Apa kamu suka menulis? Kamu ingin tulisanmu dimuat media? Yap! Kamu berada pada jalur yang tepat. Membaca artikel ini akan sedikit memberi peluang bagi kamu yang baru memulai dunia tulis-menulis untuk media digital agar tulisanmu dimuat media.
Beberapa di antara kita – hah kita – yang punya hobi nulis pasti sudah tidak asing dengan media-media digital yang dapat menerima naskah karya kita. Beberapa media bahkan menyediakan honorarium bagi naskah yang berhasil lolos kurasi lho! Ini artinya, selain bisa memperbarui portofolio sesuai passion, kamu juga bisa jadi penulis lepas alias freelancer. Siapa sih yang nggak pengen dapat job yang luwes sekaligus branding, kan bisa ibarat pepatah sambil menyelam minum air, heuheu.
Meskipun tampak menggiurkan nyatanya lolos kurasi di meja redaktur nggak semudah yang kita bayangkan. Karena bukan tidak mungkin banyak di antara kita yang bertanya-tanya mengapa redaktur dengan teganya “membuang” naskah yang sudah kita rampungkan sehari semalam suntuk.
Kedengarannya memang sedih, tapi biar nggak sedih-sedih amat kamu bisa belajar dari kesalahan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini agar tulisanmu dimuat di media. Atau setidaknya memperbesar peluangnya.
Pertama: Tipe Tulisan yang Biasa Dimuat oleh Media
Nggak ada salahnya sebelum kamu kirim naskah, cek dulu tulisan-tulisan sebelumnya yang pernah dimuat oleh media. Kemudian amati bagaimana isi tulisan-tulisan tersebut. Dengan begitu kamu bisa mengetahui tipe tulisan yang layak dimuat oleh media tersebut. Ada media yang khusus memuat artikel islami, artikel satir, artikel sastra, bahkan artikel ringan yang memuat info kekinian (macam Milenialis.id, hihi).
Naskah bagus tidak menjamin bisa dilirik oleh redaktur. Redaktur manapun pasti mempertimbangkan jenis naskah yang masuk dan yang sesuai dengan background media. Ingat, jangan sampai naskahmu salah tempat yha!
Kedua: Angle dari Topik Naskah
Setelah tahu tipe tulisan yang biasa dimuat oleh media incaranmu, saatnya kamu menentukan topik naskah. Agar topikmu menggaet perhatian redaktur, perhatikan pemilihan angle alias perspektif tulisan. Pemilihan perspektif dalam sebuah topik bisa jadi pentuan keberhasilan naskahmu tembus meja redaksi. Topik yang biasa-biasa saja dengan angle yang unik lebih menarik perhatian redaktur dari pada topik yang unik tapi angle yang ‘B aja’.
Di sinilah letak tantangan seorang penulis. Sebagai penulis kamu perlu menggali kemampuanmu dalam menggali sebuah informasi dari sudut pandang yang tidak biasa. Media manapun pasti menginginkan naskah-naskah yang dimuat dapat menarik kunjungan pembaca. Pembaca pun pasti menginginkan bahan bacaan yang segar dan menambah wawasan baru bagi mereka.
Ketiga: Judul yang “Kepoable”
Pemilihan angle sudah tepat, tapi jangan lupa penulisan judul harus yang bersifat “kepoable” alias bisa mengundang rasa penasaran pembaca. Kamu hanya mempunyai beberapa detik untuk menarik perhatian pembaca. Pembaca akan membaca sebuah naskah dengan judul yang menarik dan menimbulkan penasaran.
Coba perhatikan 2 contoh judul berikut:
Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire Earth Empire Adalah Kita
Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire Earth Empire adalah Kerajaan Fiktif Belaka
Kedua judul di atas memiliki topik yang sama. Namun keduanya ditulis jauh berbeda. Jusul pertama dapat menimbulkan rasa penasaran pada pembaca karena menyamakan keraton agung sejagat dan sunda eart empire dengan para pembaca beserta penulis.
Sedangkan judul kedua hanya menuliskan esensi dari pembahasan topik itu sendiri yang bikin pembaca mikir, iya aku udah tau, terus kenapa? Fix judul kedua bikin pembaca nguap sebelum baca seluruh isi naskahmu, meskipun naskahmu keren sekalipun. Kalau judulmu “kepoable” redaktur pasti nggak bisa nolak naskahmu gitu aja. Percaya deh!
Empat: Penulisan Huruf Kapital dan Ejaan
Jangan menyusahkan redaktur kalau mau naskahmu dimuat. Banyak naskah waiting list yang masuk ke meja redaktur, dan redaktur nggak mau menghabiskan waktunya untuk membaca naskah yang penulisan huruf kapital dan ejaannya banyak kesalahan. Kalau sudah masuk ke meja redaktur, usahakan naskahmu minim kekurangan. Hey, kamu ini sedang caper ke redaktur! Bisa-bisanya nulis ejaan dan huruf kapital aja masih salah!
Lima: Syarat dan Ketentuan Pengiriman
Kalau ditolak karena naskah kurang menarik itu berarti kamu perlu belajar lagi. Tapi kalau ditolak karena naskahmu nggak memenuhi syarat dan ketentuan akan sangat disayangkan. Sudah semangat nulis, semangat ngirim, eh tau-tau ditolak. Waktu kamu koreksi lagi ternyata naskahmu nggak sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapakn oleh media. Pasti hal itu sangat mengecewakan.
Dari kelima hal di atas jika kamu yang perlu diperhatikan lagi adalah niat, semangat, dan keseriusan untuk menulis. Yap! Nulis nggak bisa asal-asalan. Meskipun ditolak berkali-kali oleh media, jangan pantang menyerah. Masih ada hari esok lebih baik untuk kamu. Semangat berkarya!
Comments