Siapa yang sudah menonton drama Korea Twenty Five Twenty One?

Saya percaya setiap orang pasti pernah memiliki mimpi atau keinginan yang ingin dicapai. Tapi saya juga percaya tidak semua orang tau, bagaimana caranya bermimpi dengan benar.

Seminggu terakhir ini saya sedang menggandrungi serial drama korea Netflix yang berjudul Twenty Five Twenty One. Drama baru, tapi ndak baru-baru amat karena saya baru menonton ketika semua episodenya sudah selesai tayang. Saya penggemar series drama korea, tapi tidak semua drakor saya tonton. Hanya beberapa drakor dengan tema tertentu saja yang saya tonton.

Sudah cukup lama saya tidak menggandrungi serial drakor. Terakhir drakor yang saya gandrungi adalah Voice, yang bercerita tentang polisi perempuan yang membuat sebuah tim golden time yang memiliki misi penyelamatan korban melalui panggilan darurat. Bagi saya ceritanya sangat apik, karena misi penyelamatannya banyak berhubungan dengan cara berkomunikasi dengan clear.

Nah kali ini saya kembali dibuat tidak tidur karena nonton drakor Twenty Five Twenty One  yang dimainkan oleh Kim Tae-Ri sebagai Na Hee Do dan Nam Joo-hyuk yang berperan sebagai Back Yi Jin. 

Drama korea ini bercerita tentang perjuangan anak SMA (Na Hee Do) yang bermimpi menjadi pemain timnas Anggar, dan perjuangan survive seorang anak konglomerat bangkrut yang putus kuliah (Back Yi Jin).

Dalam cerita ini saya cukup amaze dengan karakter Na Hee Do, dia adalah anak perempuan yang sangat gigih. Na Hee Do digambarkan sebagai anak perempuan yang percaya dengan mimpinya walaupun banyak orang meragukan, termasuk ibunya sendiri. Mimpinya selalu dipatahkan oleh orang-orang terdekat. Namun dia tetap yakin dengan kemampuannya bahwa dia bisa menjadi atlet anggar dan mampu bersaing dengan Ko Yu Ri atlet anggar favoritnya.

Sebagian dari kita pasti relate dengan apa yang dialami oleh Na Hee Do. Ngga jarang mimpi kita diremehkan, dijatuhkan, disepelekan oleh orang lain bahkan oleh orang terdekat kita sendiri. Akhirnya membuat kita ragu dan mengubur dalam-dalam mimpi yang kita bangun.

Kadang kita suka ngga sabaran ketika membahas mimpi, pengennya bisa terealisasikan secepat mungkin, pengen terwujud sesegera mungkin. Padahal bukan begitu cara kerja mimpi.

Dari drama korea ini saya belajar, bahwa mimpi itu bukan seperti kurva melainkan seperti anak tangga, satu persatu. Justru yang perlu dipikirkan adalah gimana caranya kita tau bahwa kita sudah menaiki satu atau dua anak tangga menuju mimpi tersebut. Untuk itu perlu membuat semacam jurnaling atau to do list bahwa kita sudah berhasil melewati titik tertentu.

Dari analogi di atas kita sendiri bisa mengukur, apakah yang kita impikan sudah layak untuk kita dapatkan atau belum? Sudah berapa anak tanggakah yang kita lewati untuk akhirnya sampai di mimpi yang kita inginkan?

Dalam drakor ini sosok Na Hee Do juga digambarkan sering mengalami kegagalan, bahkan waktu kemenangan pertamanya melawan Ko Yu Ri sangat dipertanyakan, Hee Do dituduh menyuap sang wasit. Jujurly pas masuk ke episode ini kerasa nyesek banget sih. Hal-hal semacam ini tu sering terjadi sekitar kita.

Saya akhirnya memahami bahwa ketika kita suka dan mau bermimpi, jangan lupa untuk suka juga dengan prosesnya. Hehe… nulisnya sih mudah, prosesnya tentu saja bikin pengen nangis dibalik bantal.

Sepertinya serial Twenty Five Twenty One ini emang cocok menjadi korean drama masterpiece seperti kata Mbak Meira Anastasia. Selamat menonton. 

Editor: Ciqa

Gambar: Google