Beberapa waktu lalu salah satu publik figur pemeran film bertemakan sex education yang juga mantan anggota girlband di Indonesia, viral di sosial media twitter. Nama artis tersebut sempat menjadi puncak klasemen di trending twitter selama beberapa hari.

Saya sudah mengira jika viral di twitter sedikit kemungkinan untuk berprestasi, dan dugaan saya benar. Setelah saya telusuri, rupanya netizen memperbincangkan tentang beredarnya video artis cantik tersebut dengan kekasihnya yang diunggah pada cerita sosial media instagram.

Konten berdurasi hanya beberapa detik yang disebut-sebut sebagai “video pemersatu bangsa” itu berhasil direkam oleh entah siapa. Meski sang pemilik akun segera menghapusnya dalam waktu hitungan menit.

Respon Publik

Beberapa netizen mengatakan “jemari netizen bisa lebih cepat dari kecepatan cahaya, jika melihat konten seperti itu apalagi jika dilakukan oleh seorang artis”. Tentu banyak respons yang dilontarkan publik terhadap video tersebut. Cukup banyak yang menghujat dan juga meminta yang bersangkutan untuk segera meminta maaf, namun sayangnya hingga tulisan ini saya tulis, belum ada klarifikasi apa-apa.

Saya pribadi berpendapat bahwa sebagai publik figur, sang artis seharusnya tidak mengunggah konten yang berbau pornografi walaupun di akun pribadinya. Namun telur sudah menjadi ayam, video tersebut sudah tersebar ke mana-mana.

Namun tidak sedikit juga netizen yang menganggap hal tersebut sebagai hal yang wajar, apalagi dilakukan bersama kekasihnya. Bahkan ada juga yang menyebutkan itu hanya kesalahan semata yang bersangkutan dan tidak perlu dibesar-besarkan.

Terpecahnya respon warganet terhadap video tersebut membuat saya terheran karena lebih banyak yang menyebutkan kejadian seperti itu seolah sudah “biasa” di kalangan artis dan juga masyarakat. Padahal sudah jelas hal yang dilakukan artis tersebut adalah salah.

Rasanya aneh sekali melihat banyak yang membela artis tersebut. Lebih anehnya lagi, followers artis tersebut naik drastis setelah video itu viral.

Sementara Itu

Sebelum kejadian video tersebut, ada artis lain yang sempat viral di berbagai media sosial. Viralnya karena ia menciptakan karya yang salah satu kata di judulnya adalah boneka. Sebetulnya karyanya biasa saja tapi cukup lama menjadi trending di media sosial Youtube.

Yang menarik adalah, si artis yang satu ini tidak jarang mendapat komentar buruk soal penampilannya. Tidak sulit untuk menemukan kalimat bodyshaming dari para netizen Indonesia.

Saya awalnya biasa saja menanggapi video ini, tetapi karena selalu muncul di beranda facebook dan twitter saya penasaran dan melihat video tersebut. Tidak ada yang janggal, walaupun setelah trending ada dugaan karya tersebut adalah jiplakan -yang ternyata tidak terbukti.

Saya mencoba iseng membaca satu persatu komentar yang ada di Youtube maupun tautan berita di media sosial Facebook dan Twitter. Akhirnya saya baru paham mengapa video klip serta penyanyinya menjadi viral dan menjadi bahan perbincangan warganet.

Ya, hampir semua menghujat karyanya, bahkan tidak sedikit yang mengatakan “Memang dia nyari uangnya seperti itu, semakin banyak komentar dan viewers semakin banyak mendapat cuan “ dan banyak komentar yang setuju terhadap pernyataan tersebut.

Namun yang saya heran mengapa penyanyi dengan karyanya itu malah dihujat? Padahal tidak ada yang salah jika memang tidak terbukti menjiplak. Jika biasa saja ya sudah jangan mengomentari negatif hingga menghujat padahal yang komentar belum tentu memiliki karya.

Kebiasaan Membela Si Good Looking

Melihat kedua kejadian tersebut, kita bisa menilai kebiasaan orang Indonesia di media sosial. Yakni membela orang yang memiliki paras yang bagus atau istilah saat ini adalah good looking. Ini sudah terbukti dengan adanya dua kejadian di atas.

Ada beberapa tanggapan mengapa netizen lebih membela good looking yang salah, lalu menghujat karya orang yang tidak memiliki good looking serta tidak bersalah apapun dan juga tidak membuat keonaranan apapun.

Pertama, kita bisa melihat di berbagai media sosial, yang muncul menjadi rekomendasi tontonan adalah mereka yang memiliki paras cantik atau tampan walaupun kontennya masih jauh dari harapan. Orang-orang yang tidak memiliki good looking hanya muncul di rekomendasi jika melakukan hal yang konyol atau memiliki karya yang sangat luar biasa. Ini yang menjadikan orang-orang good looking memiliki nilai lebih.

Karena sering diperlihatkan orang-orang dengan paras cantik atau tampan, secara tidak langsung akan mempengaruhi pikiran kita bahwa orang-orang good looking itu bagus semuanya termasuk perilakunya padahal tidak sedikit yang memiliki perilaku yang buruk.

Kedua, penilaian netizen saat ini terhadap sesuatu kebanyakan  berdasarkan kepada fisik, seperti wajah cantik, wajah tampan, badan seksi dan ideal. Bukan berdasarkan bagus atau tidaknya karya yang dihasilkan.

Padahal di Indonesia banyak yang berpotensi memiliki karya yang luar biasa, lebih dari sekedar memiliki tampang good looking. Jika memang selera karyanya bagus maka akan banyak kreator baru yang menghasilkan karya luar biasa.

Ketiga, jika dua tanggapan di atas terus terjadi, maka kejadian membela good looking yang salah dan menghujat yang tidak memiliki paras bagus akan terulang kembali. Apapun masalahnya walau masalah besar sekalipun good looking akan dibela sedangkan yang sebaliknya terus dihujat walaupun karyanya bagus.

.

Tentu ini bukan kebiasaan yang baik, sebab menilai sesuatu harus berdasarkan fisik akan membuat penilaian kita menjadi bias dan tidak objektif. Konten kreator yang memiliki karya bagus pun jadi enggan menampilkan karyanya karena memiliki fisik yang kurang bagus.

Jadi semoga netizen Indonesia bisa segera kembali menggunakan akal sehatnya dan menilai sesuatu dengan objektif berdasarkan benar dan salah. Juga lebih menghargai hasil karya seseorang tanpa melihat rupa yang menciptakannya.