Salah satu kebiasaan para perokok yang mungkin cukup kental adalah kebiasaan merokok sambil BAB alias berak. Kebiasaan ini sebenarnya bukan kebiasaan yang mutlak di kalangan para perokok.

Ada yang harus merokok sambil BAB, ada juga yang tidak harus, bahkan tidak merokok sama sekali sambil BAB, walaupun dia perokok. Namun, saking banyaknya perokok yang melakukan hal ini, merokok dan BAB bisa dibilang dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Kenikmatan merokok sambil BAB memang tidak perlu dipertanyakan lagi. Perpaduan antara jongkok atau duduk di WC, lalu kepuasan ketika mengeluarkan kotoran, dan hisapan demi hisapan dari tembakau yang membuat diri kita semakin rileks dan nyaman.

Satu atau dua batang rasanya sudah cukup lah untuk menemani BAB kita. Selain itu, merokok sambil BAB juga bisa sedikit-banyak menyamarkan bau feses kita yang kadang suka tidak lumrah alias kurang ajar baunya.

Alasan yang mungkin menyebabkan merokok sambi BAB itu nikmat sekali adalah dua kenikmatan yang dihasilkan dari dua kegiatan tersebut. Ketika kita BAB, pasti ada rasa nikmat atau lega ketika feses kita keluar dari tubuh.

Ketika kenikmatan itu masih ada, disambutlah dengan merokok, yang mana mempunyai kenikmatan juga ketika kita menghisap dan menghembuskan asapnya keluar. Maka jadilah merokok sambil BAB menjadi satu kegiatan favorit para perokok.

Namun, apakah merokok sambil BAB adalah kegiatan paling nikmat? Jawabannya adalah tidak, karena merokok sambil BAB tidak lebih nikmat daripada merokok setelah BAB.

Pernyataan ini mungkin akan memunculkan perdebatan di kalangan perokok yang masih kolot bahwa merokok sambil BAB adalah kegiatan paling nikmat. Banyak dari mereka yang mungkin tidak akan terima, dan akan menyanggah habis-habisan, sekuat tenaga demi mempertahankan agumennya.

Ya tidak apa-apa, sih, karena tidak ada yang aneh juga dari perbedaan pendapat seperti ini. Lha wong hanya urusan kebiasaan merokok, kok, bukan urusan yang pening-penting amat.

Oke, kembali ke pernyataan bahwa merokok setelah BAB lebih nikmat daripada merokok sambil BAB. Pernyataan ini bukan asal muncul begitu saja, karena pernyataan ini keluar setelah membandingkan dua kebiasaan, yaitu merokok sambil BAB, dan merokok setelah BAB.

Begini penjelasannya. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa ada kenikmatan ketika feses kita berhasil keluar dari tubuh. Bagi yang suka merokok sambil BAB, mereka akan sambut kenikmatan itu dengan merokok.

Namun, apakah tidak sebaiknya kenikmatan BAB itu dipertahankan saja, tanpa perlu disambut dengan kenikmatan lain? Maksudnya, biarkan saja kenikmatan BAB itu menguasai suasana, tidak perlu ditambah dengan kenikmatan merokok.

Ketika selesai BAB, kenikmatan dan rasa lega itu pasti masih ada dalam diri. Nah, di sini lah seharusnya peran rokok untuk menyambung kenikmatan itu. Selesai BAB, coba lah untuk duduk sebentar, rileks, nyalakan rokok, hisap perlahan dan dengan ketenangan maksimal.

Niscaya, kenikmatannya akan lebih paripurna dan lebih panjang jika dibandingkan dengan merokok sambil BAB, yang mana terlalu terkesan menumpuk kenikmatan. Tidak baik itu.

Selain itu, kalau kita merokok setelah BAB, masing-masing kegiatan akan lebih fokus. Kita akan lebih fokus dalam mengeluarkan feses dari dalam tubuh, dan kita tentunya akan lebih fokus merokok setelahnya. Siklus merokok kita tidak akan terganggu oleh “ngeden” ketika BAB yang kadang membuat napas tidak beraturan.

Meskipun lebih nikmat, merokok setelah BAB juga punya halangannya. Bagi orang yang super sibuk, tentu tidak akan punya waktu luang untuk merokok setelah BAB, kecuali di jam istiirahat. Belum lagi halangan tempat merokok, yang mana terkadang tidak tersedia dengan baik dan pantas.

Namun, merokok sambil BAB juga punya halangannya, terutama bagi yang memakai WC jongkok yang mengharuskan menyiram manual ketika feses keluar. Pasti ada risiko rokok jadi basah. Kalau WC duduk sih aman-aman saja, risiko basahnya lebih kecil.

Kesimpulan dari semua ini nampaknya sudah jelas, bahwa merokok setelah BAB ternyata lebih nikmat daripada merokok sambil BAB. Selain tidak menganggu kegiatan satu sama lain, kenikmatannya pun akan lebih panjang.

Silahkan untuk sepakat atau tidak. Kalau sepakat ya Alhamdulillah, kalau tidak sepakat ya silakan dicoba merokok setelah BAB, siapa tahu nanti bisa sepakat. Hehehe.

Editor : Hiz

Foto : Liputan6