Menerawang apa yang disampaikan oleh Mas Menteri Pendidikan. Jika kita lihat pada era milenial saat ini, angka memang tidak dapat menjadi jaminan bahwa seseorang itu bermutu dan memiliki kualitas yang sepadan. Ijazah saat ini hanya sebagai bukti bahwa kita pernah sekolah, bukan bukti bahwa kita berkualitas.
Kita memasuki era dimana gelar tidak menjamin kompetensi, lulusan tidak menjamin kesiapan berkarya dan berkerja, akreditasi tidak menjamin mutu, masuk kelas tidak menjamin belajar.
Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan
Apa ada yang salah dalam sistem pendidikan saat ini? Atau proses pembelajaran yang terlalu monoton, sehingga mematikan keahlian yang dimiliki? Jika benar begitu, maka kita butuh kegiatan lain di luar proses pembelajaran formal untuk meningkatkan kualitas. Menurut penulis, bergabung dengan suatu organisasi merupakan pilihan yang tepat.
Mungkin banyak dari kita yang saat ini sedang mengemban amanah dari berbagai organisasi yang diikuti. Namun, apakah kalian memiliki alasan tersendiri memilih bergabung dengan organisasi tersebut? Atau hanya sebatas bergabung tanpa memiliki alasan yang jelas?
Berorganisasi berarti bersinergi bersama untuk mencapai tujuan, namun masih banyak dari kita yang hanya sebatas ikut-ikutan saja. Padahal, banyak manfaat yang bisa kita ambil dari organisasi. Kemampuan tersebut dibutuhkan di era milenial saat ini dan bahkan tidak kita pelajari secara formal, baik di sekolah maupun di bangku perkuliahan. Berikut beberapa skill yang dibutuhkan di era milenial yang bisa didapatkan apabila aktif berorganisasi.
Complex Problem Solving (Menemukan Solusi atau Menyelesaikan Masalah)
Lika-liku dalam suatu organisasi pasti terjadi, karena itu merupakan bentuk keaktifan dan hidupnya suatu organisasi. Namun, hal itu pun dapat menjadi boomerang jika tidak sampai pada titik temu solusi. Oleh karena itu, di organisasi kita akan belajar cara menemukan solusi dan menghargai keputusan bersama.
Milenial Harus Berpikir Kritis (Critical Thinking)
Dalam suatu organisasi, pasti kita dituntut untuk lebih memahami gerak tujuan atau haluan arah organisasi. Suatu kegiatan yang dibentuk harus berlandaskan pada apa yang ingin dicapai oleh organisasi. Berpikir kritis berarti berpikir secara rasional dan masuk akal, memiliki alasan yang jelas sehingga apa yang dilakukan sampai pada target yang diharapkan.
Organisasi sebagai Wadah Kreatifitas (Creativity)
Pada era millenial saat ini, kreatifitas dihargai dengan sangat mahal. Di masa pandemi ini, banyak organisasi yang memutar otak dan mencari solusi agar organisasi tetap aktif dan hidup meskipun dalam kondisi yang abnormal. Berbagai webinar hingga perlombaan dibuat dengan sekreatif mungkin agar tetap menarik minat dari masyarakat.
Tumbuh dan berkembangnya suatu organisasi tergantung pada kreatifitas penggerak atau anggotanya. Organisasi harus bersifat dinamis dan tidak boleh statis. Karena, statis adalah tanda bahwa organisasi itu mati dan tidak bergerak.
Organisasi sebagai Sarana Mengembangkan Jiwa Kepemimpinan bagi Milenial
ini pasti sudah menjadi hal yang biasa didengar bagi kalian yang sering mengikuti organisasi. Pastinya dibutuhkan seorang ketua yang bisa menggerakkan seluruh anggota. Di organisasi, kita akan belajar cara untuk memimpin diri dan juga memimpin orang lain, belajar cara untuk me-manage people, membuat pola agar organisasi tidak berantakan dan berjalan dengan semestinya. Tentu, ini bukan hal yang mudah. Dibutuhkan jiwa-jiwa pemimpin agar semua yang telah direncanakan dapat tercapai.
Itulah keterampilan yang bisa kamu dapatkan jika aktif dalam suatu organisasi dan skill tersebut akan berguna untuk menghadapi zaman yang makin hari kian berkembang. Cara menghadapi perkembangan zaman ialah dengan hidup dan aktif. Jangan menjadi ikan yang mati diderasnya aliran sungai yang tidak pernah membuat kita sampai pada muara. Namun hiduplah agar kita sampai pada muara yang kita inginkan.
Editor: Nirwansyah
Comments