Umumnya, ketika ada pengumuman sumbangan dana masuk ke masjid, itu biasanya disampaikan tiap hari Jumat. Saat sebelum memasuki khutbah Jumat, pengurus masjid biasanya membacakan tiap pemasukan dan pengeluaran kas masjid selama satu pekan itu. Tujuannya sih supaya tidak ada unsur kecurigaan, jelas arahnya uang pengelolaan kas masjid, karena tentu sangat fatal jika kas masjid tidak jelas peruntukan dan pertanggungjawabannya.

Oke kita ngomongin kembali soal sumbangan dana ke masjid. Jadi gini, di daerah dekat dengan kosan saya, ada salah satu masjid yang tiap hari mengumumkan nama-nama orang yang menyumbang di masjid itu. Mohon maaf bukan maksud saya menyalahkan masjidnya, atau pun menyalahkan pengurus masjid mengumumkan nama-nama donatur di masjid tersebut. Tetapi, agak terkesan risih sebenarnya kalau tiap hari melakukan seperti itu.

Mungkin saja ada orang yang mengatakan bahwa anggapan saya ini sifatnya subjektif, atau dianggap sebagai orang yang kurang kerjaan, mengomentari pengurus masjid yang mengumumkan donaturnya setiap hari. Tetapi, sejujurnya saya merasa terganggu dan merasa risih mendengarnya jika itu dilakukan setiap hari.

Sebenarnya, bukan hanya sekali dalam sehari sih, bahkan kadang 3-5 kali, itu teringat sekali karena sangat dekat dengan kosan saya. Jadi, berapa pun donatur dalam sehari itu, di situlah juga dihitung berapa kali melakukan pengumuman, ada donatur masuk maka pengurus masjid secara tancap mengumumkannya. Ya, luar biasa sih antusiasnya, patut diacungkan jempol kalau hanya sekedar itu.

Namun, bagi saya yang mengganjal sedikit, kenapa mesti harus tiap hari. Apakah tidak bisa kalau tiap hari Jumat saja, mengikut dengan kebiasaan masjid yang lain, saya pikir itu lebih toleran dan lebih umum. Beruntung sih kalau hanya saya yang merasa gelisah dari tindakan pengurus Masjid yang melakukan pengumuman donatur tiap hari, tetapi jika tidak, lalu gimana kan repot?

Belum lagi ya, jika memang di tempat itu banyak orang yang merasa terganggu konsentrasinya jika tiap jam ada orang yang berbicara menggunakan mikrofon masjid, seperti kasus mengumumkan donatur itu yang saya maksud.

Ditambah lagi, kalau misalnya banyak bumbu-bumbu pembicaraan yang tidak penting disebutkan saat menyampaikan pengumuman, maka orang pun akan semakin risih dan bosan untuk mendengarnya. Sekali lagi bukan maksud saya untuk menyalahkan orang yang mengumumkan nama-nama donatur di Masjid itu ya, hanya saja perlu saling mengertilah.

Kalau pun pengurus Masjid yang mengumumkan donaturnya setiap hari punya  tujuan tersendiri, tetapi bagi saya itu kan bisa disampaikan pada tiap hari Jumat saja, saya pikir akan lebih elegan juga.

Ya, meskipun itu salah satu cara untuk memancing donatur lain untuk ikut  menyumbang, tetapi saya rasa donatur akan tetap menyumbang kalau sudah mau, meskipun tidak berkoar-koar di masjid dan menyampaikan bahwa si A sudah menyumbang, dan si B juga sudah menyumbang. Bukankah soal sumbangan itu mesti datangnya dari dalam hati, bukan malah karena ada apanya, bukan pula karena ingin dikenang, tetapi semata-mata karena ibadah dan keikhlasan.

Walaupun, kondisi masjid yang dekat dengan kosan saya itu sementara dalam proses renovasi, bukan berarti harus juga melakukan pengumuman nama-nama donatur setiap hari. Karena banyak juga lho masjid-masjid lain yang sementara pembangunan dan renovasi, namun aksinya tidak melakukan pengumuman donatur setiap hari, mereka biasa-biasa saja, tanpa ada yang perlu dikomentari.

Semoga saja masyarakat yang juga dekat dengan masjid saya maksud, tidak ada yang merasa terganggu seperti saya rasakan, walaupun saya tidak tahu kebenarannya. Tetapi, jujur saya sendiri merasa risih mendengarnya saat melakukan pengumuman nama donatur sumbangan masjid tiap hari, yang terjadi 3-5 kali. Bahkan biasa terjadi, biar baru pagi-pagi mengumumkan juga jika memang donaturnya ada di waktu itu.

Entah saya yang terlalu berlebihan menilai, ataukah orang yang mengumumkan itu tak mengerti orang-orang di sekitarnya, sehingga kejadian itu terus terjadi. Hanya karena persoalan kebaikan dan kecintaan terhadap masjid, sehingga perbuatannya dapat saja lalai dan lupa kalau ternyata ada pengaruh tak baik yang dilakukan pada orang lain, seakan bahwa tak ada jalan yang salah jika itu untuk masjid.

Editor: Ciqa

Gambar: Google.com