Sudah rahasia umum kalau netizen bisa jadi serba tahu akan segala hal yang terjadi di negara kita tercinta ini. Nggak jarang media-media mainstream saja kalah berita dengan netizen awam yang bahkan nggak punya keahlian bidang jurnalistik sama sekali. Apalagi netizen Twitter. Wah, saya angkat tangan kalau sudah ngomongin mereka.

Selama saya jadi warga Twitter pun nggak jarang netizen-netizen yang memang aktif pun selalu seliweran. Ada saja bahan yang bisa diviralkan, terutama kasus-kasus yang merugikan. Misalnya saja kasus-kasus penipuan, mulai dari yang receh sampai kelas kakap yang nipunya sudah level dewa, udah pernah kena spill BIN alias Badan Intelijen Netizen ini. Belum lagi kasus-kasus besar yang nggak sekadar penipuan seperti kasus-kasus pelecehan seksual, penganiayaan, atau semacamnya. Netizen ini gercep banget deh kalau menyangkut kenyamanan dan moralitas .

Hebat sih. Salut saya. Ada aja netizen yang rela menghabiskan waktu mereka untuk menggali berbagai informasi tentang suatu kasus. Mulai dari identitas hingga alamat kampus atau tempat kerja pelaku, semua dapat. Hadeh, gila deh. Benar kan saya bilang. Media saja kalah gercep sama mereka. 

Kalau memecahkan kasus-kasus besar saja netizen mampu, apalagi urusan tolong-menolong. Di antara netizen yang ketikannya nggak bisa dijaga, tetap ada juga netizen yang masih berakhlak dan berbudi pekerti luhur. Alias kalau sekalinya ada yang minta bantuan, dijamin deh mereka gercep sekali menyebarkan sampai ke berbagai base yang menampung cuitan-cuitan warga Twitter.

Nggak sampai 24 jam saja tweet bisa viral dan dapat beribu-ribu like, comment, dan retweets. Kadang kalau beruntung bisa jadi trending juga. Saya kadang mbatin bingung, “kok bisa ya”. Ramai sekali sampai lewat timeline saya berkali-kali. Sekuat itu memang kekuatan netizen Twitter kalau sudah bertindak. Damagenya nggak main-main kalau kata anak-anak gaul sekarang.

Aksi Tangkap Penipu oleh Badan Intelijen Netizen

Masih hangat dalam ingatan satu kejadian tentang penipuan. Nah, penipuan ini dilakukan dengan motif empati. Kasusnya kurang lebih seperti ini. 

Jadi, ada salah satu akun Twitter yang mencuitkan tentang keadaan ibunya yang habis ditipu. Ia cerita kalau ibunya adalah seorang penjual kue-kue basah. Begitu. Dia bilang kalau ibunya habis ditipu oleh pembeli yang memesan banyak kue tapi tiba-tiba dibatalkan dan nomornya diblokir oleh si pembeli. Jujur, pertama kali saya baca utasnya saya iba sekali 

Singkat cerita si penipu ini meminta tolong di Twitter dengan embel-embel Twitter please do your magic. Dia meminta agar netizen bersedia membeli dagangan ibunya. Kuatnya netizen memang. Cuitan si penipu berhasil menembus angka ribuan likes, comments, dan retweets. Banyak juga yang akhirnya transfer sejumlah uang pada si penipu dari berbagai domisili.

Coba bayangkan. Beribu-ribu netizen memberikan bantuan berupa uang dan meminta agar si penipu membagikan saja kue tersebut pada orang-orang di jalan. Memang dasarnya nggak tahu diuntung, usut-usut ternyata dia sedang menipu banyak orang. Mana sudah terbongkar masih saja berkelit. Halah lambemu kui.

Sontak saja kasus ini merebak sampai masuk berita sekitar domisili si pelaku. Sampai trending 3 pula! Hadeh. Malu-maluin. Tapi tunggu dulu, semua ini nggak akan terjadi kalau nggak berkat tangan-tangan netizen yang lihai mencari informasi kan? Nggak habis pikir saya dari mana mereka bisa sampai menembus informasi pribadi si penipu.

Bayangkan saja mulai dari akun telegram, email, instagram, alamat rumah, nama kampus, bahkan sampai fakultas tempat si penipu berkuliah. Jujur, BIN saja kalah saya rasa kalau begini caranya. Emang udah paling bener BIN tuh sebetulnya bukan lagi singkatan dari Badan Intelijen Negara, tapi Badan Intelijen Netizen. 

Saya rasa Indonesia sudah tidak perlu lagi yang namanya BIN atau intelijen kelas nasional segala deh. Andalkan saja kemampuan netizen Twitter yang serba lincah begini. Apa itu BIN? Apa itu CIA? Apa itu FBI? Nggak butuh!

Kemampuan netizen dalam mengobrak-abrik segala informasi, saya rasa cukup lah kalau ingin dibandingkan dengan BIN atau badan intelijen lain bertaraf internesyenel sekalipun. Dilihat dari banyaknya kasus selama ini, netizen Twitter bahkan bisa melakukan penggalian informasi kurang dari sehari. Apa tidak tercengang coba. Harusnya bisa sungkem mungkin sudah dilakukan.

Oh, lebih seru lagi kalau mungkin BIN bisa merekrut netizen yang kemampuannya melebihi BIN itu sendiri untuk jadi anggotanya. Bisa jadi nanti nggak ada lagi tuh penyamaran-penyamaran jadi tukang bakso atau nasi goreng karena netizen sudah mengantongi duluan semua informasi tentang kasus yang ditangani. Nggak pakai basa-basi bisa jadi langsung digrebek tempat tinggal pelaku..

Untuk para pelaku kejahatan apapun, hati-hati ya kalian kalau mau melakukan kejahatan dipikir-pikir dulu dong. Ingat-ingat saja netizen Twitter yang cerdas dan lihai siap mengintai. Sereeeemm~

Penyunting: Halimah
Sumber gambar: Liputan6