Sebenernya, apa sih manfaat skripsi?

Belakangan, saya sedang asyik dengan aktivitas yang biasa dilakukan mahasiswa semester akhir. Ya, apalagi kalau bukan rebahan dan nganggur. Eh salah, maksud saya adalah sibuk menggarap skripsi.

Sebagai orang yang sistematis dan penuh ekspetasi, sejak semester 6 saya sudah menargetkan untuk menyelesaikan masa perkuliahan cuma 3,5 tahun saja. Oleh sebab itu, mau nggak mau skripsi harus selesai dengan cepat apapun rintangannya. Dulu ketika saya mengobservasi orang-orang terdekat yang bergelut lama dengan skripsi apa penyebab yang membuat mereka membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya, saya berpikir bahwa, “Kayaknya emang kurang usaha sama doa aja deh, kalau dikerjain terus-terusan pasti cepet kok.”

Tapi seperti kemakan omongan sendiri, semua plan berubah saat diri saya masuk ke masa-masa itu. Masa-masa harus stres nggak menemukan teori dan jurnal yang propper dengan tema kita, masa-masa menunggu beberapa jam di depan ruangan dosen, bahkan masa-masa kurang percaya diri karena banyak teman yang sudah bisa lulus duluan. Perjuangan menulis skripsi benar-benar di luar ekspetasi saya.

Hampir satu tahun saya jungkir balik menulis skripsi. Yang tadinya optimis, berubah jadi pasrah dan hampir putus asa. Pas sudah bangkit dan semangat karena ada secuil harapan, eh malah ditrabas adanya covid ini, yang mau nggak mau berdampak buat pengambilan data penelitian saya. Tentu proses penyelesaiannya selama hampir satu tahun ini memberikan banyak sekali tekanan, pelajaran, hingga rebahan yang luar biasa.

Tapi yang pasti, selama proses penggarapan skripsi ini saya menemukan banyak sekali manfaat luar biasa. Bahkan ketika saya pikir dan coba renungkan secara mendalam, ternyata bikin skripsi ini banyak faedahnya. Jika semua orang setiap hari disibukkan dengan skripsi, saya meyakini dengan sepenuh hati bahwa mungkin saja akan tercipta kedamaian di dunia ini. Wadoh, gila nggak, tuh? Saya punya argumennya. Sini saya jelaskan.

Satu: Jika semua orang sibuk bikin skripsi, tidak akan ada yang sempat mengurusi hidup orang lain!

Skripsi itu layaknya candu, seperti beban yang harus ditanggung kemanapun kamu pergi. Selalu bikin pengen dikerjain lagi dan lagi. Seandainya semua orang di dunia ini sibuk bikin skripsi, pastinya nggak ada tuh komenan para haters di kolom komentar instagram para artis.

Bagaimana tidak? Ketimbang mengurusi kehidupan orang lain, kita lebih mikirin revisian. Rasa benci terhadap orang lain kadang luntur ketika berhadapan dengan yang namanya skripsi. Mau menyalahkan orang lain karena skripsi nggak selesai? Oh tentu tidak, sebab kebencian itu akhirnya akan terpental pada diri sendiri. Skripsi vs diri kita sendiri.

Dua: Skripsi ajang penguji kesabaran dan waktu untuk introspeksi diri

Jika semua orang di dunia ini bikin skripsi, maka hampir setiap hari semua orang akan berkaca dan berkata, “Ayo kamu bisa, fokus, fokus. Ini tidak tentang orang lain, tapi tentang dirimu sendiri!” Skripsi akan membuat semua orang sadar bahwa musuh terbesar manusia bukanlah manusia lain, tapi dirinya sendiri. Pun karena adanya revisian, kita jadi lebih mudah mengerti letak kesalahan kita ada dimana, dan tentu tak akan mengulanginya.

Tak cuma intropeksi, nulis skripsi juga bener-bener jadi ajang penguji kesabaran, entah kesabaran menunggu dosen ataupun kesabaran melihat teman yang lebih malas dari kita namun ternyata lulus duluan, haha. Tapi ya itu kuncinya, semuanya harus sabar karena pasti skripsi akan selesai di waktu yang terbaik.

Tiga: Perkembangan literasi di seluruh dunia akan meningkat pesat

Semua sibuk dengan bab 1, bab 2, atau mikirin teknik analisis masing-masing penelitian. Semua orang berbondong-bondong ke perpustakaan untuk nyari referensi. Semua orang sibuk mencari jurnal, membaca, dan memahami isinya. Hingga yang paling vital, semua orang sibuk menulis penelitiannya. Dari yang awalnya malas baca dan malas nulis, setidaknya melalui skripsi, tingkat literasinya nambah dikit. Dunia akan dipenuhi dengan orang-orang yang suka baca, nulis, dan menemukan sesuatu yang baru. Ya, skripsi akan membawa kebaikan bagi dunia.

.

Kurang lebih, 3 hal itulah manfaat skripsi yang saya rasakan setelah hampir satu tahun menamatkan skripsi saya. Hari ini, hari yang saya nanti-nantikan akhirnya datang juga. Iya, hari ini saya sidang akhir. Meskipun jauh dari ekspetasi dan plan yang saya buat, tapi dalam keterbatasannya hari ini saya merayakan dengan sebagaimana mestinya, berkumpul dengan orang tersayang pun menulis artikel satu ini.

Untuk teman-teman yang masih berjuang menulis skripsi, semoga semangatnya tak pernah padam ya. Meskipun nggak mudah, tapi harus percaya kalau semuanya bisa selesai di waktu yang tepat. Ada satu kutipan  favoritku, “Doa itu seperti kayuhan sepeda, semakin ia banyak kita panjatkan, semakin dekat ia sampai tujuan. Semoga di waktu-waktu yang melelahkan ini, kayuhan kita cepat sampai tujuan ya!”