Bepergian jarak jauh tidak jarang mengundang rasa bosan. Jarak yang jauh membuat waktu tempuh menuju tempat tujuan menjadi lama. Itulah mengapa kebosanan selama di jalan seringkali muncul. Apalagi jika perjalanan itu ditempuh seorang diri. Ditambah ketika menggunakan angkutan umum seperti bus. Kita tidak bisa seenaknya melakukan apa yang kita inginkan karena sedang berbagi tempat dengan orang lain.
Sebagai orang yang sehari dua kali memakai bus, rasa bosan di jalan sudah menjadi makanan pagi dan sore buat saya. Karena tuntutan pendidikan, maka rasa bosan itu harus saya lahap. Namun, akhirnya saya menemukan beberapa kegiatan yang bisa menjadi pengusir bosan. Kini bosan perlahan berubah menjadi kenikmatan selama perjalanan. Kegiatan tersebut adalah:
1. Membaca buku
Membaca buku merupakan kegiatan mengasyikkan buat. Kegiatan ini mampu membuat seseorang pergi ke berbagai tempat, waktu, dan situasi, tanpa harus berpindah tempat. Buku yang bisa dibaca selama di perjalanan misalnya buku dengan genre yang memang disukai. Agak ribet memang, karena harus memegang buku sekaligus bawaan, tapi buku tidak melulu berbentuk kumpulan kertas, kan? Kini banyak buku yang berbentuk elektronik. Ia bisa dibaca melalui gadget kapanpun dan dimanapun selama ia di tangan kita.
Membaca buku di perjalanan juga mampu menghemat waktu untuk belajar, jika yang dibaca adalah buku pelajaran. Bagaimana tidak, naik bus adalah aktivitas separuh membutuhkan konsentrasi untuk memperhatikan sudah sampai mana dan separuh konsentrasi yang lainnya tidak digunakan, bukan? Jadi, sayang sekali jika sebagian fokus kita terbuang begitu saja. Namun yang menjadi fokus utama haruslah tetap perjalanan. Jangan sampai saat kelewatan pemberhentian nantinya malah menyalahkan buku yang dibaca.
2. Mengobrol dengan penumpang lain
Saya yakin meskipun seseorang berkepribadian introvert, ada saatnya dia ingin mengobrol. saya juga merasakan hal itu. Mungkin bagi ekstrovert, mengobrol dengan orang baru adalah hal yang biasa, namun bagi introvert ini membutuh keberanian yang luar biasa. Ini merupakan tantangan bagi introvert.
Awalnya, pasti ada rasa takut untuk mencoba. Perasaan khawatir mengganggu orang lain ataupun takut menerima respon yang kurang baik. Tapi lama-kelamaan ternyata menyenangkan. Saya jadi paham bahwa mengobrol dengan orang asing tidak semenakutkan apa yang ada dalam bayangan. Kebanyakan dari mereka justru antusias untuk mengobrol dan mencari tahu identitas lawan bicaranya. Berkat berani mengobrol juga saya kadang memperoleh informasi yang sudah lama dicari. Yang perlu dipastikan adalah apakah orang yang kita ajak bicara sedang sibuk dengan kegiatan lain ataukah tidak.
3. Mengobrol dengan sopir, kernet, atau petugas halte
Tidak jauh berbeda dengan mengobrol dengan penumpang lain, namun mengobrol dengan sopir, kernet, atau petugas halte bisa dilakukan untuk mencari tahu hal-hal seputar perjalanan dan rute bus. Mereka adalah orang yang dapat dipercaya untuk hal itu.
Mengobrol dengan sopir, kernet, ataupun petugas halte bisa membuat seorang penumpang dikenal. Dengan dikenal, besar kemungkinan diperhatikan dan dibantu selama di perjalanan. Yang pernah saya alami misalnya, saat sedang menunggu di sebuah halte dan sibuk dengan hp, saya sampai tidak menyadari kedatangan bus yang harus saya naiki. Namun, karena sering mengobrol dengan petugas halte dan mereka hafal dengan rute saya, petugas itu memanggil saya untuk bersiap-siap berangkat.
4. Bermain ponsel
Siapa sih yang tidak gatal untuk membuka ponsel saat sedang menunggu? Jangankan menunggu, sedang ada pekerjaan pun kadang kita masih menyempatkan diri membuka ponsel. Hal ini tentu karena tidak hanya permainan, tapi juga media sosial dan media informasi yang bisa diakses dengannya. Dengan ponsel, seseorang bisa bermain permainan bersama seorang teman yang lokasinya berjauhan tanpa harus berpindah tempat maupun bertemu. Dengan ponsel, seseorang bisa berkomunikasi dengan orang yang jauh sekalipun. Dengan ponsel, orang bisa mengetahui hal yang belum pernah didengar hanya dengan hitungan detik.
Sebelum naik bus, saya selalu memastikan baterai ponsel terisi penuh. Bahkan kadang masih membawa powerbank untuk antisipasi kehabisan baterai di tengah jalan. Yang saya lakukan dengan ponsel biasanya adalah scroll media sosial, saling berkirim pesan dengan teman, atau mendengarkan musik. Bagi seseorang yang nyaman membaca e-book mungkin bisa juga menjadi opsi kegiatan untuk dilakukan selama naik bus.
5. Memperhatikan sekitar
Seringkali ada banyak hal yang lepas dari perhatian selama di perjalanan. Bisa jadi tempat yang selama ini dicari sebenarnya sangat sering kita lewati, hanya saja mungkin kita sedang fokus dengan hal lain ataupun tempat itu sedang penuh dengan parkiran kendaraan sehingga tidak disadari keberadaannya.
Selama naik bus, saya sering menemukan tempat-tempat yang sudah lama ingin dikunjungi. Ada tempat yang pertama kali saya lihat di media sosial, kemudian saya temukan dekat dengan tempat tujuan perjalanan saya setiap harinya. Saat sedang magang di di sebuah perpustakaan dan harus naik bus setiap harinya, saya sering memperhatikan tempat yang dilewati. Sampai akhirnya saya menemukan toko bunga yang selalu saya cari selama ini. Saya juga menemukan outlet es krim yang sedang naik daun belakangan, yakni Mixue, sangat dekat dengan tempat magang itu.
Selain menemukan tempat yang selama ini ‘tersembunyi’, dengan memperhatikan sekitar kita bisa sekaligus healing dengan melihat pemandangan yang terhampar selama di perjalanan. Pemandangan sederhana namun memanjakan mata, misalnya seperti hamparan hijau persawahan.
Kelima kegiatan itu yang saya lakukan sebagai cara menikmati perjalanan dan pengusir bosan. Saya tipikal orang yang mudah bosan jika melakukan hal yang sama persis setiap hari, maka kegiatan di atas saya pilih secara acak menyesuaikan situasi dan kondisi. Semoga lima kegiatan itu bisa menjadi inspirasi buat pembaca yang punya rutinitas naik kendaraan umum untuk mengusir bosan.
Editor: Saa
Gambar: Suki
Comments