Sudah jadi pengetahuan umum di kalangan fans Naruto, bahwa jinchuriki Kyuubi yang mudah bergaul nan konyol ini dipasangkan dengan Hinata di akhir cerita.  Seorang gadis Hyuga pendiam yang kerap kali malu-malu setiap kali berhadapan dengan Naruto.  Kisah yang kurang romantis tapi realistis.

Nyatanya, Hinata sudah menaruh hati pada Naruto sejak kecil.  Ketika mayoritas gadis di akademi mendewakan Sasuke yang tampan dan keren, Hinata justru melihat sinar ketampanan pada sosok lain, sosok laki-laki berambut kuning dengan kumis rubah di wajahnya.  

Sayang, meski cara Hinata mencintai Naruto amat kentara, namun karena Naruto bukan tipe cowok peka yang pandai membaca hati wanita, alhasil kisah cinta mereka baru bersemi menjelang akhir cerita.  Kisah romansa antar dua karakter ini terangkum dalam The Last : Naruto The Movie.  

Meski begitu, banyak kalangan yang kecewa dan merasa tak puas dengan keputusan dan cara Masashi Kishimoto memasangkan Naruto dan Hinata.  Sebagian besar fans lebih setuju Naruto dipasangkan dengan Sakura, gadis berambut merah muda yang satu tim dengan Naruto.  

Beberapa fans beranggapan bahwa pasangan Naruto dan Hinata cenderung kurang natural, terkesan terburu-buru, dan memaksa.  Pada mulanya, saya sendiri setuju akan pendapat yang satu ini.  

Mengingat di banyak episode, interaksi Naruto dan Sakura cenderung lebih mendominasi.  Ditambah penggambaran karakter Naruto yang diperlihatkan memiliki ketertarikan lebih pada Sakura dibanding gadis-gadis lainnya sepanjang berjalannya cerita.  

Naruto memiliki ketertarikan pada Sakura sejak duduk di akademi.  Meskipun begitu, kisah cinta Naruto cenderung bertepuk sebelah tangan, karena Sakura jatuh cinta pada Sasuke dan hanya menganggap Naruto sebagai bocah nakal, pengganggu.  Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan Naruto dan Sakura mengalami perkembangan.

Pandangan Sakura pada Naruto mulai berubah semenjak mereka tergabung dalam tim yang sama.  Ia mulai menganggap bocah laki-laki yang selalu membuat onar itu sebagai teman dekat yang asyik dan konyol.  Hubungan antar keduanya semakin dekat saat Sasuke memutuskan untuk meninggalkan desa.  Menyisakan Naruto dan Sakura sebagai anggota resmi Tim 7 awal.  

Dalam beberapa adegan, Sakura menjelma sebagai sosok seorang kakak perempuan bagi Naruto  sekaligus suporter yang percaya bahwa di masa mendatang nanti, Naruto bisa mewujudkan mimpinya menjadi hokage.  

Namun, meski begitu, belakangan ini saya mulai berpikir bahwa keputusan Kishimoto memasangkan Naruto dengan Hinata merupakan keputusan yang tepat.  Tepat karena menurut saya couple yang satu ini cenderung lebih realistis dibanding couple Naruto dan Sakura.  

Realitis bagaimana? Begini, nyatanya di dunia nyata, kisah cinta seperti inilah yang kerap kali terjadi. Ya, dapat dikatakan bahwa kisah cinta Naruto, Sakura, dan Hinata merepresentasikan percintaan banyak orang.  

Sebelum bertemu jodoh dan memasuki dunia pernikahan, sebagian besar orang menghabiskan waktu dengan orang yang tak ditakdirkan menjadi pasangan hidup.  Hanya sekedar ada namun tak bisa benar-benar dimiliki.  

Bertahun-tahun menghabiskan waktu dan pacaran bersama si A, eh berakhir dan menikah justru dengan si B, yang menjalin hubungan lebih singkat sebelum memasuki dunia pernikahan.  

Kisah seperti inilah yang digambarkan oleh Kishimoto dalam kehidupan percintaan Naruto.  Seakan membenarkan kata pepatah, jodoh kerap kali orang yang tak terduga dan tak disangka-sangka.  Lagipula sedikit sekali orang yang berakhir dan menikah dengan cinta pertamanya.  Selayaknya Naruto yang jatuh hari pada Sakura ketika bocah, namun memutuskan untuk menikahi Hinata ketika sudah tumbuh dewasa. 

Ditambah lagi, sifat Naruto dan Hinata cenderung bertolak belakang dan saling melengkapi.  Naruto yang cenderung extrovert, percaya, diri, dan banyak tingkah cocok dengan Hinata yang introvert, pendiam, dan kalem.  Berbeda dengan Sakura yang sifatnya mirip-mirip dengan Naruto.  

Lantas pasangan mana yang lebih saya suka? Naruhina (Naruto & Hinata) atau Narusaku (Naruto & Sakura)? Jujur saja, saya sebenarnya tak terlalu memusingkan kisah percintaan Naruto.  Saya ikut saja cerita yang sudah disajikan oleh Kishimoto, selaku tuhan dalam series satu ini.  Saya sebut tuhan, karena di tangannya-lah  nasib seluruh karakter yang ia ciptakan berada.  

Tapi, kalau benar-benar disuruh memilih, dibanding memasangkan Naruto dengan Sakura ataupun Hinata, saya sih, lebih setuju kalau Naruto dipasangkan dengan saya.  

Lagipula siapa juga yang gak mau punya hubungan istimewa dengan Naruto? Misal hubungan saya dengan Naruto hanya sekedar hubungan pertemanan pun, saya sudah sangat bersyukur akan hal itu.  Gimana enggak? Naruto itu baik, mudah bergaul, dan yang terpenting menghargai arti pertemanan.  Bahkan ninja buronan kelas kakap yang berjiwa psikopat sejak dini pun, masih diakui sebagai ‘teman’ olehnya, apalagi orang baik seperti saya.  Hahaha.        

Editor: Saa

Gambar: Liputan6.com