keduanya pun juga gagal melanjutkan perjuangan di UCL karena terhenti di 16 besar.

Di timnas, Messi sepertinya lebih diunggulkan karena (kembali) berpeluang memenangkan Copa America 2021 bersama Argentina. Sedangkan, Ronaldo dan rekan-rekannya di Portugal harus terhenti di 16 besar Euro usai tumbang melawan Belgia.

Peluang tanpa Messi dan Ronaldo di tahun ini mungkin akan membuat kesempatan Kante meraih Ballon d’Or sedikit lebih leluasa. Dengan mengadu jumlah gelar yang didapat dan yang berpotensi bertambah di tahun 2021, Kante jelas lebih unggul dari keduanya.

Namun, pesaing-pesaing ‘baru’ Kante juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Dilansir dari Goal.com dalam Ballon d’Or 2021 power rankings, Kante bersanding dengan pemain hebat lainnya, seperti Robert Lewandowski, Romelu Lukaku, Kevin De Bruyne, Neymar, juga Erling Haaland dalam pengejaran gelar tersebut.

Terlepas dari menang atau tidaknya Kante di Ballon d’Or, saya yakin semua setuju bahwa Kante sudah menjadi juara di hati penggemar sepakbola. Saatnya mengatakan: semua sayang Kante. Sekian.

Editor : Hiz

Foto : BEIN