Beberapa waktu lalu saya tidak sengaja membuka akun Tiktok pribadi. Memang saya sangat jarang aktif di aplikasi Tiktok. Mungkin hanya sekitar dua jam dalam seminggu untuk menonton video lewat Tiktok. Berbagai video saya tonton, namun ada satu video yang mencuri perhatian saya. Video tersebut berisi tentang pelajaran yang dianggap tidak penting di sekolah.
Untuk sebagian orang mungkin menganggapnya sepele. Tapi tidak berlaku dengan saya atau sebagian dari kita. Hal yang paling membuat saya jengkel adalah ketika pemilik akun tersebut menyebut “Bahasa Indonesia”. Dengan kata lain, pemilik akun tersebut menganggap Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang tidak penting di sekolah.
Melihat perkara ini, membuat saya teringat dua kalimat yang pernah diucapkan oleh salah satu dosen saya. “Kalian itu jangan terlalu menganggap enteng Bahasa Indonesia. Jangan sampai kalian malah meremehkan Bahasa Nasional dan lebih mengagungkan bahasa asing,” kurang lebihnya beliau berkata seperti itu. Jujur saja, dulu saya menganggapnya sebagai kalimat persuasif dalam materi perkuliahan. Tapi makin lama kenapa kalimat itu makin berasa?
“Apakah benar kita sedang meremehkan Bahasa Nasional kita sendiri?”
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang dipilih sebagai bahasa nasional. Bahasa ini sudah lama ada sejak negara tercinta kita ini merdeka. Lalu, bagaimana membuktikan bahwa kita meremehkan bahasa nasional atau tidak? Mari kita buktikan lewat tulisan.
Kata Baku
Kata baku adalah hal paling dasar yang kita pelajari sewaktu sekolah. Bahkan di jenjang perkuliahan saya juga mendapat materi kata baku. Kata baku merupakan sebuah kata yang pemakaiannya disesuaikan pada pedoman atau kaidah bahasa yang sudah ditentukan. Namun kenyataannya, banyak orang yang masih salah dalam penggunaan kata baku. Banyak dari mereka masih menulis menggunakan kata tidak baku.
Terlebih lagi, saya baru sadar banyaknya artikel yang ternyata masih menggunakan kata tidak baku. Waduh… artikelnya sudah tayang di portal online, tapi bahasanya kacau? Apa kabar artikel saya yang juga sudah tayang dan ternyata bahasa saya juga kacau? Mungkin lebih baik lagi smartphone kita harus terinstal aplikasi KBBI. Tujuannya ketika kita menulis artikel bisa menggunakan bahasa yang benar.
Penggunaan bahasa yang tepat sangatlah penting dalam penulisan. Sebagaimana bahasa pada umumnya terdapat dua jenis. Dua jenis bahasa tersebut adalah bahasa formal dan tidak formal. Pada umumnya, bahasa formal digunakan pada saat kegiatan resmi, akademis dan sebagainya. Sedangkan bahasa tidak formal sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Huruf Kapital
Siapa di sini yang sering salah atau lupa dalam penulisan huruf kapital? Atau terkadang lupa menulis nama atau sapaan orang menggunakan huruf kecil? Wah.. wah… wah…
Penggunaan huruf kapital kelihatannya memang sepele dalam penulisan. Padahal kenyataannya sangat berpengaruh lho terhadap kualitas pemakaian bahasa. Kapan sih, kita harus menggunakan huruf kapital dalam penulisan? Pada dasarnya, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata termasuk unsur bentuk ulang sempurna.
Huruf kapital ini digunakan dalam nama orang, negara, lembaga, badan organisasi, atau dokumen. Namun tidak digunakan dalam kata tugas seperti “di, ke, dari, dan, yang, dan untuk”. Huruf kapital juga digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan. Seperti bapak, ibu, kakak, adik, serta ungkapan lain yang digunakan dalam sapaan atau pengacuan.
Tanda Baca
Poin terakhir ini sempat mengingatkan saya pada salah satu artikel dari sobat milenialis. Artikel tersebut ditulis oleh Ade Vika, tentang tips agar tulisan dilirik redaktur media. Saya sangat setuju dengan poin penulisan ejaan dan kosakata yang dibahas dalam artikel tersebut. Ejaan dalam tulisan memang sangat penting, apalagi penggunaan tanda baca pada tulisan.
Kalian harus sangat mengerti, salah penempatan maupun penggunaan tanda baca dalam menulis, bisa memiliki makna kalimat yang berbeda. Kalian pernah nggak, mengalami kebingungan dalam menafsirkan arti kalimat? Salah satu penyebab utamanya karena penempatan dan penggunaan tanda baca. Dikutip dari wikipedia, tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur atau organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
Jadi, apakah kita memang sedang meremehkan Bahasa Nasional atau Bahasa Indonesia? Saya rasa, setiap kita memiliki jawaban masing-masing. Yang kedua, apakah benar Bahasa Indonesia adalah pelajaran sekolah yang tidak penting? Jawaban saya, kita orang Indonesia, lahir dan tumbuh di Indonesia, bahasa kita Bahasa Indonesia. Jadi kita sangat wajib mempelajari Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional.
Comments