Sebagai bagian dari umat manusia generasi millenial yang cukup sering menjelajah dunia per medsosan, saya sering kali memantau fitur-fitur trend yang tersedia. Setidaknya di Twitter dan Yusup, eh Youtube. Fyi, trending itu bukan Bahasa Indonesia ya. Trending berasal dari kata kerja (verb) trend yang ditambahkan sufiks –ing yang bermakna subjek yang banyak dibahas di website media sosial pada waktu terkini.
Nah, subjek yang sedang tren biasanya sesuatu yang menarik yang banyak dibahas. Tetapi, kadang kita menemukan trending yang memicu pertanyaan di benak kita “Kok Bisa?”. Misalnya, video Diwan Beli Ikan Cupang yang sempat trending Juni tahun lalu. Yang memunculkan pertanyaan “Koq Bisa?” dalam benak kita adalah kita tidak menemukan penjelasan yang cukup memadai untuk menjawab tentang penyebab sesuatu itu tiba-tiba medadak viral. Nah, bagaimana kok subjek itu bisa masuk trending?
Kalau kata Kevin Allocca, seorang manajer di Youtube dalam pidatonya di TED, ada tiga hal yang membuat sebuah subjek bisa menjadi trending.
Pertama, tastemakers atau bisa kita katakan pembuat awal subjek, video, atau sebuah pembahasan.
Pasti dong, nggak bakalan ada trending kalau tidak ada tangan pertama. Tastemakers ini juga jadi kunci bagaimana membuat sebuah subjek atau video yang bisa menarik kaum khalayak. Untuk menjadikan sebuah objek naik ke trending, mereka harus menangkap selera netizen terkini atau dapat menarik perhatian netizen untuk meng-kliknya. Meskipun tidak jarang kita temukan itu cuma konten clickbait.
Kedua, peran komunitas.
Dalam dunia internet zaman ini, peran komunitas ini memegang kekuatan untuk menjadikan sebuah subjek menjadi trending baik Youtube, Twitter dan lain sebagainya. Coba perhatikan bagaimana fandom kpop selalu berusaha untuk membuat idolanya masuk trending twitter baik ketika idolanya ulang tahun atau menang di musik show. Begitu pula ketika idola mereka merilis sebuah musik video dan Komunitas punya peranan penting untuk memasifkan suatu topik dan menaikkannya jadi trending. Ada strategi yang disusun dengan rapi, mulai dari menaikkan hashtag tertentu di jam yang sudah ditentukan, saling meretweet, bahkan membuat banyak akun untuk membantu meningkatkan view dari video musik idolanya dengan melakukan streaming party.
Ketiga, unexpectedness (Hal yang tidak terduga).
Meskipun ini tergolong sedikit, tapi beberapa kali kejadian ini sering terjadi. Misalnya, video Diwan Beli Ikan Cupang, Nyan Cat, dan video-video tidak terduga lainnya. Contoh lain, kenapa threads “KKN di Desa Penari” bisa trending waktu itu padahal diunggah udah lama? Apakah sengaja diviralkan? Tapi, kenapa kita juga tertarik? Dalam hal ini, saya tidak punya penjelasan yang memuaskan kenapa subjek tersebut bisa trending. Tidak lain karena hanya keberuntungan-lah yang akan membawa kontenmu bertengger disana.
Comments