Bagi banyak orang, Ramadan adalah momen meningkatkan ibadah individu. Di bulan suci Ramadan, selain berpuasa, umat Islam dapat meningkatkan frekuensi salat sunnah, bersedekah, hingga membaca Al-Quran. Namun, di samping meningkatkan religiusitas, ada juga kebiasaan-kebiasaan kecil yang bisa kita budayakan dan biasanya sulit dibangun di luar Ramadan. Betul, Ramadan adalah peluang emas untuk membangun kebiasaan kecil.

Ada beberapa waktu yang bisa dipilih untuk membangun kebiasaan kecil yang kita inginkan. Pertama, setelah salat subuh. Kedua, jam makan siang. Ketiga, sore hari setelah salat ashar. Keempat, setelah salat tarawih.


Menata Pola Makan & Minum
Puasa adalah ibadah inti di bulan Ramadan. Selain bernilai ibadah, puasa terbukti dapat membantu tubuh untuk “istirahat” mencerna makanan sejenak. Karena memang setiap hari sepanjang tahun tubuh kita nggak pernah istirahat mencerna makanan. Karena dua tujuan puasa ini, semestinya kita bisa menata pola makan. Bukan malah makan dan minum berlebihan saat sahur dan berbuka.

Urusan menata pola makan ini bisa kita mulai dengan hal-hal kecil, misal minum air putih 8 gelas sehari buat kamu yang susah minum air putih. Atau bisa juga dengan mengurangi asupan karbohidrat. Mungkin juga dengan membiasakan makan buah dan sayur, sembari membatasi konsumsi gula di angka 20-30 gram per hari.

Makan dan minum di luar bulan Ramadan rasanya biasa saja. Tapi di bulan Ramadan makan dan minum adalah satu hal yang spesial, karena dari pagi sampai petang kita berpuasa. Maka, alangkah baiknya kalau kejadian spesial ini kita perhatikan untuk mengatur pola makan lebih baik dan seimbang.


Baca Buku dan Menulis
Banyak orang ingin punya kebiasaan membaca dan menulis. Tapi nggak jarang mereka sulit membiasakan untuk baca buku dan menulis. Penyebabnya sebenarnya sederhana: kurang pengulangan. Maka Ramadan ini dengan beberapa waktu yang cenderung “kosong” dibanding hari biasa, bisa jadi peluang kita membangun kebiasaan baik.

Misalnya, setelah salat subuh. Sebaiknya, kita menunggu setidaknya satu jam jika ingin tidur, agar makanan “turun” terlebih dahulu. Nah, waktu menunggu ini bisa kita gunakan untuk baca buku beberapa halaman, atau menulis 100-300 kata di blog pribadi. Pengulangan dari kebiasaan ini bisa dilakukan misalnya di 10 hari terakhir Ramadan. Kalau diterapkan, saat lebaran bisa jadi kita sudah punya 10 tulisan pendek yang menarik atau menyelesaikan membaca satu buku!


Olahraga
Kebiasaan yang satu ini juga diinginkan banyak orang, tapi susah memulai apalagi merutinkannya. Nah, James Clear dalam buku Atomic Habits punya tips kecil: mulai membiasakan olahraga selama dua menit. Iya, dua menit saja.

Misalnya dua menit setelah salat subuh, dua menit saat jam istirahat siang, dua menit setelah salat ashar, atau dua menit setelah salat tarawih. Mengapa dua menit? Agar kita merasa sebuah kebiasaan itu mudah. Setelah sudah biasa, baru deh frekuensinya ditingkatkan pelan-pelan. Lagian, kalau sudah terbiasa, ngga mungkin juga kan kita merasa cukup dengan olahraga selama dua menit saja..


Menekuni Hobi dan Meningkatkan Skill
Makin ke sini, aku liat-liat di medsos makin banyak hobi menarik. Mulai dari memasak, main alat musik, desain, menggambar, edit video, merangkai bunga, sampai bikin konten iseng-iseng untuk medsos. Nah, semua itu juga bisa kalau mau mulai dibiasakan di bulan Ramadan. Lebih dari itu, skill-skill penting seperti bahasa Inggris, microsoft excel, copywriting, sampai coding juga bisa kita kembangkan selama Ramadan ini.

Jangan salah, 10 hari sepertinya singkat, tapi cukup untuk dapat menguasai skill, aktivitas, atau hobi tertentu. Dalam video TEDx Talks berjudul The first 20 hours — how to learn anything Josh Kaufman menyebutkan kalau kita mau belajar sesuatu dari nol sampai “menguasai cukup baik” kita hanya butuh 20 jam!

Maka tinggal hitung saja, misalnya dua jam setiap hari dalam 10 hari terakhir di bulan Ramadan kita alokasikan buat menekuni hobi dan mengembangkan skill, bakal sangat terasa efeknya setelah Ramadan nanti.


Syarat Membangun Kebiasaan Kecil
Nah, kembali lagi ke buku Atomic Habits, untuk membangun kebiasaan kita harus: 1) menjadikannya kelihatan, 2) menjadikannya menyenangkan, 3) menjadikannya mudah, 4) menjadikannya memuaskan.

Misal kita mau membiasakan olahraga, maka kita perlu mulai dari memilih waktu yang tepat dan memulai dengan durasi yang singkat. Selanjutnya kita juga perlu mencari lingkungan atau orang yang mendukung kebiasaan baik kita. Selain itu, membuat to-do list setiap hari dan mencentang setelah kita olahraga juga dapat memberi kepuasan setelah kita melakukan aktivitas itu.

Contoh selanjutnya sebutlah menulis setiap hari. Kita mulai dengan yang mudah seperti cerita-cerita ringan dan singkat. Selanjutnya kita tambahkan gambar sehingga enak dilihat dan kita publikasikan ke blog pribadi. Setelah dipublikasikan, bagikan ke teman atau orang-orang yang berkenan membaca dan memberikan review, sehingga kita merasa terbantu dan puas ketika dibaca orang lain serta mendapat feedback.

Sebaliknya, bagi kebiasaan buruk atau hambatan-hambatan yang menghalangi kebiasaan baik kita harus menerapkan prinsip: 1) menjadikannya tidak terlihat, 2) menjadikannya sulit, 3) menjadikannya tidak menarik.

Misalnya kita punya kebiasaan buruk terlalu lama menggunakan gawai dalam sehari, maka yang bisa kita lakukan adalah mematikan notifikasi dan menggunakan “focus mode” yang ada dalam smartphone terkini. Atau bisa juga dengan meminta orang-orang terdekat mengganti password secara berkala dan baru memberitahu setelah target tertentu tercapai, mungkin juga dengan menaruh smartphone di ruangan lain ketika kita harus fokus melakukan sesuatu.

Jika hambatan yang ada adalah kita terlalu mudah ketiduran, maka yang mungkin dilakukan adalah memisahkan tempat kerja dan tempat tidur, memindahkan posisi kasur sampai tidak terlihat, hingga memiliki meja dan kursi khusus. Detail-detail kecil semacam ini yang terbukti mendukung kita dalam menjaga kebiasaan-kebiasaan baik.

Ulasan ini hanya contoh, dan mungkin banget disesuaikan dengan kebiasaan yang teman-teman inginkan. Jadi, mumpung Ramadan, kapan mau mulai membangun kebiasaan-kebiasaan kecil yang baik? 🙂

Foto: Pexels

Editor: Saa