Kecerdasan dan kreativitas dianggap sebagai hal yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Para filosof menyebut manusia dengan al-hayyawan an-natiq (hewan yang dapat berpikir). Lantas, dapatkah kecerdasan manusia dikalahkan oleh mesin? Jawabannya: ya, tentu bisa bahkan beberapa profesi manusia akan digantikan dan sudah digantikan oleh mesin.

Garry Kasparov, juara catur dunia termuda sepanjang sejarah dikalahkan oleh program komputer bernama Deep Blue yang mampu mengevaluasi 200 juta gerakan per detik. FYI, pertandingan ini dilakukan pada tahun 1997, jauh sebelum warga Indonesia mengenal kata “netizen, viral, ampunbangjago, android, bahkan Windows XP.”

Pada tahun 2017, AlphaZero, program kecerdasan buatan milik elit global Google berhasil mengalahkan Stockfish 8 yang sebelumnya menjadi juara dunia antar komputer tahun 2016. AlphaZero menggunakan pembelajaran mesin untuk belajar strategi catur secara mandiri. Anda tahu berapa tahun waktu yang dibutuhkan AlphaZero untuk belajar catur secara mandiri? 4 jam! Oh Tuhan. Berapa usia anda? Sudah bisa apa anda sekarang?

Dalam waktu 4 jam setelah diaktifkan, AlphaZero mampu belajar dan mengembangkan strategi catur secara lebih hebat dibandingkan dengan yang mampu dipelajari oleh manusia seumur hidupnya. Perkembangan kecerdasan buatan yang na’udzubillah ini tentu akan sangat berdampak ke masa depan kita, dan anak-anak kita.

Di masa depan, akan ada beberapa profesi yang hilang karena sudah bisa dilakukan oleh mesin. Bahasa gaulnya: disrupsi. Belum lama ini, semua jalan tol sudah menggunakan e-money untuk pembayarannya. Sehingga ratusan penjaga gerbang tol terpaksa pulang kampung sambil gigit jari. Adapun beberapa profesi yang akan digantikan oleh mesin sebagaimana yang akan dijelaskan berikut ini.

1. Profesi Dokter

Ketika saya bilang ke teman-teman saya bahwa profesi dokter akan terdisrupsi, mereka banyak yang tidak percaya. Bagaimana mungkin profesi yang biaya masuk kuliahnya saja bisa untuk tiga kali nikahan dan hanya bisa dimasuki oleh orang ber IQ setinggi tower Telkom, kok terdisrupsi.

Sebenarnya hal itu mungkin saja mengingat kemajuan kecerdasan buatan yang na’udzubillah seperti dalam dunia percaturan tadi. Pekerjaan dokter selama ini adalah mendiagnosa dan menganalisa penyakit berdasarkan data-data yang diberikan pasien. Berapa suhu tubuhnya, berapa tekanan darahnya, seberapa cepat detak jantungnya, apa yang dia rasakan, dan lain-lain. Ingat, untuk urusan analisa data, kecerdasan buatan jauh lebih jago daripada manusia.

Justru yang mungkin akan bertahan dari gempuran kecerdasan buatan lebih lama adalah perawat. Apa pasalnya? Pekerjaan perawat adalah pekerjaan teknis seperti menyuntik, memasang alat ini dan itu, memberikan motivasi dan senyum termanis yang ia miliki, memasang popok, mengganti air seni, membantu mengganti baju, dan seterusnya yang mungkin akan tergantikan oleh robot, namun masih akan sedikit lebih lama.

2. Guru dan Dosen

Ada tetangga saya, kelas 3 SMA, curhat. Dia lelah karena tugas daring yang mengharuskannya menatap gawai selama berjam-jam. Pandemi memang membawa perubahan yang signifikan. Ingat, perubahan. Banyak orang yang tidak siap dengan perubahan. Akan tetapi, ketika hal yang berubah tadi sudah menjadi kebiasaan, maka ia akan menjadi kebiasaan sampai datang perubahan selanjutnya.

Sekolah dari rumah adalah perubahan baru. Namun, lama kelamaan, ketika semua masyarakat sudah terbiasa, kita akan gandrung dengan sekolah dari rumah dan akan sambat ketika jam 6 harus bangun, mandi, sarapan, pake seragam, diomelin ibu, terus ngebut ke sekolah. Semua hanya soal waktu, hyung.

Ketika hal itu terjadi, peran guru yang merupakan pahlawan tanpa gaji yang pantas itu akan tergantikan oleh kecanggihan power point dan video mbak-mbak cantik Ruang Guru.

3. Profesi Sopir, wa bil Khusus Sopir Mobil

Ketika mobil yang serba ngertiin kita bisa melaju ke tempat tujuan tanpa harus dikemudikan, tidak ada alasan bagi orang-orang berduit yang memelihara mobil itu untuk menggunakan jasa sopir. Termasuk sopir-sopir truk-truk besar industri, jasa ekspedisi yang menjamur, dan lain-lain.

4. Seniman

Mengatakan pekerjaan fisik akan tergantikan oleh mesin seperti penjaga toko, pengisi bensin di pom bensin, penjaga parkir adalah hal yang biasa. Tapi, bagaimana jika saya katakan bahwa seniman juga akan tergantikan?

Namanya AIVA. AIVA adalah salah satu komposer virtual yang lahir di Prancis. Coba dengarkan musik gubahan AIVA di channel YouTube-nya, anda akan kesulitan menemukan perbedaan karya mesin dan karya otak manusia.

Jika kecerdasan buatan bisa menciptakan musik yang indah, maka tidak mustahil ia juga bisa membuat puisi, menulis cerpen, novel, hingga membuat film. Pekerjaan-pekerjaan yang selama ini dianggap sebagai hasil dari kontemplasi dan renungan panjang manusia, dapat digantikan oleh mesin yang sama sekali tidak memiliki emosi.

Jadi, kalian mau kerja sebagai apa? Anak-anak kalian akan dilatih untuk jadi apa? Tenang saja. Akan selalu ada pekerjaan yang sampai kiamat tujuh kali pun tidak akan bisa digantikan oleh mesin. Yaitu, mencintaimu.

Editor: Nirwansyah