Film Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (NKCTHI) yang disutradarai oleh Angga Dimas Sasongko hasil adaptasi dari novel karya Marchella FP berhasil memecah awan mendung di mata penonton menjadi hujan yang menyisakan isak. Meskipun nggak semua sepakat, tetapi film ini memang cukup emosional bagi banyak orang.

 

Bapakku sering bilang bahwa di dunia ini ada dua hal yang kita nggak pernah bisa milih dan mengusahakan, orangtua dan kematian. Film tersebut menggambarkan secara jelas bagaimana Angkasa, Aurora dan Awan lahir dari rahim yang sama tanpa bisa memilih sebelumnya. Merekapun tumbuh dalam asuhan orang tua yang sama meski dengan perlakuan berbeda.

 

Angkasa sebagai anak pertama, mau nggak mau harus berusaha mengerti kondisi keluarga dan mendapat tuntutan untuk menjaga adik-adiknya. Aurora sebagai anak kedua yang seringkali terabaikan oleh perhatian orang tua karena adanya sesuatu yang ditutup-tutupi dari keluarga dan harus serba mengalah dengan adiknya meski dirinya juga tumbuh sebagai seorang adik. Dan Awan si bungsu yang selalu mendapat perhatian lebih tapi nyaris tidak diberi kesempatan untuk memilih jalan hidupnya sendiri.

 

Begitu juga dengan kematian. Film tersebut menggambarkan atas takdir meninggalnya kembaran Aurora yang menjadi alasan bahwa kehidupan harus terus berlanjut dengan berbagai (pura-pura) kebahagiaan untuk menutupi satu kesedihan yang cukup mendalam.

 

Menurutku, dua hal tersebut sangat mempengaruhi alur skenario film tersebut meskipun gagasan inti ceritanya bukan disitu melainkan pada kehidupan rumah tangga (keluarga). Sinopsis Film NKCTHI menyebutkan bahwa setiap keluarga punya rahasia.

 

Cerita yang diracik dengan latar keluarga Indonesia, membuat film ini cocok menjadi bahan self reflection untuk semua keluarga di tanah air. Berikut beberapa hasil refleksi yang sempet bikin aku mikir sepanjang perjalanan pulang dari nonton.

 

1. Berani menikah, berani dewasa

 

Kedewasaan seseorang terlihat dari bagaimana ia menghadapi masalah. Memasuki gerbang pernikahan, pastinya harus siap untuk lebih stabil dalam menghadapi masalah karena pastinya akan ada segudang masalah yang lebih kompleks dari perjalanan sebelumnya.

Kedewasaan kita juga akan berpengaruh pada perjalanan rumah tangga dan kedewasaan anak-anak kita. Jangan sampai karena ketidakdewasaan kita sebagai orangtua, kelak bisa mengebiri kedewasaan anak-anak kita.

Dalam film tersebut terlihat pasca meninggalnya sosok kembaran Aurora, stabilitas emosional ayah-ibu terguncang. Pun ketika melihat perubahan sikap dari si bungsu Awan, ayah cenderung selalu menunjukkan superioritasnya dan merasa paling benar untuk menentukan kelanjutan hidup anak-anaknya. Dari dua contoh tersebut, kedewasaan Awan seakan dikebiri untuk selalu bergantung pada keputusan orang tua. Begitu juga dengan Aurora yang seakan terkesan egois dan ingin lari dari masalah. Perihal Angkasa, ternyata juga tidak cukup kuat untuk menahan segala rasa.

Jadi, hari gini masih berani nikah muda? Nggakpapa, asal berani dewasa. Kita emang nggak bisa intervensi dalam hal memilih siap orang tua kita tetapi kita bisa mengintervensi bagaimana anak-anak kita.

 

2. Seni bercerita (komunikasi) dalam keluarga itu penting banget

 

Coba saja jika setiap permasalahan keluarga yang hadir dapat dikomunikasikan dengan baik, pasti Film NKCTHI nggak bakal se-emosional seperti hasil review-nya orang-orang. Bersyukurlah bagi kalian yang sudah bisa menciptakan seni terindah dalam hal komunikasi dengan keluarga.

 

3. Punya saudara banyak emang kudu sabar

 

Aku, sebagai sosok yang memiliki lima saudara kandung dan beberapa saudara seperasuhan, sangat maklum dengan perlakuan orangtua yang kadang berbeda. Selain harus menempatkan perasaan buat mbak dan adek kandung, juga ada orang lain yang suka bikin gemes dan membuat perasaan semakin kompleks sebagai seorang anak.

 

Emang ada beberapa momen di film tersebut yang relate banget dan bikin nyesek sesenggukan. Akan tetapi, atas setiap kerja keras setiap orang tua yang berusaha memberikan kasih sayang terbaik untuk anak-anaknya, patut untuk senantiasa kita haturkan bakti dan terimakasih.

 

4. Jujur dan terbuka terkadang memang menyakitkan tetapi melegakan.

 

Nah, sekian mengenai Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini. Semoga Esok Bisa lebih Baik Lagi.

 

Penulis: Fadhlinaa A.

Ilustrator: Ni’mal Maula