Menjadi ketua karang taruna memang butuh kesabaran.

Sudah sejak lama karang taruna menjadi wadah para pemuda desa untuk berorganisasi. Di dalam masyarakat pedesaan, ikut aktif dalam organisasi karang taruna merupakan kewajiban bagi para pemuda. Untuk bergabung ke dalam karang taruna tidak diperlukan menjalani seleksi, cukup menjadi seorang pemuda kita sudah bisa masuk dalam organisasi karang taruna.

Sama seperti organisasi pada umumnya. Dalam organisasi karang taruna juga dibutuhkan jabatan ketua. Tidak seperti jabatan ketua organisasi lain yang selalu jadi rebutan, jabatan ketua dalam organisasi karang taruna nampaknya menjadi hal yang paling dihindari oleh pemuda-pemuda desa jaman sekarang. Hal tersebut dikarenakan menjadi ketua karang taruna adalah jabatan yang paling menuntut keikhlasan.

Saya sebagai orang yang ‘dipaksa’ menjadi ketua karang taruna merasakan sendiri betapa jabatan ini membutuhkan keikhlasan yang besar. Ada beberapa alasan yang membuat kita perlu ikhlas ketika ditunjuk sebagai ketua karang taruna.

#1 Bekerja tanpa imbalan

Seandainya menjadi ketua karang taruna ada gajinya, mungkin jabatan ini akan jadi rebutan.  Namun, siapa yang mau ngegaji? Pemerintah? Jangan harap. Padahal jika dipikir-pikir lebih jauh, tujuan dibentuknya karang taruna yaitu sebagai wadah para pemuda untuk dapat berperan dalam pemberdayaan masyarakat. Secara tidak langsung kita turut ambil bagian dalam menyejahterakan masyarakat. Bukankah dengan demikian kita meringankan tugas pemerintah? Masak jabatan yang kerjanya cuma duduk-duduk doang dibayar, tapi kita yang turun langsung ke masyarakat nggak dibayar

Tidak adanya imbalan ketika menjadi ketua karang taruna adalah penyebab jabatan ini tidak diminati oleh para pemuda. Pemuda-pemuda desa yang seharusnya mengisi posisi tersebut menjadi malas dan hanya saling lempar jabatan. Alhasil organisasi karang taruna di beberapa daerah sering mangkrak.  Jika sudah begini ujung-ujungnya para pemuda juga yang disalahkan..

# 2 Harus siap dikritik tetangga sendiri

Sama seperti pejabat pemerintah yang sering dikritik, ketua karang taruna juga tidak lepas dari kritik. Walaupun ruang lingkup karang taruna hanya sebatas untuk wilayah RW ataupun dusun. Jika kita tidak becus dalam bekerja, kita juga akan kena kritik. Bedanya kalau pejabat dikritik sama rakyat, kita dikritik sama tetangga sendiri.

Kalau pejabat pemerintah dikritik rakyat masih enak, karena meraka tidak dekat dengan rakyat.  Lah kalau karang taruna dikritik sama tetangga sendiri mau gimana? Mau nimpalin kritiknya? Nggak bisa, rumahnya aja cuma di sebelah. Yang ada nanti malah bisa memicu konflik antar tetangga. Jika sudah demikian kita cuma bisa sabar dan ikhlas menerimi semua kritikan tersebut. 

#3 Sulit mendapatkan bantuan dana

Dari pengalaman saya bergabung dalam organisasi karang taruna. Jarang sekali kami mendapatkan bantuan dana. Padahal saya sering sekali melihat di berbagai artikel yang menyebutkan, bahwa peran pemuda sangatlah dibutuhkan dalam pemberdayaan masyarakat. Tapi jika kita tidak diberi modal, bagaimana coba caranya memberdayakan masyarakat?

Terkadang memang ada beberapa pihak yang menjanjikan akan memberikan dana bantuan. Apalagi ketika mendekati tahun-tahun politik. Entah mereka tulus apa cuma omong doang. Namun dari pengalaman saya, belum pernah ada yang benar-benar memberikan dana bantuan sepeser pun.

Sudah seharusnya organisasi perkumpulan pemuda lebih dihargai dalam masyarakat. Sudah sejak dahulu peran pemuda selalu menjadi pelopor sebuah perubahan. Bahkan Bung Karno selalu menekankan betapa pentingnya peran pemuda dalam menjadi pelopor perubahan. Kata-kata emas beliau yang mengatakan bahwa “dengan sepuluh orang pemuda akan kuguncang dunia” menunjukkan betapa pentingnya pemuda dan masa muda. 

Editor : Hiz