Sebagai insan yang pernah merasakan getirnya kalimat “Jangan putus asa dan tetap semangat!” alias gagal lolos SBMPTN, saya tergerak untuk membagikan kegagalan tersebut . Yang jelas saya tidak akan memotivasi diri dengan kata-kata mutiara.

Nampaknya memetakan jalan pasca kegagalan lebih bijak bagi saya ketimbang kata-kata mutiara, toh saya sendiri belum menyelesaikan perjalanan imbas dari kegagalan tersebut, alias belum lulus kuliah, hehe.

Ya, sekitar empat tahun lalu, di hari pengumuman SBMPTN yang sudah saya nanti, dengan hasil “Tidak lulus SBMPTN”, nampaknya memberi banyak pelajaran, pengalaman, dan sedikit penyesalan. Tak apa lah, namanya juga hidup, widiw.

Jadi begini, merangkum pengalaman pribadi dan beberapa rangkuman curhatan teman-teman, nampaknya langkah-langkah berikut perlu kalian pertimbangkan setelah kalian tidak masuk 23,78 persen peserta yang “Alhamdulillah” lulus SBMPTN tersebut.

Pertama, jangan tergesa-gesa masuk PTS. Ya, langkah yang selalu diambil banyak pejuang gagal SBMPTN. Tidak salah, toh, kalian pasti hafal betul dengan kalimat klise “PTN bukan segalanya!” kan? Memang tidak ada yang salah, yang salah adalah seberapa yakin kalian melampiaskan kegagalan tersebut dengan mengisi formulir pendaftaran masuk PTS.

Masuk PTN memang tidak mudah, begitupun masuk PTS.  Selain  masalah biaya, pikiran yang tertaut pada PTN juga bukan persoalan sepele. Banyak kasus, mahasiswa PTS yang pada akhirnya tergoda mengikuti SBMPTN di tahun berikutnya. Imbasnya adalah di mental kalian sendiri. Bayangkan kamu sudah mengeluarkan biaya kuliah dua semester di PTS, lantas masih tergoda dengan SBMPTN di tahun berikutnya.

Nah, di situasi ini, pikiranmu akan bercabang. Memilih antara lanjut PTS, atau melipir ikut SBMPTN lagi, dan ujung-ujungnya kamu akan memikirkan persoalan seperti finansial yang terlanjur terbuang selama setahun, hingga fokus kuliahmu di PTS yang kamu duakan.  Jadi pastikan, masuklah PTS jika hati dan pikiranmu sudah mantap.

Tapi, jika belum mantap, yang kedua, lebih baik fokus ‘ngambis’. Gap year itu bukan sesuatu yang hina, toh kuliah itu bukan perkara cepet-cepetan.  Dengan gap year, dan fokus ‘ngambis’, setidaknya kamu sudah nyolong start lebih awal, tentu dengan persentase keberhasilan yang lebih besar. Kalau gagal lagi gimana? Ya, sudah, setidaknya gagal setelah berjuang mati-matian lebih bisa diterima, ketimbang berjuang setengah-setengah yang sering menyisakan penyesalan dan penasaran.

Gapyear sendiri juga bukan perkara ‘ngambis’ untuk lolos, tapi juga perkara mematangkan pikiran. Toh, seandainya waktu setahun itu kamu gunakan selain untuk ‘ngambis’, kamu juga bisa menggunakan waktu itu untuk hal yang ketiga, bekerja.

Ya, pengalaman tentu adalah benefit yang sangat berharga dari bekerja di usia-usia lulusan SMA. Dunia kerja saya pikir cukup untuk mematangkan mental, yang pastinya lumayan menjadi bekal ketika kalian benar-benar menginjakkan kaki ke kampus. Bekerja juga bukan persoalan pengalaman, tapi juga benefit berupa uang.

Beberapa teman saya malah memutuskan untuk bekerja dengan niatan meringankan beban orang tua ketika sudah mantap mendaftar kuliah di tahun berikutnya. Jika kamu berbaik hati dengan niatan tersebut, kamu juga bukan hanya siap kalau nanti “Alhamdulillah” diterima SBMPTN di kesempatan kedua, tapi juga siap seandainya menopang biaya kuliah PTS yang biasanya lebih mahal seandainya kegagalan datang dua kali.

Masalahnya, pengalaman selama bekerja belum tentu sesuai minat bakatmu. Pun, mencari pekerjaan sesuai passion bagi fresh graduate juga bukan perkara mudah. Nah, jika kamu melepas perkara uang, ada tips keempat, cari pengalaman seusai minat bakatmu.

Bergabung ke komunitas yang sesuai minat dan bakatmu misalnya. Memang, pengorbanan waktu, tenaga kadang tak selalu terbayar materi. Tapi, pengalaman juga bukan sesuatu yang murah, bukan? Apalagi, kamu menekuninya dalam waktu yang lama, pun kamu bisa terus menekuninya pasca tes SBMPTN kedua, misalnya.  Bahkan, sekalipun perkara uang sedikit dikesampingkan, uang juga bisa saja datang jika kamu benar-benar mantap menekuninya.

Nah, itu tadi tips singkat yang barangkali memberi sedikit opsi bagi kalian yang masih kelimpungan pasca tumbang sejenak dari gagalnya SBMPTN. Seperti kata Kunto Aji, “Tenangkan hati, semua ini bukan salahmu.” Masih ada waktu untuk menapak kembali jalan, bahkan masih ada waktu untuk kalian mempertimbangkan tips di atas. “Jangan putus asa dan tetap semangat!”

Editor : Hiz

Foto : Pexels