Ada beberapa panduan ikut demonstrasi agar lebih bermakna.

Era digital ini menjadikan kebanyakan orang kecanduan dengan foto selfie. Semua ini terjadi karena keinginan untuk mendapatkan sebuah eksistensi yang sering kali hanya untuk pamer tiada arti. Terutama bagi kebanyakan para generasi muda, rasanya tidak asik lagi jika setiap detik kejadian tidak diabadikan dengan sesi foto selfie.

Bahkan para pelajar setingkat mahasiswa sekalipun masih banyak yang selalu pamer eksistensinya lewat foto selfie. Menurut saya sih ini tidak masalah, namun akan tidak baik jika dilakukan secara berlebihan. Bisa saja apa yang menjadi tujuan utama justru malah terlupakan. Contohnya seorang mahasiswa ketika ikut demontrasi, banyak yang hanya numpang foto selfie tanpa mengerti apa tujuan dari aktivitas yang sedang dijalaninya.

Sangat rugi rasanya ketika bergabung demonstrasi kita hanya numpang foto selfie. Sudah panas-panasan tetapi tanpa hasil dan tujuan yang jelas lagi. Sebaiknya sih sebagai mahasiswa yang cerdas harus punya tujuan dan pembelajaran di semua aktivitas yang dilakukan agar tidak sia-sia. Nah, berikut ini beberapa panduan ikut demonstrasi agar tidak rugi.

Mengambil Peran

Sebaiknya sebagai mahasiswa yang mempunyai daya intelektual mumpuni, tidak hanya menjadi peserta aksi saat bergabung dalam demonstrasi. Ambillah peran apapun yang kamu bisa, mulai dari menjadi orator sampai koordinator lapangan (korlap) bisa menjadi pilihan. Hal ini akan melatih kita lebih cakap dan belajar lebih hebat dalam teknik aksi dan lobi. Kalau tidak dibiasakan tentunya selamanya kita akan menjadi penonton setia saja.

Mengambil peran bukan hanya untuk belajar banyak hal saja tentang sudut-sudut sebuah demonstrasi. Tetapi ada banyak pelajaran yang akan kita dapat, dari mulai belajar menjadi orator ulung, publick speaking, manajemen konflik, manajemen masa dan masih banyak lagi. Selain itu kita juga bisa dikenal oleh masyarakat lewat media karena berhasil mengambil peran. Tentunya ini sangat bermanfaat bagi siapapun yang ingin menjadi publik figur. Sebagaimana Hos Tjokroaminoto pernah berucap, jika kalian ingin menjadi pemimpin besar menulislah seperti wartawan dan berbicaralah seperti orator.

Memahami Keadaan

Ini juga tidak kalah penting saat kita ikut terjun dalam aksi demontrasi. Memahami keadaan adalah kunci agar tidak salah dalam memilih alternatif tindakan dalam mengambil langkah jika ada keadaan yang mendesak dan tidak terduga pada saat di lokasi aksi. Sebab, memutuskan sesuatu dalam keadaan terjepit tidaklah mudah jika belum terbiasa dengan kondisi semacam ini.

Semisal ada cekcok atau bentrok antara peserta aksi dan petugas keamanan, maka kita akan tahu langkah paling efektif yang harusnya diambil jika itu semua terjadi. Ini sebabnya belajar untuk memahami keadaan dalam demontrasi itu penting. Agar tidak salah langkah dalam mengambil keputusan yang serba mendesak dan terjepit keadaan sekalipun.

Mempelajari Pergerakan

Jika dirasa belum mampu mengambil bagian sentral seperti menjadi seorang orator ataupun korlap, maka coba pelajari terlebih dahulu bagaimana para pemegang peran dalam menjalankan tugasnya. Sehingga ketika kita menjalankan peran tersebut tidak akan salah kaprah dan kewalahan.

Di momen inilah kalian bisa melihat berbagai tipe strategi yang digunakan oleh para pemeran demonstrasi dalam beraksi dan melobi. Dari cara mengambil simpati target demonstrasi, menyindir, dan menggairahkan para peserta aksi untuk tujuan tertentu dan lainnya. Jadi jangan lupa belajar dan perhatikan dengan baik gerak-gerik para pemegang peran sentral dalam demonstrasi yang kalian ikuti, ya.

Upgrade Kemampuan

Ada beberapa kemampuan yang bisa kita upgrade saat ikut dalam masa demonstrasi. Dari mulai kemampuan publick speaking, negosiasi, kepemimpinan dan lain sebagainya. Kita bisa menguji dan melatih kemampuan ini di saat itu juga. Misalnya menjadi orator aksi, maka kemampuan berbicara kita akan diuji dan dilatih bagaimana berbicara di depan banyak orang.

Dengan memberanikan diri itulah maka skill kita akan berkembang dan lebih baik lagi. Kita akan tahu bagaimana seni berbicara yang baik, benar, menarik dan bagaimana mengatasi rasa takut yang sering menyelimut. Selain itu, kita juga akan tahu kekurangan dan kelebihan kemampuan yang dimiliki. Jadi jangan sia-siakan momentum ini, ya.

Melatih Mental

Berani mengambil peran saat mengikuti demonstarsi bukan hanya melatih kemampuan publick speaking, teknik aksi dan lobi saja, tetapi melatih mental kita juga. Tidak bisa dipungkiri bahwa tampil di depan umum dan banyak orang bukan sesuatu yang mudah, apalagi kita menjadi pusat perhatian yang harus menyampaikan gagasan yang berisi dan dapat dipahami. Tentu ini bukan suatu aktivitas yang bisa dilakukan semua orang.

Selain kemampuan ilmu pengetahuan yang harus kita siapkan, kita juga harus menyiapkan mental yang baik agar tetap tenang dan terkontrol saat menyampaikan aspirasi. Dengan keadaan inilah kita akan belajar melatih mental dan mengevalusi apa yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Terutama masalah keberanian mengemukakan pendapat di depan umum. Olehnya itu, jadikan momentum ini sebagai ajang untuk menempa mentalmu agar lebih kokoh dan baik lagi.

Mengabadikan momen dengan cara berfoto adalah sesuatu yang lumrah dan perlu. Namun jika berlebihan dengan sesi foto selfi tentu ini sudah tidak penting lagi untuk dilakukan. Jangan membuang banyak kesempatan dan energi yang sekiranya tidak begitu bermanfaat untuk masa depan kamu.

Editor : Hiz

Foto : Pexels