Mendengar nama Gunung Api Purba Nglanggeran, tentu sudah tak asing di telinga kita. Nama salah satu objek wisata di yang terletak di Yogyakarta ini disebut dalam penggalan karya maestro musik Indonesia, yakni almarhum Didi Kempot berjudul “Banyu Langit” yang sempat populer beberapa waktu lalu.

Ademe gunung mrapi purba

Melu krungu swaramu ngomongke opo

Ademe gunung mrapi purba

Sing neng langgran Wonosari Yogyakarta

Lirik yang sesungguhnya sarat akan makna pilu justru menjadikan Nglanggeran sebagai salah satu ikon romantisme di wilayah Yogyakarta khususnya Gunungkidul. Namun, apakah kalian tau sebenarnya apa sih yang ada di Nglanggeran itu? Kenapa ya kok disebut sebagai gunung merapi purba?

Gunung Api Purba Nglanggeran

Gunung Nglanggeran adalah gunung api purba dengan ketinggan 700 mdpl yang terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Istilah gunung api purba merujuk pada sisa bentukan atau fosil dari gunung api yang sudah tidak aktif lagi.

Dilansir dari Tempo.co Gunung Api Purba Nglanggeran adalah salah satu gunung dalam rangkaian Geopark Gunung Sewu yang membentang dari wilayah Gunungkidul di Yogyakarta hingga Wonogiri di Jawa Tengah. Gunung ini tersusun atas batuan vulkanik tua yang khas dan diperkirakan terbentuk sekitar 70 juta tahun lalu pada masa tersier dan diperkirakan telah mati sejak 18 juta tahun yang lalu. Pembentukan Gunung Nglanggeran berkaitan dengan jalur vulkanik selatan Jawa yang terjadi akibat adanya zona subduksi atau tumbukan lempeng antara Lempeng Hindia dan Eurasia.

Gunung Berapi Bisa Mati?

Gunung berapi selayaknya manusia yang tidak selamanya akan aktif, tetapi ada masa di mana gunung tersebut akan mati. Pertanyaannya adalah bagaimana bisa sebuah gunung berapi tiba-tiba menjadi tidak aktif lagi atau mati? Prosesnya tentu tidak terjadi dalam semalam, tetapi melalui proses geomorfologi yang terjadi secara bertahap. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Gunung Nglanggeran terbentuk pada zona subduksi yang menginisiasi pembentukan magma.

Zona subduksi di selatan Pulau Jawa ini adalah salah satu zona subduksi paling aktif di dunia yang menyebabkan semakin lama kerak samudera akan menyusup semakin dalam di bawah kerak benua. Sudut penunjaman yang semakin melandai kemudian seakan-akan “menggeser” zona subduksi yang notabene sebagai sumber atau dapur magma dari Gunung Nglanggeran semakin ke utara.

Proses pergeseran pusat zona subduksi inilah yang kemudian menyebabkan Gunung Nglanggeran diibaratkan tak lagi memiliki sumber bahan bakar yang cukup dan kemudian mengakibatkan matinya salah satu gunung berapi di selatan Pulau Jawa tersebut.

Objek Wisata Unggulan di Yogyakarta

Kawasan Gunung Nglanggeran yang sempat viral semenjak dirilisnya lagu “Banyu Langit” oleh almarhum Didi Kempot menyebabkan adanya peningkatan jumlah wisatawan di Nglanggeran. Kebanyakan masyarakat mengetahui Gunung Nglanggeran sebagai gunung berapi purba saja. Akan tetapi, tahukan kalian bahwa Gunung Nglanggeran tidak hanya gunung berapi purba saja lho!

Sejumlah objek wisata yang berada di kawasan ini antara lain adalah Desa Wisata Nglanggeran, air terjun Kedung Kandang dan embung Nglanggeran. Selain itu, beberapa lokasi wisata yang masih kurang terekspos di wilayah ini adalah Kampung Pitu, air terjun Talang Purba dan Griya Cokelat Nglanggeran. Menarik bukan?

Lalu apa sih yang bisa kalian lakukan di Gunung Nglanggeran? Tentunya keindahan alamnya yang tiada dua adalah hal wajib yang harus dinikmati jika kalian berkunjung ke Nglanggeran. Di samping itu, kalian juga bisa menikmati pemandangan terbit maupun tenggelamnya matahari dari lokasi perkemahan di puncak Gunung Nglanggeran.

Kalian juga bisa ber-selfie ria di Embung Nglanggeran yang menjadi salah satu lokasi shooting video klip “Banyu Langit”. Tak kalah penting, meresapi keindahan Gunung Nglanggeran tidak akan lengkap tanpa mensyukuri karunia Tuhan akan keindahan ciptaan-Nya sekaligus belajar tipis-tipis mengenai sejarah pembentukan Gunung Nglanggeran. Definisi apik dari tafakur alam, menyegarkan pikiran dan pilihan yang tepat untuk berkencan dengan si doi. Sekali mendayung, dua tiga pulau kita libas!

Masalah budget tak perlu khawatir. Dilansir dari Travel Kompas, tiket masuk objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran hanya dipatok sebesar Rp 15.000 per orang, sedangkan tiket masuk Embung Nglanggeran hanya Rp 10.000 per orang. Untuk menuju kawasan objek wisata ini, kalian juga dapat memanfaatkan sarana transportasi umum ikonik, yakni Bus DAMRI maupun jemputan yang disediakan oleh pihak Desa Wisata Nglanggeran.

Apabila menggunakan kendaraan pribadi, kalian bisa langsung tancap gas dari Kota Yogykarta ke arah Wonosari. Jelas saja objek wisata Gunung Nglanggeran ini menjadi favorit masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Sungguh merupakan paket lengkap dari murah, mudah, dan hemat!

Jadi, tunggu apa lagi? Siapkan gandenganmu dan mari menyusuri Nglanggeran bersamaku!

Editor: Nirwansyah

Foto: Travel Kompas