Tahun 2020 adalah tahun yang cukup sulit bagi sebagian besar penduduk bumi. Meskipun sudah hampir satu tahun, keadaan saat itu masih terngiang-ngiang di kepala, sangat mencekam. Ya, Indonesia mulai kedatangan wabah yang diduga karena virus Covid-19 dari Wuhan, China. Banyak orang yang takut tertular virus tersebut. Sebenarnya, dalam sebuah hadis disebutkan bahwa tidak ada penyakit menular karena semua yang terjadi adalah qadar dari Allah. Meskipun demikian, ada juga loh yang tidak percaya dengan kehadiran penyakit virus Covid-19 sehingga mereka enggan untuk mentaati peraturan-peraturan kesehatan.

Semakin lama wabah melanda, sepertinya masyarakat justru semakin menganggap biasa. Dan yang bikin sedikit kesal, masyarakat yang minta wabah cepat reda, masyarakat juga yang membuatnya semakin lama. Misalnya, daerah kerumunan yang mulai menjamur dimana-mana, jabat tangan juga tak pandang siapapun manusianya. Dan yang sedikit menggusarkan, manusia-manusia tengil yang memakai masker saat sedang dalam perjalanan, tapi saat mulai nongkrong, malah buka-bukaan. Masker jadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya, kan?

Kasus Positif Covid-19 Melonjak

Menurut data dari JHU CSSE COVID-19 Data, total kasus positif Covid-19 per 13 – 26 Januari 2021 di Indonesia sebanyak 165.585 jiwa. Sedangkan di DIY sendiri, pada tanggal 26 Januari kasus positif yang ada sudah bertambah 325 jiwa dan total kasus sudah mencapai 20.000 jiwa lebih . Bukan bermaksud untuk mengulik banyaknya kasus dan memicu pikiran-pikiran negatif. Tapi, apakah kita sudah turut berkontribusi untuk mengurangi kasus yang terjadi? Kalau memang belum bisa membantu tenaga kesehatan, jangan menambah beban mereka. Selalu jaga kesehatan, dan patuhi protokol kesehatan!

Penyakit, Bukan Aib

Semakin melonjak kasus yang ada, berarti yang terpapar virus semakin banyak. Itu artinya, bergejala ataupun tanpa gejala, orang itu sedang membawa penyakit. Kalau memang merasa tidak enak badan, usahakan tetap di dalam rumah dahulu, jangan melakukan kontak langsung dengan orang lain. Dan kalau setelah melakukan tes rapid atau swab menunjukkan hasil yang positif, maka segera lapor kepada satgas setempat, jangan disembunyikan sampai tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya kamu sedang terpapar virus. 

Terpapar virus Covid-19 memang membuat orang lain akan menjaga jarak. Tapi, bukan berarti orang-orang akan selalu menjauh. Terpapar virus Covid-19 adalah sebuah penyakit, bukan aib. Jangan takut dijauhi teman atau siapapun jika sampai mereka tahu bahwa kamu sedang terpapar virus. Justru, dengan banyak yang mengetahui kalau kamu sedang terpapar, penanganan akan lebih mudah. Bantuan juga akan banyak berdatangan. Nantinya akan diterima masyarakat kembali atau tidak, itu urusan belakangan. Yang terpenting, patuhi prosedur ketika sedang terpapar saja dulu.

Pesan untuk Tetangga

Untuk kamu yang memiliki teman atau tetangga yang sedang terpapar virus, beri mereka support. Mungkin bisa melalui pesan WhatsApp atau telepon. Jangan menyebarkan gosip-gosip atau ajakan untuk menjauhi orang tersebut. Menjaga jarak untuk sementara memang betul, tapi bukan berarti harus menjauhi selamanya bahkan sampai menyebarkan gosip yang tidak sesuai dengan kenyataan. 

Seandainya kamu melihat mobil ambulans berhenti di pinggir jalan untuk menjemput pasien covid, bersikaplah biasa. Tidak perlu heboh bahkan sampai membuat story Instagram atau video untuk disebarkan di sosial media lain. Karena menurut pengalaman, hal tersebut sangat menyinggung pihak pasien. Ingat, terpapar virus Covid-19 itu karena penyakit, bukan aib yang harus disebarluaskan!