Kondisi Indonesia saat ini mirip seperti kabel listrik di tengah pemukiman padat, alias carut-marut gak karuan. Korupsi besar-besaran terjadi di berbagai sektor, mulai dari Pertamina, Perusahaan Listrik Negara (PLN), minyak, dan masih banyak lagi. Selain korupsi, inkompetensi juga marak terjadi akibat “politik balas budi” yang telah menjadi semacam budaya bangs aini.
Polisi dan TNI yang seyogyanya menjadi pengayom dan pelindung bagi masyarakat, justri tidak menunjukkan tugasnya. Hal tersebut terbukti dengan adanya kasus Gamma yang ditembak polisi, Band Sukatani yang lagunya direpresi, dan tantara yang menembak pemilik rental mobil hingga mati. Ditambah lagi RUU TNI yang telah disahkan [adah 20 Maret lalu.
Dengan kondisi negara yang seperti ini, saya membayangkan bagaimana jadinya apabila Umar bin Khattab, Khalifah ke-2 setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq memimpin negeri ini. Karakter Umar yang terkenal tegas dalam memimpin akan membuat kondisi negara ini berbeda. Mari kita bahas!
Koruptor Dihukum Berat
Umar bin Khattab dikenal sebagai sosok yang adil dan tegas dalam memimpin. Ia tak pernah memandang bulu dalam memimpin, termasuk Ketika terdapat orang yang bersalah akan diadili sesuai hukum yang berlaku. Bahkan dalam beberapa riwayat menjelaskan bahwa anak Umar yang Bernama Abu Syahmah pernah dihukum rajam sampai meinggal oleh ayahnya sendiri karena terbukti berzina dengan Wanita Yahudi.
Jadi bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dengan koruptor di Indonesia ini bila Umar bin Khattab memimpin negeri ini. Mungkin seluruh asetnya akan disita, bahkan lebih parahnya para koruptor dapat dimasukkan ke kendang singa. Dengan ini, praktik suap-menyuap akan hilang, sehingga nggak akan ada lagi tambang-tambang illegal yang mengeruk hasil bumi, tapi pribuminya justru melarat.
Takkan Ada Orang Kaya yang Mendapat Subsidi dan Sumbangan
Sudah menjadi rahasia umum kalua banyak orang kaya yang sering mendapat subsidi seperti sembako, uang, atau subsidi BBM. Padahal tujuan adanya subsidi adalah untuk membantu orang-orang yang tidak mampu, bukan membantu orang kaya yang tidak tahu malu.
Umar bin Khattab sebagai Khalifah sering berkunjung atau sidak ke lapangan pada malam hari. Hal tersebut ia lakukan untuk melihat langsung bagaimana kondisi rakyatnya, apakah sudah sejahtera atau belum? Berbeda dengan pejabat di Indonesia yang blusukan hanya saat pemilu saja. Itupun harus disorot belakang, nggak mungkin enggak.
Kalau Umar tahu banyak target bantuan atau subsidi yang salah sasaran, mungkin dia akan marah dan memecat pemerintah daerah setempat. Jadi gak akan ada lagi ibu-ibu yang ngambil bantuan sembako, tapi kalung emasnya udah kaya rantai motor.
Pejabat Flexing Barang Mewah Pasti Digeledah
Kalian pasti sering denger ‘plup-plup tot-tot’ dari mobil pejabat di jalanankan? Ngeselinkan? Apalagi keluarga pejabat yang flexing barang mewahnya. Di Tengah kondisi rakyat yang sengsara akibat ekonomi lesu, pengangguran dimana-mana, eh istri pejabat malah pamer lagi naik jet pribadi. Gimana rakyat nggak muak?
Seandainya Umar bin Khattab jadi pemimpin negeri ini dan tau banyak pejabatnya yang suka flexing barang mewah, mungkin langsung digeledah hari itu juga. Contoh sederhana yang dicontohkan Umar bin Khattab sebagai pemimpin adalah ia pernah memerintah anaknya untuk mematikan lampu saat sedang berbincang karena nyala lampu tersebut menggunakan uang negara. Jadi siap-siap deh pejabat yang suka pake patwal dan lampu strobo dijalan, bukan gak mungkin bakal ditabrak pake tank dari belakang.
Jalanan Mulus Tanpa Kasus Kecelakaan
Masalah jalan rusak dan berlubang udah jadi cerita lama di Indonesia, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Akibat dari jalanan yang rusak dan berlubang ini membuat kasus kecelakaan pengendara cukup banyak banget. Saking banyaknya di Indonesia, jalan rusak dan berlubang semacam menjadi objek wisata yang ada dimana-mana.
Dalam beberapa riwayat, Umat bin Khattab takut dimintai pertanggungjawaban oleh Allah atas nasib seekor keledai yang jatuh akibat jalan rusak. Jadi gak akan ada lagi orang jatuh karena jalan berlubang apabila Umar bin Khattab jadi pemimpin Indonesia. Jangankan nasib manusia, nasib keledai aja beliau pikirin.
Tentu, kita tidak bisa memutar waktu atau berharap Umar bin Khattab benar-benar memimpin negeri ini. Tapi, kita bisa belajar dari kepemimpinan beliau: ketegasan, keadilan, dan keberpihakan pada rakyat kecil adalah hal yang seharusnya diterapkan oleh pemimpin kita hari ini. Kalau tidak, jangan heran kalau Indonesia tetap carut-marut seperti kabel listrik di pemukiman padat.
Gambar: Wikipedia Indonesia
Editor: Pratama
Comments