Berbicara soal investasi selalu identik dengan hal-hal berbau material seperti uang, emas, dan logam mulia. Jarang orang-orang memilih berinvestasi untuk diri sendiri, apalagi ketika harus mengocek pundi-pundi rupiah yang jumlahnya tidak sedikit.
Di sini saya ingin berbagi pengalaman menginvestasikan rupiah untuk diri saya sendiri, salah satunya dengan datang ke psikolog. Masih banyak yang mengira bahwa datang ke psikolog berarti punya masalah kejiwaan yang diartikan sebagai gila, atau yang lebih sering saya dapati adalah tanggapan bahwa datang ke psikolog dihubungkan dengan kurang beribadah.
“Lu kan punya Allah ngapain dateng ke psikolog” begitu kira-kira kalimat yang sering terucap bahkan dari orang terdekat. Cukup bikin telinga panas sebetulnya tapi ndakpapa, anggap saja mereka belum tau manfaat yang didapat setelah datang ke psikolog.
Singkat cerita saya datang ke psikolog sekitar awal tahun kemarin. Saya mengalami moodswing cukup parah, nggak fokus sama kerjaan. Sehingga menurunkan tingkat produktivitas saya dalam bekerja.
Sama seperti halnya ketika mengalami sakit fisik yang datang ke rumah sakit mau mengobati panu misalnya, pergi ke psikolog juga perlu tau sebetulnya apa yang mau diobati. Pada waktu itu yang saya ingin obati adalah saya menjadi tidak produktif karena mood swing.
Saya datang ke salah satu psikolog yang ada di Jogja, awal-awal ya janjian seperti biasa dan membahas tentang paket konseling yang disediakan. Untuk harga sendiri berbagai macam ya, beda psikolog juga beda harga. Setelah memilih paket lanjut ke mengatur jadwal konseling yang disepakati.
Setelah semuanya sepakat, barulah memulai healing yang sebenarnya. Healing yang bukan jalan-jalan, healing yang isinya nggak foto-foto tapi malah nangis-nangis di kamar.
Saat sesi konseling, psikolog sebetulnya lebih banyak mendengarkan apa yang kita rasakan. Awal-awal kita akan banyak di-trigger dengan berbagai pertanyaan, dan kita tinggal jawab saja dengan jujur sejujur-jujurnya.
Saya pun menyadari bahwa sebetulnya psikolog tugasnya membantu menguraikan masalah, mereka membantu melihat masalah yang kita alami dengan lebih objektif dan rasional. Karena dalam situasi kalut kita sulit melihat masalah secara rasional, untuk itu psikolog hadir membantu dalam menguraikan masalah.
Dari permasalahan yang kita utarakan, psikolog akan membantu memilah dan mencari akar masalahnya. Biasanya reaksi emosi yang keluar dari diri kita berasal dari pengalaman masa lalu.
Moodswing yang kemarin mengganggu produktivitas saya pun akarnya dari pengalaman masa kecil. Waktu saya masih kecil kurang mendapat perhatian cukup, karena orang tua sibuk bekerja dari pagi sampai malam, sehingga reaksi yang muncul dari dalam diri saya adalah mencari perhatian.
Saya jadi ingat waktu kecil sering kabur ke rumah teman sampai berhari-hari yang akhirnya membuat orang tua khawatir. Dari pengalaman itu akhirnya menjadi memori dalam alam bawah sadar, bahwa kalau ingin mendapat perhatian dari orang lain dengan cara membuat masalah atau kabur.
Hal-hal semacam ini terjadi begitu saja, kadang kita pun tidak menyadarinya. Jadinya malah cenderung menyalahkan orang lain. Untuk itu datang ke psikolog menurut saya menjadi sesuatu yang perlu dilakukan, karena membantu kita untuk lebih mengenali diri sendiri.
Selain dibantu menguraikan masalah, kita juga akan diberikan semacam metode-metode untuk memitigasi dan menenangkan diri ketika ada hal-hal yang tidak menyenangkan datang ke dalam kehidupan kita.
Kalau dari pengalaman masa kecil saya sendiri tidak pernah mendapatkan pelajaran emosi, apalagi cara mengendalikan emosi. Untuk itu datang ke psikolog merupakan investasi terbaik untuk diri sendiri.
Editor: Saa
Foto: Pexels
Comments