Anak muda identik dengan yang namanya senang-senang, bergaul, modis, dan lain sebagainya. Terlebih mengenai prinsip dan gaya hidup, anak muda jaman sekarang memiliki pandangannya tersendiri lho. Jiwa muda yang membara, membuat beberapa orang memilih untuk melakukan suatu hal yang sekiranya dapat memberikan kenyamanan atau benefit yang banyak. Seperti halnya kebutuhan biologis.

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang sejatinya tidak dapat hidup sendirian di muka bumi. Manusia perlu bersosialisasi untuk dapat saling mengenal dan berkomunikasi dalam rangka memenuhi kebutuhan lahiriah maupun batiniah.

Memiliki pasangan di masa muda merupakan salah satu kebutuhan biologis manusia yang saat ini menjadi perbincangan hangat. Berbagai macam pertanyaan, menyelimuti generasi muda sekarang. Apakah memiliki suatu hubungan dengan lawan jenis di masa seperti ini merupakan hal yang penting? Apa yang bisa kita dapatkan dari hubungan yang terjalin tersebut?

Berpasangan merupakan suatu kebutuhan?

Jika kembali pada konteks kebutuhan, memiliki pasangan dapat dikategorikan ke dalam hal baik ataupun hal buruk. Apapun itu kategorinya, tentu hal baik yang diharapkan terlintas dibenak kita. Tidak ada yang salah ketika kita dihadapkan dengan situasi atau lingkungan di mana “berpacaran” itu diwajarkan.

Namun yang salah ialah ketika menghakimi seseorang karena berbeda sudut pandang dengan kita maupun orang lain. Semisal perihal prinsip hidup, kita tidak dapat menilai suatu hal dengan mata telanjang. Karena hal tersebut haruslah dikaji lebih dalam agar tidak salah paham.

Terlebih mengenai prinsip berstatus jomblo. Tidak semua anak muda ataupun dalam rentang umur sekian, bisa memilih dan bisa melakukannya. Tidak pula kita dapat mendiskriminasi bahwa kejombloan merupakan sebuah kesalahan bahkan sebuah aib di masa sekarang ini.

Kesendirian tidak melulu berkaitan dengan kesepian, kemurungan, kesedihan, dan sebagainya. Sebaliknya, mindset kesendirian dapat kita ubah dengan suatu hal yang positif. Berikut beberapa alasan seseorang memutuskan untuk berstatus jomblo.

Jomblo merupakan sebuah keputusan

Hal pertama yang harus ditekankan dalam diri seseorang ketika menentukan suatu prinsip ialah harus meyakini secara penuh apa tujuan dari sesuatu yang ia lakukan.

Ketika memilih makanan untuk sarapan, tentu kita akan memilah dan memutuskan terlebih dahulu, menu apa yang akan kita makan sebelum kita benar benar akan memakannya. Sama halnya seperti memilih untuk berstatus jomblo. Sejatinya, jomblo bukan sebuah keputusan, melainkan sebuah pilihan. Pilihan yang benar-benar kita pilih untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Fokus mengejar impian

Setiap orang tentu pasti memiliki impian. Untuk mewujudkan hal tersebut tentu perlu usaha dan doa yang beriringan. Dalam proses usaha yang dilakukan, tidak jarang mengalami naik turun. Dukungan orang sekitar dan diri sendiri, menjadi benteng utama dalam mengatasi hal tersebut.

Salah satu hal yang menjadi bagian penting dalam proses perjalanan kehidupan kita yakni seperti pasangan. Memilih untuk berpacaran atau menjalin hubungan dengan lawan jenis, merupakan salah satu cara dalam membentuk sebuah ‘kekuatan dukungan’ untuk semangat dalam mencapai hal hal baik dalam impian kita.

Lalu apakah bagi para jomblowers, akan kurang motivasi mengejar impian ketika ia mejomblo? Sangat tentu tidak. Justru kejombloan yang kita pilih saat ini, dapat menjadi alasan untuk dapat serius dan lebih fokus mengejar impian.

Ketika menjomblo, kita tidak perlu bersusah susah atau sesering mungkin mengabari pasangan. Kita dapat mengubah hari hari sibuk atau luang menjadi waktu yang sangat berharga untuk fokus mengejar impian.

Prinsip: memilih untuk hubungan yang serius

Tak jarang kita temui beberapa orang yang memiliki ‘pandangan’ berbeda terkait pacaran atau hubungan antar lawan jenis lainnya. Bagi beberapa orang, menjalin hubungan dalam konteks pacaran dapat dikategorikan kedalam “hubungan yang belum tau arahnya kemana”.

Namun sebaliknya, beberapa kasus menjomblo meskipun dikatakan ‘sendiri’, ia memiliki tujuan dan prinsip yang patut kita tiru. Ketika kita memilih untuk ‘sendiri’ bagi sebagian orang merupakan waktu yang dapat digunakan sebagai moment perbaikan diri.

Prinsip untuk memilih menjomblo, bukan berarti ia tidak ingin menjalin hubungan dengan lawan jenis. Berbeda jalan, menjomblo dimaksudkan untuk lebih dapat membawa kita kedalam hubungan yang ‘pasti’.

Ketika kita memutuskan untuk mengejar hubungan yang pasti, hal tersebut membuat kita terhindar bahkan dijauhkan dari lingkar hubungan yang hanya membuang buang waktu, tanpa kepastian, bahkan merugikan kita dari berbagai aspek.

Melihat pilihan-pilihan di atas, masihkan kita malu dan sungkan memutuskan untuk menjomblo?

Perlu ditekankan kembali bahwa jomblo bukan sebuah keputusan yang memang ditetapkan kepada kita. Namun jomblo merupakan sebuah pilihan yang benar benar kita pilih dan jalani dengan senang hati.

Yuk kita coba isi masa muda dengan hal-hal positif, fokus mengejar mimpi, dan menjadi insan manusia yang dapat memberikan manfaat kepada manusia lain. Berstatus jomblo bukan berarti nggak laku, karena faktanya, kita memang sedang tidak berjualan atau berdagang.

Editor: nawa

gambar: seruni.id