Baru saya sadari bahwa banyak orang di sekitar saya, yang memiliki dua nomor berbeda. Yang pertama untuk komunikasi dengan teman kantor dan segala perihal urusan pekerjaaan. Dan yang kedua adalah nomor Telepon untuk menghubungi keluarga, teman semasa kuliah atau sekolah dan urusan pribadi lainnya.
Semakin kesini saya sadar pentingnya hal itu, sebab nggak semua kantor itu memiliki lingkungan yang baik. Banyak juga lingkungan kantor yang toxic dan nggak menyenangkan, satu-satunya hal yang dibutuhkan dan membuat tergantung pada kantor yang seperti itu adalah uang dari gajinya saja. Selain itu, dunia kerja memang jauh berbeda dengan dunia perkuliahan. Nggak semua teman kantor bisa dijadikan teman sepergaulan. Mungkin karena jarak umur antara pekerja satu dengan yang lain cukup jauh, sehingga hal seperti itu bisa terjadi.
Maka dari itu, bagi saya wajib hukumnya seorang pekerja memiliki nomor Telepon khusus kantor dan nomor Telepon khusus pribadi, dengan beberapa alasan sebagai berikut :
- Nggak Dihubungi Saat di Luar Jam Kantor
Banyak sekali bos, atasan atau senior dari berbagai kantor atau tempat kerja yang memiliki loyalitas kebablasan untuk perusahaan. Maksud dari loyalitas kebablasan adalah bekerja di luar jam kantor tanpa dibayar sama sekali. Padahal eman-eman waktu, tenaga dan pikiran yang seharusnya untuk keluarga malah digunakan bekerja, nggak dibayar lagi.
Bos, atasan, atau senior kantor yang seperti itu bakal mendorong bawahannya untuk mengikuti loyalitas kebablasan miliknya. Mereka akan menelpon atau chat WA untuk mengajak bekerja di luar jam kantor, biasanya ajakan tersebut terjadi saat akhir pekan. Maka dari itu seorang pekerja perlu menggunakan dua nomor, agar bisa menonaktifkan nomor Telepon untuk urusan kantor saat di luar jam kerja. Supaya bos, atasan atau senior kantor yang seperti itu bakal kesulitan untuk meminta tolong urusan pekerjaan saat di luar jam kantor.
- Menjaga Privasi di WA
Di era media sosial seperti sekarang ini, ada banyak hal yang seseorang ingin bagikan pada akun media sosial mereka. Mungkin gunanya untuk pamer, berbagi momen kebahagiaan dan lain sebagainya. Akan tetapi, nggak semua orang berhak tau tentang story pribadi milik orang lain di media sosial khususnya WA.
Supaya menjaga privasi WA story pribadi dari teman kantor yang toxic dan atau nyebelin. Maka seorang pekerja perlu memiliki dua nomor. Satu nomor kantor untuk story khusus hal-hal yang berkaitan kerjaan dan satu nomor pribadi untuk story perihal kehidupan sehari-hari. Sebenarnya bisa saja seorang pekerja nge-hide story dari orang-orang kantor toxic tapi capek juga kalau setiap mau bikin story harus nge-hide beberapa akun WA milik orang lain yang jumlahnya nggak sedikit.
- Biar Bisa Sambat Kerjaan di Nomor Pribadi
Nomor Telepon pribadi seorang pekerja selain digunakan untuk membagikan kegiatan sehari-hari atau hal-hal yang bersifat pribadi lainnya. Bisa digunakan juga untuk sambat sekaligus curhat perihal urusan beban kerja, lingkungan kerja dan teman kantor. Jika seorang pekerja sambat kerjaan di story wa pribadinya, hasil sambatanya bisa lebih “liar”, bebas dan membuat hati lebih plong. Ketimbang harus pake nomor kantor, khawatirnya ada teman kantor yang merasa tersindir atas stroy tersebut.
- Terlihat Lebih Profesional oleh Klien atau Rekanan
Dengan nggak memposting story WA terkait hal-hal pribadi di nomor kantor, membuat seorang pekerja akan terlihat lebih profesional di mata klien atau rekanan. Sebab klien itu kerap kali merasa nggak perlu tau atau nggak penting tau segala urusan kerja partner kerjasama mereka. Hal penting yang perlu diketahui oleh klien adalah kinerja dan hasil pekerjaan yang baik serta segala sesuatu terkait perusahaan.
Maka dengan hanya memposting story hal-hal yang berkaitan dengan hasil kinerja baik dari perusahaan atau kantor. Membuat klien akan semakin mengenal perusahaan secara lebih menyeluruh dan mendalam.
Itulah 4 alasan kenapa kita sebaiknya membedakan nomor Telepon kantor dan pribadi? Semoga bermanfaat ya, terutama untuk kamu yang baru mau memasuki dunia kerja jangan sampai menyesal karena sambatan di status whatsapp kamu bocor ke telinga pak bos, wkwk.
Editor: Saa
Gambar: Pexels
Comments