Di instansi tempat saya bekerja ada kewajiban bagi seluruh pekerjanya untuk mengisi rincian pekerjaan secara harian di aplikasi yang telah ditetapkan hak patennya. Rincian kerja yg harus dinput ini wajar adanya tetapi tampilan berandanya yang membuat saya merasa seperti dihantui setiap hati.

Ada ungkapan yang muncul setiap kita melakukan login. Ungkapan tersebut adalah “tulislah apa yang kamu kerjakan, kerjakan apa yang kamu tulis” membuat saya merasa bahwa terlalu banyak kebohongan yang akan terjadi saat menginput pekerjaan. Namun kalimat tersebut merupakan sebuah kalimat motivasi yang bermakna berlaku jujur dalam bekerja. Melakukan sesuatu secara benar, menulis hasil pekerjaan sesuai dengan apa yang dikerjakan. 

Disaat bersamaan munculnya sejenis meme tentang melakulan hal yang sama namun dalam bahasa lebih gaul, dan sering muncul berseliweran di feed ig saya,  “postinglah apa yang kamu kerjakan sehingga orang tidak menganggap kamu memelihara babi ngepet”. Meme ini menunjukkan bahwa untuk sebuah keberhasilan yang salah satu indikatornya adalah banyak harta harus bekerja keras, tidak seperti orang-orang menjalankan ritual ringkas dengan memelihara “babi ngepet” untuk mendapatkan harta.  

Tapi apapun itu, dalam dunia kerja memberitahukan apa yang dikerjakan adalah salah satu bentuk pertanggungjawaban apalagi jika pekerjaan tersebut menggunakan uang orang lain alias uang rakyat.  Pekerjaan yang dilakukan dalam wadah plat merah  ini merupakan pekerjaan yang susah susah gampang. Jika terlalu banyak menunjukkan hasil kerja disebut pencitraan, tetapi jika tidak menunjukkan hasil pekerjaan disebut tidak bekerja. Bagi saya yang bekerja dalam konteks plat merah  ini ibarat menghadapi buah simalakama. 

Berikut beberapa manfaat bagi pegawai plat merah yang notabene dibiayai oleh uang orang lain (baca uang rakyat) dengan  membuat status yang kontennya tentang pekerjaan sehari-harinya :

1. Sebagai laporan kepada atasan

Setiap pegawai memiliki deskripsi dan tanggung jawab pekerjaan sesuai dengan jabatan yang dimilikinya. Sebagai pegawai yang masih berada dalam level kasta sudra, tentunya saya berkewajiban mutlak untuk memberikan laporan kepada atasan saya. Dan salah satu bentuk laporan yang mudah dan langsung adalah dengan menbuat story  di media sosial kita. 

Laporan yang kita posting di media sosial hanya berlaku bagi atasan yang juga mempunyai media sosial yang sama dan juga kita berteman  dengan beliau. Tetapi jika atasan tidak mempunyai media sosial yang sama dengan kita, maka manfaat pertama ini tidak berlaku. 

2. Sebagai media promosi jenis pekerjaan 

Media sosial merupakan media yang paling mudah untuk melakukan promosi  semua hal. Kemudahan melakukan promosi ini telah dibuktikan oleh orang-orang yang berbisnis dan berjualan. Sudah saatnya bagi pegawai plat merah juga melakukan hal yang sama dalam mempromosikan pekerjaan yang telah dilakukannya. Tentunya bentuk promosinya dibuat dalam bentuk konten yang menarik tentang program-program pekerjaan dan realisasi saat pekerjaan tersebut dilaksanakan.

 Sebelum media sosial booming sangat sulit memberi penjelasan kepada masyarakat tentang program bantuan sosial, dimana pekerjaan saya berkaitan dengan program bantuan sosial dari pemerintah.. Namun saat ini, membuat story di media sosial memudahkan saya dan instansi tempat saya bekerja memberikan informasi yang berkaitan dengan program tersebut. Manfaatnya didapat oleh kedua belah pihak. 

Selain itu, masyarakat juga mengetahui dan bisa melakukan komunikasi dua arah dengan pemerintah jika ada hal-hal yang ingin diketahui. Bukan saatnya lagi memposting pekerjaan disebut sebagai pencitraan. Postingan pekerjaan di media sosial adalah salah satu bentuk pertanggungjawaban karena telah bekerja menggunakan uang hasil pajak orang lain. Ada kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh pegawai plat merah ini. 

3. Sebagai portofolio pribadi 

Dalam dunia kerja, media sosial seseorang dapat menjadi sebuah penilaian khusus sebagai langkah mempromosikan seseorang untuk jabatan yang lebih tinggi. Teman saya pernah bercerita saat merekrut pegawai baru di kantornya, dia akan melihat media sosial si pelamar. Alasannya media sosial adalah tempat yang tepat melihat track record  dalam menghadapi masalah. Tidak percaya?

Coba perhatikan orang-orang yang nyampah di media sosialnya dan kaitkan dengan kehidupannya apakah ada keterkaitan sikapnya, tentu saja ada, tidak banyak sedikit pasti ada. Dengan alasan tersebut lah teman saya lebih percaya media sosial si pelamar daripada jawaban saat interview dilakukan, walaupun teman saya tersebut bukan sebagai abdi negara. Tetapi pengalaman teman saya tersebut dapat dijadikan sebagai contoh dan ditiru. 

Bagi pegawai plat merah, postingan pekerjaan akan menjadi daftar riwayat pekerjaan atau portofolio  pegawai tersebut. Apalagi sebagai pegawai pemerintah, perpindahan ke tempat berbeda adalah sebuah keniscayaan, artinya semakin banyak posisi dan pengalaman jenis pekerjaan yang berbeda akan menambah portofolio  orang tersebut. Sehingga saat orang lain melihat-lihat media sosial kita akan melihat kemampuan-kemampuan yang kita miliki hanya dengan postingan kita. 

Demikian lah beberapa manfaat yang dapat kita peroleh saat kita memposting tentang pekerjaan di media sosial pribadi. Ini tidak hanya berlaku bagi pegawai plat merah saja. Tetapi juga dapat disesuai dengan pekerja lainnya. 

Editor : Faiz

Gambar : Pexels