Indahnya Ramadan di Kotagede~

Ketika bulan Ramadan tiba, semua orang menyambutnya dengan gembira. Berbagai agenda dipersiapkan jauh-jauh hari demi menemani keseharian di bulan suci ini. Sejak kecil, aku selalu menanti-nanti kehadiran bulan Ramadan. Bulan di mana kegembiraan sederhana selalu datang di setiap harinya. Mungkin aku akan sedikit memberikan gambaran mengenai keadaan Kotagede ketika bulan Ramadan tiba.

Di daerah tempat tinggalku, terdapat organisasi bernama Angkatan Muda Muhammadiyah Kotagede yang di dalamnya terdiri dari beberapa organisasi otonom, seperti Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Hizbul Wathan, dan juga Fokopa.

Organisasi-organisasi inilah yang kemudian menjadi wadah para generasi islami untuk berproses bersama dalam menjalin relasi dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sekaligus menjadikan Ramadan di Kotagede berwarna bagiku. Pada tulisan ini, aku akan membagikan sedikit ceritaku mengenai salah satu organisasi otonom, khususnya Fokopa.

Fokopa adalah singkatan dari Forum Komunikasi Pengajian Anak-Anak Kotagede dan Sekitarnya. Merangkul dan membangkitkan semangat para teman-teman pengajian, seakan sudah menjadi tanggung jawab dari mereka. Ketika bulan Ramadan tiba, Ramadan Bersama Fokopa menjadi agenda yang selalu dinantikan oleh teman-teman pengajian. Agenda tersebut menjadi wadah teman-teman untuk berlomba-lomba dalam kebaikan di bulan yang penuh keberkahan. Lomba adzan, da’i, hafalan doa sehari-hari, hafalan surat-surat pendek, tartil, nasyid, kaligrafi, poster, fashion show, merupakan contoh beberapa lomba yang selalu Fokopa adakan di setiap tahunnya. Akan tetapi, semua berubah. Iya, semenjak pandemi datang … kebiasaan-kebiasaan tersebut benar-benar kami rindukan.

Tahun 2020 lalu, ketika Ramadan 1441 H, pandemi menjadi cobaan bagi kita semua. Tahun di mana kita dituntut untuk beradaptasi dengan hal-hal yang serba baru bagi kita. Sedih rasanya, ketika mengingat Ramadan 1441 H lalu. Kami sebagai panitia Fokopa berusaha untuk tetap menemani Ramadan teman-teman pengajian dengan cara mengadakan lomba secara online.

Jika pada tahun sebelum adanya pandemi, setidaknya terdapat 20 pengajian yang setia untuk ikut berpartisipasi dalam lomba. Namun, ketika pandemi datang, setidaknya hanya 5 pengajian yang nampak muncul ke permukaan. Hal ini mengingatkan kami pada awal di mana Fokopa lahir di tahun 80-an, tahun di mana pengajian-pengajian mengalami kemunduran, kelesuan, dan bahkan yang tersisa hanya nama saja. Kami tidak ingin hal itu terjadi, kami ingin pengajian-pengajian di Kotagede bangkit dan melahirkan generasi-generasi islami.

Sesuai dengan tagline khas dari Fokopa, yakni #UntukGenerasiYangLebihBaik, tahun ini Fokopa masih dan akan terus membersamai teman-teman pengajian di Kotagede. Meskipun pandemi masih belum usai, namun semangat dan tekad teman-teman Fokopa tidak akan pernah goyah. Bermodalkan evaluasi-evaluasi dari tahun sebelumnya, Fokopa selalu berupaya untuk terus memperbaiki apa yang masih menjadi kekurangan kami.

Alhamdulillah, atas rahmat dari Allah SWT, pada Ramadan 1442 H kali ini, partisipasi teman-teman pengajian meningkat dari tahun sebelumnya. Meskipun belum seutuhnya pulih, namun kami turut merasakan bahwa teman-teman pengajian juga rindu akan kesibukan selama bulan Ramadan. Mereka rindu akan kegiatan songsong Ramadan, safari pengajian, tarawih bersama, pengajian Nuzulul Qur’an, lomba-lomba Fokopa, hingga lomba takbiran.

Adanya pandemi, terlebih saat bulan Ramadan, benar-benar mengajarkanku akan banyak hal. Bagaimana kita menghargai setiap momen yang ada, kebersamaan yang tercipta, dan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Sedih memang, mengingat Ramadan selama pandemi ini mengharuskan kita untuk lebih banyak melakukan kegiatan di rumah saja. Meskipun begitu, itu juga menjadi tantangan bagi kita bahwa apapun keadaannya, silaturahmi harus tetap terjaga.

Bergabung menjadi bagian dari Fokopa, menyadarkanku bahwa ternyata memang sulit untuk membangkitkan pengajian, khususnya di daerah tempat tinggalku ini. Akan tetapi, dari Fokopa pula aku belajar bahwa semua lelah yang diupayakan, akan terbayarkan ketika pengajian-pengajian membuktikan bahwa mereka itu juga masih dan akan terus berjuang untuk bangkit. Secara pribadi, aku sangat bersyukur dilahirkan di Kotagede dan diizinkan oleh Allah SWT untuk bergabung dalam Fokopa.

Dua tahun merasakan Ramadan di Kotagede dibersamai dengan pandemi, kuharap benar-benar menjadi momen di mana kita berintrospeksi diri, merawat terus tali silaturahmi, dan tidak pernah lelah untuk berlomba-lomba dalam menggapai ridha illahi. Begitulah kira-kira paket keluh, kesah, dan berkah yang aku rasakan selama bulan suci ini.

Editor : Hiz

Foto : GNFI