“Hal yang paling penting adalah menikmati hidupmu, menjadi bahagia, apapun yang terjadi.” – Audrey Hepburn.

Memasuki usia kepala dua rasanya kita mulai dihadapkan pada persoalan hidup yang terus menerus dan masalah datang tanpa henti. Mulai dari masalah yang kecil seperti teman dekat yang sekarang sulit sekali dihubungi, hingga masalah besar yang maha penting seperti urusan finansial dan karir. Tersebab masalah yang menumpuk ini, kita kadang jadi malas melakukan sesuatu, lebih sering murung serta merenung, dan mulai menyimpan berbagai pertanyaan mengenai jati diri dan masa depan. Semuanya berputar-putar dan membuat kepala pening. Ada nggak sih yang juga merasakannya?

Kalau teman-teman merasakan gejala yang tersebut di atas, bisa jadi teman-teman sedang berada di fase quarter-life crisis. Ya, istilah ini populer dalam dunia psikologi. Quarter-life crisis adalah keadaan krisis emosional yang biasanya dialami oleh seseorang berusia 20-30 tahun. Hal ini ditandai dengan adanya gejolak pergesekan batin dengan diri sendiri ataupun lingkungan sehingga menimbulkan masalah, kekhawatiran akan masa depan, keraguan pada kemampuan diri sendiri, dan kebingungan menentukan arah atau tujuan hidup.

Keadaan ini biasanya dipicu dua hal. Yang pertama dari diri sendiri yang merasa belum menjadi apa-apa, khawatir rasanya melihat pencapaian orang lain dan kita masih begini-begini saja. Dan yang kedua, biasanya akibat standartisasi lingkungan yang biasanya mematok kesuksesan seseorang berdasarkan waktu dan usia.

” Kuliah hampir 10 semester kok ga lulus-lulus”

“Anak gadis 25 tahun kok belum menikah. “

Nah, kalau teman-teman sedang berada pada fase ini, ada 3 seni supaya teman-teman bisa menikmati fase quarter-life crisis ini. Yuk simak!

Berdamai dengan Masalah

Seni menikmati quarter-life crisis yang pertama yang teman-teman bisa lakukan di fase ini adalah berdamai dengan masalah-masalah yang datang. Tidak perlu merasa sedih berkepanjangan ataupun merasa menjadi manusia paling menderita di dunia. Toh, setiap orang pasti punya masalahnya sendiri dan setiap masalah yang kita alami pada akhirnya nanti pasti akan memberikan pelajaran yang berharga untuk proses pendewasaan diri kita.

Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah menghadapinya dan berusaha mencari jalan keluar. Sesekali mengeluh boleh, asal jangan keterusan ya. Karena sebenarnya semakin banyak masalah yang mendera kita, maka akan semakin terlatih kita untuk menyelesaikannya. Dan sesuai janji Allah SWT, bahwa tidak ada cobaan atau masalah yang diberikan diluar kemampuan kita.

 “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. la mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”QS al-Baqarah ayat 286

Jadi, mulai sekarang kita harus yakin bahwa setiap masalah pasti punya solusi.

Fokus pada Diri Sendiri

“Your life isn’t your’s if you always care what others think.” -Unknown

Yang kedua, di fase ini kita harus mulai berfokus pada diri kita sendiri, tentang bagaimana mengembangkan minat dan bakat kita, menjadikan diri kita lebih baik dari hari kemarin dan mulai berhenti membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Entah itu mengenai kehidupannya, pencapaiannya atau apapun yang sekiranya hanya membuat kita semakin terpuruk dan merasa tidak berguna.

Hidup bukan perlombaan tentang siapa yang lebih dulu berhasil, tapi tentang bagaimana kita mengambil pelajaran darinya. Sudah saatnya kita mulai memperhatikan dan mensyukuri apa yang ada pada diri kita. Dan nggak pelu ambil pusing tentang omongan tetangga, pembicaraan negatif orang lain akan kita bisa kita jadikan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dengan begitu yakin deh, rasanya hati akan lebih lega dan bahagia.

Mulai Tentukan Tujuan Hidup

“The secret of success is constancy to purpose.” -Benjamin Disraeli

Yang terakhir, pelan tapi pasti kita harus segera menentukan tujuan hidup kita. Kehidupan kita seperti halnya bus, untuk dapat menentukan arah berjalan kita harus punya tujuan yang hendak didatangi. Nah, pada fase quarter life krisis ini kamu bisa mulai menata tujuan hidup kamu, merancang impian apa saja yang ingin kamu capai, baik dalam jangka waktu dekat ataupun jangka yang lebih panjang. Kalau istilah kerennya sih ‘set your goals’.

Barengi dengan usaha yang bisa membawa kamu meraih tujuanmu. Pelan-pelan aja, nggak harus langsung drastis. Asal kamu bisa konsisten dalam menjalaninya, yakin deh kamu pasti sampai ke tujuanmu. Contohnya nih kalau kamu punya tujuan buat lulus kuliah tepat waktu, ya kamu imbangi mulai sekarang. Dari hal-hal kecil seperti datang kuliah tepat waktu dan selalu mengumpulkan tugas dari dosen. Yakinlah lebih baik melakukan perubahan kecil mulai sekarang daripada menyesal di masa yang akan datang.

Tiga seni ini semoga bisa membantu teman-teman menikmati fase quarter-life crisis. Yakin aja, kalau kita bisa melewatinya, kita akan menjadi pribadi yang jauh lebih hebat.