Apakah kamu atau orang-orang terdekatmu termasuk yang benci aktivis, misalnya feminis, environmentalis, atau aktivis secara umum? Kalau iya, maka kamu nggak sendirian. Fenomena banyak orang benci feminis dan aktivis ini dijelaskan oleh The Week dalam artikel Why people hate feminists, environmentalists, and activists in general.
Banyak Orang Benci Feminis dan Aktivis
Sebenarnya, aktivis seperti feminis dan environmentalis banyak berkontribusi buat kehidupan dan lingkungan kita. Feminis terus berjuang demi keadilan gender, sementara environmentalis terus memperjuangkan biar Bumi kita tetap lestari.
Namun, nggak jarang ada orang-orang yang nggak mau mengikuti kampanye para aktivis tersebut. Bahkan kalau di Indonesia cukup banyak resistensi terhadap gerakan feminisme, dan hal ini nggak pandang bulu, laki-laki maupun perempuan ada yang nggak simpatik dengan gerakan feminisme. Dari dunia medsos, di Twitter juga cukup banyak yang anti dengan aktivis dengan sebutan SJW (Social Justice Warrior). Karenanya, bisa dibilang banyak orang benci feminis dan aktivis secara umum.
Ungkapan ini dibuktikan dengan penelitian yang melibatkan 228 responden di Amerika Serikat yang diminta menjelaskan tentang feminis dan environmentalis. Jawaban yang paling sering ditemui adalah pembenci laki-laki untuk feminis, dan pemeluk pohon atau orang-orang aneh untuk environmentalis.
Selanjutnya, di penelitian lain juga ada temuan menarik masih dari negara yang sama. Sejumlah 140 orang ditawarkan untuk mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan. Sebanyak 1/3 responden diberitahu jika yang mempromosikan gaya hidup eco-friendly tersebut adalah environmentalis ekstrem. Kemudian 1/3 responden diberitahu jika yang mempromosikan adalah environmentalis moderat, sementara 1/3 sisanya nggak disebutkan siapa yang mempromosikan.
Hasilnya nggak mengejutkan. Orang-orang yang tahu jika promotor kebiasaan ramah lingkungan adalah environmentalis ekstrem jadi nggak berminat untuk mengadopsi kebiasaan yang sebenarnya sangat baik bagi lingkungan.
Niatnya mengampanyekan, eh malah ditolak oleh masyarakat.
Keramahan dan Kemudahan
Jadi, berdasarkan paparan dalam artikel yang sudah disebbutkan di atas, penyebab kebencian orang-orang terhadap aktivis seperti feminis dan environmentalis sebenarnya sederhana: Karena nggak ramah dan terlalu muluk-muluk!
Tapi yang harus diingat adalah pandangan orang-orang yang benci aktivis merupakan stereotip alias label dari masyarakat yang melekat. Jika kamu atau para aktivis lain menjadi sosok yang melampaui stereotip, pastinya kampanye atau gerakannya lebih diterima masyarakat.
Akar dari stereotip ini adalah aktivis sering mempromosikan gerakan-gerakannya secara agresif dan dalam waktu bersamaan memandang negatif masyarakat yang nggak sesuai dengan prinsip mereka. Terlebih lagi, para aktivis kan memang mengampanyekan hal-hal yang “nggak wajar” dalam keseharian di masyarakat. Contohnya, di masyarakat yang bergantung pada bahan bakar fosil, environmentalis mempromosikan energi terbarukan. Sementara di masyarakat yang biasanya mengutamakan laki-laki, para feminis mempromosikan kesempatan yang setara buat perempuan.
Sekali lagi, para aktivis dengan gagasannya sangat mungkin memberi kebaikan. Tetapi, kampanye-kampanye perlu dilakukan dengan cara yang bisa diterima masyarakat dengan baik. Sederhananya, para aktivis perlu lebih ramah dan mulai dari kebiasaan-kebiasaan yang ringan. Baru deh, kalau di forum sesama aktivis mau berapi-api nggak masalah, hehehe..
Ingat, jadi aktivis itu bagus. Tapi jangan lupa untuk tetap membumi dan mengajak orang lain dari kebaikan-kebaikan yang ringan, ya!
Editor: Halimah
Comments