Meskipun saya adalah anak yang lahir dan besar di Cikarang tapi saya nggak bisa membohongi bahwa darah keturunan saya berasal dari suku Jawa. Bapak saya adalah seorang yang berasal dari salah satu daerah di Cilacap Barat. Sampai saat ini pun, saya masih sering mudik ke rumah mbah saya yang berada di salah satu kecamatan Kabupaten Cilacap.
Tuhan sepertinya nggak mengizinkan saya untuk melupakan darah keturunan saya sebagai suku Jawa. Walaupun saya nggak bisa bahasa Jawa sama sekali sampai lulus SMA tapi saya “dipaksa” bisa bahasa Jawa oleh takdir yang membuat saya kuliah pada salah satu Perguruan Tinggi di Semarang. Bukan cuma itu saja, istri saya adalah orang asli dari daerah Cilacap Barat dan masih tetangga kecamatan dengan mbah saya.
Disini saya ingin sekali bercerita ketika saya masih masuk usia sekolah, dimana dunia yang saya ketahui hanya tentang Cikarang dan sekitarnya. Begitu terkejutnya saya setiap mudik ke rumah Mbah terutama dalam hal kulinernya. Berikut adalah culture shock yang saya rasakan ketika kulineran di daerah Cilacap Barat, sebagai berikut :
1. Tempe Dages yang Berwarnaan Kehitaman
Tempe merupakan salah satu makanan favorit orang-orang di Indonesia terutama orang Jawa. Bahkan sampai saat ini, saya selalu memasukan tempe sebagai salah satu makanan wajib dibeli ketika belanja mingguan di pasar. Walaupun saya sekarang merantau dan tinggal di Sulawesi, yang harga ikan lautnya cukup terjangkau.
Ngomong-ngomong tentang tempe, ada varian tempe yang cukup unik dari Cilacap. Nama tempe tersebut adalah tempe dages, bahan dasar dari tempe dages adalah ampas tahu. Bukan kedelai seperti tempe-tempe pada umumnya.
Hal lain yang membedakan tempe dages dengan tempe biasa adalah warnanya yang kehitaman atau gelap. Walaupun saya sempat janggal ketika pertama kali mencicipi tempe dages karena rasa dan warnanya berbeda dari tempe pada umumnya. Lama kelamaan saya menikmatinya sebagai salah satu kudapan khas dari Cilacap.
2. Lotek Khas Cilacap yang Menggunakan Kembang
Jika saya hanya memakai perspektif dulu sebagai anak Cikarang, lotek saya anggap sebagai makanan yang mirip dengan gado-gado (makanan khas betawi) atau karedok (makanan khas sunda). Akan tetapi setelah saya main agak lebih jauh, ternyata lotek di Cilacap paling mirip dengan pecel.
Yang membedakan lotek Cilacap dengan pecel yang saya temui di Semarang adalah komponen bahan bakunya. Ada salah satu komponen dari lotek yang nggak bakal ditemui pada pecel. Komponen tersebut adalah kembang turi, meskipun belakangan saya tau kalau kembang turi bisa dikonsumsi.
Hal itu tetap tak mengurangi keheranan saya, kenapa kembang turi bisa masuk ke dalam suatu makanan yang nyaris semua komponennya adalah sayur. Emang si kembang turi ini nggak malu ya kalau dia satu-satunya yang beda diantara komponen lotek yang lain ?.
Jujur saya kurang suka dengan keberadaan kembang turi di dalam lotek khas Cilacap. Makanya setiap memesan lotek disana, hal yang menjadi catatan pertama untuk penjualnya adalah nggak pake kembang turi.
3. Lontong Tanpa Isi
Lotong yang saya temui di daerah Cilacap adalah makanan yang paling sering nge-prank saya. Setiap saya makan lotong di Cilacap, entah yang disuguhkan oleh tuan rumah atau saya beli di terminal, selalu nggak ada isinya. Dan bodohnya, saya selalu lupa bahwa lontong di Cilacap itu memang nggak ada isinya.
Oleh karena itu, cara menyantap lontong di Cilacap wajib didampingi oleh tempe mendoan. Sedangkan lontong yang dijual pada berbagai daerah di Cikarang dan sekitarnya biasanya memiliki isi. Biasanya isian lontong di Cikarang adalah oncom atau kentang dan wortel.
4. Tempe Mendoan Dingin yang Letoy
Sebenarnya tempe mendoan bukan hanya dijual di daerah karisidenan Banyumas saja (termasuk Cilacap). Saking terkenalnya kelezatan tempe mendoan, banyak juga penjual tempe mendoan di Cikarang dan berbagai daerah Jabodetabek lainnya. Bedanya tempe mendoan di Cikarang nggak cuma menjual varian tempe yang digoreng setengah matang saja (original) tapi menjual pula yang varian tempe mendoan digoreng sampai garing.
Walaupun lezat, saya pernah beberapa kali merasa kecewa sekaligus kaget saat membeli tempe mendoan pada terminal tertentu di Cilacap Barat. Pasalnya si penjual biasanya masuk ke bus dan menawarkan mendoan hangat ke saya dan penumpang lain. Setelah saya beli mendoannya, yang saya terima malah mendoan dingin yang sangat letoy. Bagi saya kenikmatan tempe mendoan bakal berkurang secara drastis, jika dikonsumsi sewaktu sudah dingin.
Begitu sekiranya pengalaman saya sejak bocah sampai sekarang ketika menikmati kudapan khas Cilacap. Sebenarnya masih banyak lagi makanan khas lain yang cukup lezat dari Cilacap seperti salah dua contohnya adalah sale dan lanting.
Editor : Faiz
Gambar : Google
Comments