Bagi yang belum tahu, mungkin menulis sebuah buku adalah sesuatu yang terlihat susah. Apalagi kalau diingat-ingat, kebanyakan buku (yang terkenal) memang ditulis oleh orang-orang hebat yang pendidikannya sudah tinggi, atau paling tidak sudah memiliki banyak pengalaman yang tidak dimiliki oleh banyak orang.

Akan tetapi, siapa pun bisa kok menjadi penulis buku. Nggak harus sekolah tinggi-tinggi dulu, atau harus keliling dunia dulu untuk menulis sebuah buku yang bagus. Selama ada niat dan usaha, insyaAllah pasti bisa! Lantas, caranya?

Banyak Membaca Sebelum Menulis

Mau menulis kok malah disuruh banyak baca?Iya. Karena memang itu langkah awal yang tidak boleh terlewatkan kalau kita ingin menjadi seorang penulis.

Kalau ingin menjadi seorang penulis yang baik, maka kita dituntut untuk memiliki perbendaharaan kosa kata yang cukup, mengetahui cara menyusun kata-per kata, dan bisa membuat tulisan yang enak dibaca serta mudah dipahami. Harus diakui, itu semua bisa kita dapatkan hanya dengan banyak membaca.

Silakan membaca buku apa pun yang kalian suka, tetapi akan lebih baik lagi kalau kalian membaca buku-buku yang berkaitan dengan tulisan yang hendak kalian buat, biar sekalian jadi riset. “Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.”

Sebagai contoh, kalian mau menulis buku tentang public speaking. Maka, alangkah baiknya apabila buku-buku yang kalian baca adalah buku-buku tentang pengembangan diri, khusunya tentang public speaking.

Rajin Menulis

Ada satu quote yang menurut saya sangat bagus. “Menulis bukanlah sebuah hobi. Menulis adalah kebiasaan.” Iya. Menulis adalah sebuah kebiasaan.

Semakin kita terbiasa menulis, semakin baik pula tulisan yang akan kita hasilkan. Karena dengan membiasakan diri untuk menulis, secara tidak sadar hal itu akan mengasah kemampuan kita dalam mengolah kata dan menjadikannya tulisan yang enak dibaca.

Pernah bertemu dengan orang yang sangat pintar tapi tulisannya susah dimengerti?

Kemungkinan, hal itu terjadi karena dia kurang terbiasa menulis. Dia memang memiliki banyak informasi di kepalanya, tetapi kemampuannya dalam menyajikan apa yang ada dalam pikirannya belum terasah.

Ide menumpuk, ilmu juga cukup. Namun apa daya, dirinya belum terbiasa menulis. Saran saya, cobalah latihan menulis dari sekarang, walaupun sedikit-sedikit. Tentang apa saja boleh kok, yang penting menulislah sesering mungkin. Tidak perlu banyak, yang penting konsisten. Dengan itu, insyaAllah kemampuan menulis kita akan berkembang dengan sendirinya.

Ingat sabda Nabi ﷺ: “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang rutin dan konsiten (dilakukan), walaupun sedikit.” [HR. Muslim 783]

 Tentukan Pembacamu

Kalau bisa, dari awal sebelum mulai menulis buku kita sudah harus tahu sasaran pembacanya.Hal ini penting untuk menentukan beberapa hal, di antaranya:

  • Menentukan gaya bahasa: kalau target pembacanya anak muda, gunakan bahasa yang lebih santai, dengan tambahan istilah-istilah kekinian.
  • Menentukan pasar: kalau kita ingin buku kita dibeli orang-orang kantoran, maka carilah tema-tema yang relate dan dekat dengan kehidupan mereka.

Pilih Cara Menerbitkan Bukumu

Kalau naskah bukunya sudah jadi, silakan pikirkan mau menerbitkannya dengan cara apa. Secara umum, ada dua cara menerbitkan buku:

Pertama, mengirimkan tulisanmu ke penerbit mayor. Dengan begitu, kamu tidak perlu mengeluarkan modal untuk penerbitan bukumu. Kamu juga gak perlu pusing dengan penjualan dan sebagainya, karena semuanya akan diurus oleh penerbit.

Akan tetapi, penerbit mayor biasanya ketat dalam memilih naskah. Kita juga harus menunggu paling tidak 3 bulan sampai ada keputusan naskah kita diterima atau tidak, bahkan bisa lebih lama dari itu.

Kedua, mengirimkan naskah ke penerbit indie. Penerbit indie di sini bukan penerbit senja, puisi, dan kopi ya. Maksudnya adalah menerbitkan buku secara mandiri.

Kalau takut naskahmu nggak diterima oleh penerbit mayor, lebih baik kirim saja naskahmu ke penerbit indie. Kemungkinan besar akan diterima dan tentunya dengan mengeluarkan sedikit modal. Ada berbagai macam jenis penerbitan indie dengan harga yang beragam, dari 300.000 sampai jutaan juga ada; tentunya dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Dan kalau kita menerbitkan buku kita secara mandiri, kita sebagai penulis juga harus memikirkan bagaimana penjualannya. Tapi tenang, sekarang kan zaman online. Ada banyak sekali cara untuk menjual buku.

Pokoknya masing-masing cara ada plus-minusnya. Silakan pertimbangkan matang-matang sebelum mengirimkan naskahmu. Yang jelas, mulai aja dulu. Biasakan menulis dari sekarang, kalau bisa dibuat target. Misal, 1 hari 1 halaman. Atau satu minggu 5 halaman. Kalau konsisten, tulisan kita bisa menjadi sebuah buku setelah 3 bulan. Lalu tinggal pikirkan bagaimana menerbitkannya. Mudah kan?

Niatkan menulis untuk melatih kemampuan diri, kemudian niatkan untuk berbagi. Dengan begitu, insyaAllah akan dipermudah jalannya oleh Yang Maha Kuasa.

Selamat menulis!

Editor: Nirwansyah

Ilustrasi: SURYA.co.id