Beberapa waktu silam, saya mengunduh sebuah game yang relatif baru di Google Play Store. Nama game tersebut adalah Beast Tales. Game ini merupakan besutan Martin’s Studio.

Saya cukup menikmati game berformat dua dimensi ini. Bagaimana tidak, sembari berlari melewati rintangan, saya juga diharuskan untuk membunuh musuh yang mengadang. Bagi saya, Beast Tales menawarkan suatu sensasi bermain game yang teramat unik.

Sosok di Balik Game Beast Tales

Asyiknya lagi, Beast Tales dapat dimainkan secara offline. Dengan kata lain, game ini tak membutuhkan sinyal internet untuk bisa dimainkan. Tentu saja hal ini bisa menjadi hiburan alternatif di saat kuota internet sedang habis atau telepon genggam (handphone) sedang tak mendapat sinyal yang memadai.

Berangkat dari rasa penasaran terhadap Beast Tales, saya kemudian menghubungi sang developer game tersebut melalui Direct Message (DM) Instagram. Syukur, beliau berkenan untuk diwawancarai namun tak berkenan apabila namanya dicantumkan. Oleh karena itu, saya akan menyebut beliau dengan inisial M saja di dalam tulisan ini.

M terjun ke dunia pengembangan game (game development) bermula dari sebuah acara himpunan. Waktu itu, beliau ditunjuk untuk menjadi koordinator acara tersebut. Lantas, M merancang sebuah proyek atau mini game yang bernama Theobox. Untuk menyelesaikan proyek tersebut, M harus begadang selama dua hari. Selama kurun waktu tersebut, M harus mempelajari coding alias bahasa pemrograman secara mandiri.

Perjuangan M tersebut terbayar lunas dengan banyaknya apresiasi serta orang yang memainkan Theobox. Hal tersebut membuat M merasa bangga sekaligus termotivasi. Berangkat dari hal tersebut, M kemudian memutuskan untuk mendalami jagad game development.

Namun, perjuangan serta ambisi M untuk menjadi seorang game developer tidak berjalan mulus. Keinginan alias passion M tersebut terbentur oleh kehendak orang tuanya. Mereka menginginkan M untuk berkarir sebagai PNS atau engineer saja.

Pada akhirnya, M kemudian bekerja sebagai kasir SPBU. Di sela-sela pekerjaannya, M masih tetap berusaha untuk mengembangkan kemampuannya sebagai game developer.

M membaca banyak buku tentang pemrograman dan menonton banyak video tentang game development. Lalu M juga membuat semacam coretan-coretan skenario game, mechanic game, dan juga storyboard. Sementara uang hasil kerja kerasnya digunakan untuk membuat akun Google.

Setelah bekerja selama empat bulan, M menutuskan untuk resign dari pekerjaannya tersebut. Momen itu terjadi pada bulan Desember 2020 kemarin. Kemudian, M memutuskan untuk mengeksplor proyek-proyeknya sekaligus mengasah kemampuannya dalam game development.

Pengajuan ke Play Store

Kegiatan tersebut menuntun M untuk mengembangkan Beast Tales. Game tersebut merupakan salah satu proyek yang dikerjakan olehnya selama kurun waktu 2017-2020. M memilih untuk menggarap Beast Tales karena proyek tersebut sesuai dengan skill set yang dimilikinya. Di samping itu, M menganggap bahwa game tersebut terasa marketable atau memiliki nilai komersial.

Pada bulan Februari 2021, proyek Beast Tales berhasil dirampungkannya. Lantas, M mengunggah game tersebut ke dalam sebuah platform atau website bernama itch.io. Game tersebut mendapat respons positif dari para developer yang berkecimpung di sana.

Berawal dari hal tersebut, M memberanikan diri untuk mendaftarkan Beast Tales ke Play Store. Tak disangka, proses pengajuan game tersebut ke Play Store tidak semudah yang dibayangkan. Terlebih bagi game developer pemula seperti M.

Ada banyak kendala serta prosedur yang harus dihadapi oleh M agar Beast Tales dapat diterima oleh sistem Play Store. Mulai dari tanda tangan apk hingga memenuhi syarat minimum API (Application Programming Interface) dari Play Store. Gara-gara tak memenuhi prosedur yang disebutkan terakhir, M harus merombak alias meng-coding ulang Beast Tales.

Masalah M untuk memasukkan Beast Tales ke Play Store belum berhenti ketika beliau berhasil memenuhi standar API. M sendiri harus mem-build apk ke dalam Google Play Bundle. Lalu M juga harus memasukkan kode rilis di dalam game buatannya tersebut.

Setelah tiga bulan perjuangan, Beast Tales pada akhirnya berhasil diterima oleh Play Store. M sendiri merasa senang sekaligus sedih dengan hal tersebut. M merasa bahwa game-nya tersebut masih memiliki banyak kekurangan. Namun, M merasa optimis jika game-nya akan semakin baik seiring berjalannya waktu dan bertambahnya skill sets yang dimilikinya.

Demikian wawancara singkat saya dengan pengembang game Beast Tales sekaligus pemilik Martin’s Studio. Semoga saja bisa menjadi inspirasi atau motivasi bagi pembaca, khususnya bagi yang tertarik dengan dunia game development.

Editor: Nirwansyah

Gambar: Penulis