Sering kali kalau kita menanyakan kepada teman kita yang punya pasangan “kalian pacaran ya?” Lantas ia menjawab “engga, kita ta’aruf.” Setelah beberapa bulan ternyata putus. Nah, sebenarnya ta’aruf dengan pacaran itu sangat berbeda. Akan tetapi, banyak orang yang tidak tahu apa itu ta’aruf dan apa itu pacaran.

Ta’aruf dan Khitbah

Dalam Islam, ta’aruf adalah perkenalan dari sebuah proses syar’i menuju ikatan suci pernikahan. Ta’aruf berasal dari kata ta’aruf – yata’arafu. Artinya, saling mengenal sebelum menuju jenjang pernikahan. Di samping itu, ta’aruf dilakukan sebelum khitbah. Dalam ta’aruf, terdapat beberapa proses yang mesti dilalui. Pertama, permohonan proposal atau bertukar proposal ta’aruf. Kedua, pertemuan secara langsung. Ketiga, melakukan khitbah atau lamaran.

Khitbah adalah prosesi lamaran di mana pihak keluarga calon mempelai laki-laki mengunjungi kediaman calon mempelai perempuan. Dalam pertemuan tersebut, pihak mempelai laki-laki akan mengutarakan permintaannya untuk mengajak sang mempelai perempuan berumah tangga

Pacaran

pacaran bertujuan hanya untuk bersenang-senang tanpa ada ikatan. Berpacaran juga bisa menimbulkan hal-hal yang mungkin merugikan orang tersebut. Hal ini juga dilarang dalam hukum Islam, Tidak pernah dibenarkan adanya hubungan pacaran di dalamIslam. Justru sebaliknya, Islam melarang adanya pacaran di antara mereka yang bukan muhrim karena dapat menimbulkan berbagai fitnah dan dosa. DalamIslam, pacaran adalah haram.

Perbedaan Ta’aruf dengan Pacaran

Ta’aruf itu untuk perkenalan sebelum melakukan pernikahan. Jadi, kalau ada kekurangan di antara pasangan yang sedang ta’aruf dan merasa tidak ada kecocokan, dapat menyudahi ta’arufnya. Hal ini lebih baik dibanding berpacaran yang kemudian putus. Biasanya, orang yang berpacaran hatinya akan merasa sakit bila sudah putus.

Selain itu, ta’aruf itu lebih menguntungkan dari pada pacaran. Ta’aruf diisi dengan bertukar informasi tentang diri sendiri, baik itu tentang pekerjaan dan lain sebagainya. Hal ini lah yang akan menjadikan pasangan lebih mengenal pasangannya.

Oleh karena itu, ta’aruf dengan pacaran itu sangat berbeda jauh. Ta’aruf itu seperti seorang montir yang ahli memeriksa mesin. Bila dikatakan cocok barulah dia melakukan tawar-menawar. Dengan demikian, ta’aruf itu lebih menguntungkan dan lebih baik daripada pacaran. Karena ta’aruf diperbolehkan dalam Islam. Jadi, jangan salah pemikiran kalau ta’aruf itu sama dengan pacaran.

Editor: Nirwansyah

Ilustrasi: JURNALPALOPO.com