Segala sesuatu yang digoreng selalu enak. Makan gorengan jadi idaman. Gorengan memang makanan yang cocok dikonsumsi di segala kondisi. Apalagi di sore hari dengan segelas kopi, kurang afdol kalau tidak ada gorengan yang menemani.

Sebenarnya apa sih, yang membuat gorengan terasa begitu lezat?

Penggunaan minyak tentunya berperan besar terhadap karakteristik makanan yang digoreng. Ketika suatu bahan digoreng, dengan adanya kenaikan suhu maka kadar air dari bahan secara bertahap akan keluar dari bahan tersebut. Nah, dengan keluarnya air ini maka akan terbentuk pori kosong di dalam bahan.

Minyak yang  berada di penggorengan perlahan akan masuk dan mengisi kekosongan pori tersebut. Hal ini yang menyebabkan karakteristik gorengan menjadi “oily”. Ketika gorengan masuk ke dalam mulut kita, akan tercipta aftertaste dari minyak tersebut yang membekas di lidah, inilah penyebabnya rasa gorengan terasa begitu enak.

Teknik menggoreng mengubah makanan dari berbagai aspek. Dari teksturnya pun, berbeda bukan antara makanan yang digoreng dan juga yang direbus atau dikukus? Makanan yang digoreng memiliki semacam lapisan kulit luar yang disebut crust, dimana hal inilah yang menyebabkan gorengan bertekstur renyah.

Dari segi warna, makanan yang digoreng juga memiliki warna yang lebih menarik. Makanan yang digoreng memiliki ciri warna coklat keemasan karena adanya reaksi kimia yang terjadi selama penggorengan, yaitu reaksi Maillard dan karamelisasi untuk produk yang mengandung gula. Lebih menarik bukan warnanya daripada makanan yang dikukus atau direbus?

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, apakah ada efek samping kesehatan yang ditimbulkan dari makan gorengan?

Seperti yang dijelaskan oleh Yuspa Hanum dalam Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera “Dampak Bahaya Makanan Gorengan Bagi Jantung”, disebutkan bahwa minyak yang digunakan untuk menggoreng dapat menyumbangkan lemak trans bagi tubuh. Asam lemak tak jenuh yang ada pada minyak goreng, ketika dipakai memasak dengan suhu yang tinggi maka dapat mengubah ikatan asam lemaknya menjadi ikatan trans. Lemak trans inilah yang bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang kemudian dapat menyebabkan banyak penyakit, salah satunya jantung koroner.

Oh iya, sedikit intermezzo nih, seringkali kita melihat iklan minyak goreng berlabel “bebas kolesterol”. Sebenernya, semua minyak goreng memang tidak mengandung kolesterol. Karena minyak goreng berasal dari tumbuhan, sementara kolesterol hanya ditemukan di produk hewani saja. Jadi, yang menyebabkan kolesterol meningkat itu ketika minyak goreng terkena suhu terlalu tinggi dan menghasilkan asam lemak trans seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Produk yang digoreng, apalagi dengan metode deep fried memiliki dampak kesehatan yang lebih kompleks. Metode deep fried adalah metode menggoreng bahan hingga seluruh permukaan bahan terendam oleh minyak panas. Selain menyebabkan terbentuknya lemak trans, asam lemak dalam minyak goreng ini juga dapat mengalami oksidasi. Lalu, apa dampaknya untuk kesehatan?

Hasil dari oksidasi asam lemak ini dapat menghasilkan senyawa radikal bebas. Senyawa radikal bebas tentunya nggak bagus untuk tubuh kita. Jika minyak goreng sudah mengalami kerusakan dari oksidasi, hal ini dapat menghasilkan senyawa karsinogenik penyebab kanker.

Ada lagi nggak, dampak kesehatan dari gorengan nikmat ini?

Oh ternyata masih ada nih. Gorengan tentunya mengandung kalori yang tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak minyak yang diserap oleh bahan makanan selama penggorengan. Dilansir dari halodoc.com, kalori satu buah pisang goreng bisa mencapai 140 kalori. Emang cukup makan gorengan cuma satu? Coba deh dikalikan sama jumlah yang biasa kalian makan, besar banget kan jumlahnya?

Kalau soal kalori ini pasti temen-temen udah pada paham dampaknya apa. Ya, obesitas. Dari obesitas, bisa merambat ke penyakit lain, serem kan?

Oleh karena itu, ada baiknya bagi temen-temen mulai sekarang bisa mengurangi konsumsi gorengan. Terapkan teknik menggoreng yang benar, jangan gunakan suhu penggorengan terlalu tinggi, jangan gunakan minyak berkali-kali, dan kurangi jumlah minyak yang digunakan. Bisa juga dengan mulai mengganti minyak goreng kelapa sawit dengan minyak lain yang lebih sehat seperti minyak zaitun.

Tentunya nggak mudah untuk mengurangi makan gorengan. Nggak papa, pelan-pelan aja yang penting konsisten. Kalau bukan kalian sendiri yang jaga kesehatan, siapa lagi?

Editor : Hiz

Foto : Pexels