Sejak dahulu, sebagian orang yang saya kenal memiliki kebiasaan membaca zodiak atau ramalan bintang dari acara TV yang biasanya tayang seminggu sekali, juga melalui catatan kecil yang bisa di beli di toko buku. Entah bagaimana prosesnya, kebiasaan ini perlahan mulai berubah menjadi sesuatu yang dipercaya kebenarannya. Bukan hanya percaya zodiak sendiri, tapi juga zodiak milik orang lain.
Sebagaimana diketahui, biasanya, zodiak yang diperbarui tiap minggu atau bulan dan ditayangkan di mana pun medianya, berisikan perkiraan asmara/kisah cinta, kondisi keuangan, kesehatan, pertemanan, dan karir seseorang. Ada yang meyakini zodiak hanya untuk diri sendiri, tidak sedikit pula orang yang membaca zodiak untuk mengetahui seluk-beluk dan watak seseorang.
Terlalu Banyak Cocoklogi dan Tidak Bisa Dipertanggungjawabkan
Sebagian orang percaya, bahkan sangat percaya dengan zodiak, tapi, tidak dengan saya. Sebab, bagi saya, dalam zodiak terlalu banyak cocoklogi. Ada yang memang kebetulan sama dan terjadi persis. Ada pula yang dipaksakan untuk sama. Polanya sering kali seperti itu.
Dan di sini permasalahannya. Menjadi seseorang yang meragukan petuah dari setiap zodiak seperti saya, rasanya cukup sulit. Apalagi saya memiliki banyak teman yang percaya bahwa, zodiak bisa jadi penentu kemujuran mereka dalam setiap pengambilan keputusan seperti, karir, keuangan, dan percintaan.
Saya selalu bertanya kepada teman yang antusias membaca zodiak, “Emang betul, kata-kata di zodiak itu mujarab dan setiap keputusan yang dirimu ambil, jadi tepat?” Pertanyaan ini diajukan tanpa maksud mengintimidasi, tentu saja.
Jawaban yang saya terima, selalu saja kurang lebih sama, “Ya, selama isinya positif, memangnya nggak boleh?”
Betul juga, sih. Tapi, bukannya kebanyakan zodiak memang berisikan petuah positif yang itu-itu saja? Kalau pun ada konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan pun, dari sebagian besar yang pernah saya baca, mohon maaf, isinya template. Bahkan, mungkin kita pun memendam pemikiran yang sama.
Tak jarang, zodiak pun dijadikan patokan untuk mengetahui karakteristrik seseorang. Ini yang bahaya dan menurut saya agak nganu gimana gitu. Karena karakterisitik seseorang terlalu kompleks untuk dinilai hanya dari zodiak.
Dalam pelaksanaan psikotes, untuk mengetahui gambaran kepribadian dan karakteristik seseorang saja diperlukan serangkaian tes dan assessmen-nya tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang. Sebab, ada nilai-nilai yang harus dipertanggungjawabkan.
Melalui zodiak, kok bisa-bisanya seseorang langsung melakukan penilaian menyeluruh terhadap orang lain?
Si Azodiaknya Cancer. Orangnya baperan, cemburuan. Hati-hati kalau pacaran sama orang yang zodiaknya Cancer.
Lah, lah, lah. Kok bisa dengan mudahnya menentukan hal tersebut? Padahal, belajar untuk mengenal lebih dekat saja mungkin belum. Bahkan, bisa jadi belum memahami karakter seseorang secara menyeluruh. Kok bisa-bisanya, sih, menilai seseorang dari zodiaknya saja?
Tidak Cukup Hanya dengan Membaca Zodiak
Sudut pandang saya terkait hal tersebut beberapa kali disampaikan kepada teman yang percaya zodiak. Barangkali, ia bisa mendapatkan opini lain dan tidak terfokus hanya pada zodiak saja ketika melakukan penilaian terhadap orang lain. Dan hasilnya, tentu saja ada yang menerima, ada pula yang menolak.
Saya pikir, nggak apa-apa. Perbedaan sudut pandang itu kan hal yang biasa. Yang bahaya adalah memaksakan opini kita diterima oleh orang lain, padahal orang lain pun punya hak untuk beropini. Nggak, saya nggak lagi membicarakan tentang publik figur yang aktif di media sosial itu, kok.
Alasan lain dari seseorang yang mengikuti perkembangan dan percaya zodiak adalah untuk lucu-lucuan. Jika petuah dari zodiaknya beranggapan minggu atau bulan ini bernasib baik, ya disyukuri. Kalau petuahnya sedang tidak menyenangkan ya biarkan saja. Toh, belum tentu terjadi. Namanya juga untuk lucu-lucuan dan nggak perlu dianggap serius, menurut mereka.
Sebagai seseorang yang sangsi terhadap keabsahan dan kevalidan petuah zodiak, dalam memahami karakter orang lain, saya lebih memilih melakukan pendekatan dengan cara mengobrol dan membangun relasi secara perlahan, juga menikmati prosesnya, agar bisa mengenal satu sama lain dengan baik tanpa prasangka, apalagi keterpaksaan.
Tidak peduli apa zodiaknya. Penjelasan dan rinciannya seperti apa, zodiaknya cocok atau tidak dengan zodiak saya. Toh, yang paling penting, ketulusan dalam membina pertemanan, tanpa memandang apa pun, termasuk zodiak.
Comments