Setiap tahun di bulan April, para nelayan di Indonesia merayakan hari besar mereka. Bukan peribadatan, bukan itu. Yap betul, Hari Nelayan Indonesia. Ada yang tau nggak tanggal berapa Hari Nelayan Indonesia? Yak betul banget bro, setiap tanggal 6 April alias hari ini. Lalu kapan disahkannya hari Nelayan Indonesia pada 6 April ini? Mari simak beberapa data dan fakta menarik di bawah ini!
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar nomor satu di dunia dengan total pulau ±17.000 yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setelah Indonesia, beberapa negara yang lain juga menyusul, seperti Madagaskar, Papua Nugini, Jepang, dan seterusnya. Di posisi ini Indonesia mengambil peran strategis sebagai pemasok ikan terbesar ketiga di dunia, setelah China dan India.
Sebagai pemasok ikan terbesar nomor 3 di dunia, Indonesia patut bersyukur. Predikat tersebut tidak lepas dari peran dan jasa dari para nelayan yang telah melaut, berangkat mulai malam hari dan baru balik ke pesisir di pagi hari. Beban berat yang dipikul oleh nelayan-nelayan kita setiap hari patut untuk kita apresiasi.
Untuk menghargai dan mengapresiasi peran nelayan Indonesia karena telah memenuhi protein dan gizi masyarakat Indonesia, Pemerintah menetapkan setiap tanggal 6 April sebagai “Hari Nelayan Indonesia.” Ente pada tau nggak, kapan Hari Nelayan Indonesia disahkan secara resmi oleh pemerintah Indonesia? Tepatnya pada tahun 1960 atau Orde Baru, Pemerintah menetapkan 6 April sebagai Hari Nelayan Indonesia.
Latar Budaya Nelayan
Latar belakang adanya Peringatan Hari Nelayan ini tidak lepas dari budaya masyarakat kita sendiri yang awalnya merupakan sebuah tradisi di Pantai Palabuhanratu, Jawa Barat. Tradisi ini diisi dengan tarian tradisional dan pelepasan sesajen ke laut sebagai bentuk rasa syukur dan harapan, agar bisa mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak. Namun, di zaman sekarang, peringatan Hari Nelayan Indonesia diisi dengan pelepasan ikan, udang, dan anak penyu di Palabuhanratu.
Dilansir dari data Menteri Kelautan dan Perikanan pada tahun 2012, sekitar 2,75 penduduk Indonesia berprofesi sebagai nelayan. Sementara itu, menurut Badan Pusat Statistik 2014, sekitar 1,5% atau 964.231 rumah tangga di Indonesia mengandalkan hidupnya dari menangkap ikan di perairan umum. Namun, sejumlah 23,79% rumah tangga nelayan tersebut masih tergolong miskin. Itu sebabnya, pemerintah perlu meninjau ulang program-program ekonomi kerakyatan yang berpihak pada nelayan, agar kesejahteraan mereka dapat dijamin.
Eiiitttss, tidak berhenti sampai disitu ya gengs. Ngomong-ngomong, diantara kalian ada yang suka makan kepiting, rajungan atau udang waktu dolan santuii ke Amerika? Kalo kalian tau nih, 20% atau sekitar 10.833 ton (2015) kepiting dan rajungan di AS adalah dari Indonesia. Lalu, 19% atau sekitar 107.000 ton dari 570.000 ton yang diimpor ke AS udang di AS adalah udang Indonesia. Membanggakan tho bapak-ibu nelayan kita?
Lantas anak muda bisa berkontribusi apa sih untuk para nelayan Indonesia?
Apa yang terlintas di pikiran teman-teman? Apakah kita harus ikutan mancing di laut untuk membantu mereka?
Ternyata kita bisa bantu para bapak ibu nelayan dengan cara yang sederhana banget, yaitu menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuangnya secara sembarangan. Ingat noh, jangan seenaknya buang sampah di trotoar, jalan raya, atau sungai karena sampah tersebut akan menghilir sampai ke laut dan akhirnya mencemari kehidupan atau ekosistem laut kita broo.
Mengutip dari UU nomor 7 tahun 2016 tentang pemberdayaan nelayan. Pemerintah Indonesia mengkategorikan pemberdayaan nelayan tidak hanya dari segi seberapa banyak bantuan atau subsidi pemerintah terhadap ekonomi nelayan miskin. Tetapi nelayan, pembudidaya ikan, dan petambak garam membutuhkan lingkungan, iklim, dan cuaca yang bagus serta bebas cemaran. Oleh karenanya geess, waktunya kita membudayakan hidup sehat dari diri sendiri dengan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan, jangan sembarangan ya!
Nggak cuman bantu lewat buang sampah yaa guys, anak muda Indonesia juga harus cerdas biar bisa menggapai tuh cita-cita dan harapannya. Selain belajar, kita juga perlu asupan gizi dan protein yang cukup, yaitu dengan mengonsumsi ikan segar hasil tangkapan laut para nelayan-nelayan kita tercinta, hehehe.
Untuk bapak ibuk nelayan, Selamat Hari Nelayan Indonesia. Semoga para nelayan laut kita diberikan kesehatan dan rezeki yang cukup!
Penulis: Zaidan Ihsani
Ilustrator: Ni’mal Maula
Comments