Tentu basic dari misuh itu sendiri tidak ada baik-baiknya, sehingga syarat-syarat untuk jadi “baik dan benar” di sini tentu dalam tanda kutip, yaitu ketika dalam situasi dan kondisi tertentu. Terlepas dari berbagai ribut-ribut soal pelarangan kata anjay, penting untuk kita ketahui bersama bagaimana caranya agar umpatan kita bisa enak diterima dan tidak membuat marah orang lain dan bahkan justru semakin mempererat silaturahmi. 

Lima Kegunaan Misuh

Dalam The Stuff of Thought karya Steven Pinker dijelaskan bahwa setidaknya ada lima kegunaan ketika kita mengumpat: 

Pertama, digunakan untuk tujuan penghinaan yang bisa menyinggung perasaan dari lawan bicara dan bisa merusak sisi emosional dan psikis seseorang. Inilah makna sejati dari mengumpat dan juga yang sering dipandang negatif oleh semua orang, tapi umpatan dalam kategori ini emang benar-benar negatif sih.

Kedua, katarsis. Yaitu ketika kita menggunakan umpatan sebagai pelampiasan dari rasa sakit, baik itu secara fisik atau batin (perasaan). 

Ketiga, disfemistik. Secara gampangnya itu sebuah usaha mengkasarkan bahasa baik itu berupa frase, klausa atau pun kalimat untuk tujuan tertentu. Biasanya digunakan dalam judul-judul berita agar terlihat menarik untuk dibaca.

Keempat, Empatik. Jadi tujuannya adalah agar si pendengar mau mendengarkan dengan seksama, menciptakan penekanan agar bisa menarik penarik perhatian dari si pendengar.

Kelima, idiomatik, digunakan tanpa tujuan khusus dan biasanya dipakai tentu dalam dialog informal. Kategori kelima inilah yang mungkin bisa dikatakan sebagai umpatan yang “positif”.

Dari beberapa kategori di atas, mungkin beberapa ada yang bisa masuk dalam umpatan negatif dan jugs umpatan positif. Kategori pertama jelas itu adalah umpatan negatif karena dari awal tujuannya sudah untuk merendahkan, untuk yang kedua bisa dimasukkan ke umpatan positif dengan catatan diucapkan sendirian atau tidak ada lawan bicara karena memang tujuannya untuk meredakan luka diri sendiri. Ketiga juga bisa masuk dalam positif jika memang tujuannya hanya untuk menarik perhatian, sama dengan kategori keempat; empatik. Sedangkan kelima jika bertujuan bukan untuk menghina, mungkin untuk memperkuat persaudaraan maka masuk ke umpatan positif.

Kali ini saya akan menawarkan syarat-syarat diperbolehkannya misuh yang mungkin bisa digunakan oleh beberapa orang yang sudah ahli di bidang permisuhan:

1. Teman Akrab

Umpatan itu boleh dilontarkan setidaknya pada teman yang minimal mendekati akrab. Karena jika teman maka seringkali berkomunikasi dengan tanpa batasan dan justru bisa membuat hubungan jadi lebih akrab karena sudah tidak terbatas pada hal-hal kaku dan formal. 

Maka dalam hal ini mungkin bisa dikategorikan pada umpatan idiomatik yang sering digunakan pada dialog informal. Contoh: “Woy Suu!!, Raimu sing endi bae, mbokan wis mati” (Woy Njing, dari mana saja kamu, kirain udah mati). Itu merupakan bahasa Tegal, dan dalam tradisi Tegal “Raimu” itu sudah masuk dalam omongan kasar. 

Jika ungkapan tersebut dilontarkan pada orang yang baru kenal dan kebetulan ketemu di tengah jalan, bisa dilempar sepatu kamu.

2. Bukan Gus atau Ning

Saya menggunakan istilah Gus atau Ning ini sebenarnya untuk merepresentasikan publik figur saja sih. Sebagaimana kita tahu bahwa Gus atau Ning itu merupakan sebutan untuk anak seorang Kiai yang notabenenya dijamin akhlaknya dan sebagainya, sehingga mereka benar-benar dituntut untuk menjadi orang yang lurus sekaligus menjadi suri-tauladan bagi lainnya, jadi ya jangan coba-coba memisuhi mereka.

Begitupun kalau kamu turunan ningrat atau termasuk kalangan Gus dan Ning. Tentu boleh-boleh saja kalau mau mbeling, tapi jika sudah wayahnya pasti akan ke-futuh. Kecuali sama teman akrab, silakan misuh-misuh asal tak boleh ketahuan orang lain hehe.

3. Liat Sikon

Ini poin yang paling penting sih. Jangan sampai di acara tertentu atau dalam kondisi yang rame kamu berteriak dengan umpatan kasar, padahal bermaksud memanggil teman akrab kamu yang berjarak beberapa meter sehingga memaksamu untuk berteriak. Bisa-bisa orang salah paham dan tersinggung dengan perkataan kasar kamu. Baiknya umpatan ini dilakukan secara face to face dua orang, kalau bisa sendiri aja deh.

Udah itu aja syarat-syarat misuh. Jangan banyak-banyak nanti kamu mencoba cari alasan pembenaran untuk mengumpat lagi, dasar *****!!!