Sustainable Agriculture, atau bisa juga disebut dengan pertanian berkelanjutan. Ini merupakan sebuah konsep pertanian yang berorientasi pada keberlanjutan sumber daya pertanian.  Pertanian berkelanjutan juga merupakan sebuah implementasi dari konsep pembangunan pertanian yang berkelanjutan, di mana konsep ini bertumpu pada tiga pilar, yakni: sosial, ekonomi, dan ekologi.

Secara sederhananya pertanian berkelahi dapat dimaknai sebagai bentuk pertanian yang ramah lingkungan, menjaga keberlangsungan alam, dan tentunya tetap memberi keuntungan secara ekonomi dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat yang mengusahakannya. 

Banyak cara dapat dilakukan untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan ini, menggunakan sumber daya alam tak terbarukan dengan hemat dan efisien, pemenuhan kebutuhan pangan yang baik, meningkatkan kualitas sumber daya alam yang mampu meningkatkan nilai ekonomi. Selain itu pertanian berkelanjutan juga dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan bahan kimia dan beralih ke pertanian organik. 

Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia pernah digalakkan revolusi hijau sekitar tahun 70an hingga 80an dengan penggunaan bahan kimia yang masif, penggunaan teknologi secara besarnya, dan penyuluhan yang digiatkan. Usaha revolusi hijau ini tentu bernilai positif dengan kemampuan negara dalam swasembada beras dan dinilai pula sebagai bentuk kemampuan negara dalam memenuhi pangannya.

Namun, dibalik sisi positif ini ada sisi negatif yang pengaruhnya masih ada hingga hari ini. Yakni efek penggunaan bahan kimia yang berlebihan sehingga menimbulkan masalah baru berupa tingginya hama. Dan rusaknya ekosistem sawah. Oleh sebab itu kembali pada pertanian organik sangatlah diperlukan. 

Bertani untuk Sustainable Agriculture dengan menerapkan sistem pertanian organik tentu juga dapat kita lakukan dengan memulainya dari langkah kecil yakni dengan menanam di pekarangan rumah.  Berorientasi pada aspek yang menjadi prinsip pertanian berkelanjutan berupa pencegahan penggunaan bahan kimia, pemenuhan pangan keluarga, dan serta penggunaan sumber daya alam yang hemat tentu bisa kita mulai dari rumah kita masing. Salah satunya ialah dengan melakukan beberapa hal berikut.

Menanam Sayuran Dan Buah Secara Organik

Kita dapat melakukan cocok tanam di rumah dengan memanfaatkan pekarangan seperti menanam sayuran di polybag, atau menanam buah-buahan dengan cara sederhana dan organik. Kita bisa mengurangi penggunaan bahan kimia atau bahkan tidak menggunakannya ketika bertanam di pekarangan rumah.

Penggunaan pupuk misalnya, kita bisa menggantikan pupuk kimia dengan pupuk alami seperti pupuk kandang dan kompos. Dengan menanam di pekarangan kita juga bisa memastikan bahwa sayur yang kita konsumsi benar-benar organik karena hasil tanam sendiri dan langkah kecil ini tentu mampu mengurangi penggunaan bahan kimia yang merusak ekosistem. 

Membuat Hidroponik untuk Pemenuhan Serat dan Pangan Keluarga

Apabila kalian memiliki masalah dengan lahan sempit ketika bercocok tanam. Seperti yang biasa terjadi di daerah urban. Maka, langkah satu ini bisa kalian lakukan. Yakni dengan melakukan pertanian yang memanfaatkan instalasi hidroponik. Instalasi hidroponik sendiri dapat kita sesuaikan dengan space atau ketersediaan tempat yang kita miliki, bisa vertikal maupun horizontal.

Sistem pertanian ini juga sangat cocok untuk anda yang ingin bertanam di rumah namun tidak suka panas dan kotor, hal ini karena sistem hidroponik memiliki dua tipe yakni nft, dimana air senantiasa mengalir sehingga tanaman akan. Benar-benar bersih ketika dipanen dan sistem dft dimana masih ada air yang menggenang sehingga kita tidak khawatir apabila meninggalkan instalasi hidroponik kita ke luar kota, atau aktivitas lainnya. Dengan menanam secara hidroponik kalian juga akan membantu dalam pertanian berkelanjutan karena mampu menjaga kebutuhan pangan keluarga tanpa merusak lingkungan.

Sayur atau buah yang dihasilkan dari menanam secara hidroponik juga lebih segar dan bergizi apabila kalian bandingkan dengan sayur atau buah yang kalian beli di pasar, selain karena fresh juga karena kandungan bahan kimianya yang jauh lebih baik dibandingkan pertanian konvensional. 

Membuat Pupuk Organik dari Bahan Sisa

Langkah berikutnya yang bisa kalian usahakan ketika melakukan cocok tanam di rumah ialah membuat pupuk organik sendiri. Saat ini banyak cara yang bisa kalian terapkan untuk membuat pupuk organik atau nutrisi alami untuk tanaman kalian. Misalnya dengan memanfaatkan limbah dapur untuk pupuk, menggunakan pupuk kandang, atau kalian juga bisa menggunakan air bekas cucian beras untuk menyuburkan bunga, utamanya adalah anggrek. 

Di era digital ini, banyak langkah bisa kalian lakukan untuk tetap eksis bercocok tanam di rumah. Membantu menstabilkan dan menyokong keberlanjutan pertanian yang tentu berimbas pada keberlanjutan sumber daya alam. Dengan melakukan cocok tanam di rumah, kalian juga sudah melakukan langkah kecil untuk membantu pemenuhan pangan keluarga, setidaknya dari segi kebutuhan akan buah dan sayur.

Kalian juga bisa memanfaatkan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan, Instagram untuk bergabung dengan komunitas yang aktif bertani, atau melihat edukasi perihal pertanian. Selain itu ada juga YouTube dan Google sebagai guru yang juga bisa mengajari kalian untuk mampu bercocok tanam dengan baik. Maka, jangan segan-segan untuk memulai bercocok tanam dari rumah sebagai bentuk mewujudkan pertanian berkelanjutan.  

Editor : Hiz

Foto : Pexels