Peraturan sejatinya penting bagi kehidupan manusia sehari-hari. Tanpa peraturan kehidupan manusia bisa saja jadi berantakan. Bahkan kehidupan manusia dapat tak beraturan cuma gara-gara nggak ada peraturan jelas yang mengatur setiap orang. Kalau nggak ada peraturan, tentu hukum rimba yang berlaku. Siapa yang kuat, dia yang akan bertahan. Salah satu peraturan yang cukup menyebalkan dan gak masuk akal adalah Peraturan Organisasi Mahasiswa (Ormawa).

Saya punya list beberapa peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang kurang masuk akal dan biasanya ada di sebuah organisasi mahasiswa (ormawa). Apa saja itu? simak sebagai berikut:

Peraturan maksimal semester saat daftar ormawa

Biasanya ormawa akan membuka pendaftaran anggota baru saat masa ospek tiba. Ada beberapa peraturan yang menjadi syarat diterimanya seorang mahasiswa untuk gabung ormawa. Salah satu syaratnya adalah maksimal semester. Umumnya, ormawa menetapkan syarat maksimal mahasiswa semester tiga yang bisa mendaftar di organisasinya.

Menurut saya ini diskriminatif. Namanya organisasi mahasiswa seharusnya membolehkan setiap mahasiswa mendaftarkan diri ke dalamnya. Nggak memandang mahasiswa tersebut sudah semester berapa. Siapa tau ada mahasiswa yang baru tertarik ikut ormawa ketika semester lima, kita nggak pernah taukan.

Jabatan tergantung lama berproses di ormawa

Lazimnya, semakin lama berproses di ormawa, semakin tinggi jabatan mahasiswa di ormawa. Misalnya, mahasiswa yang menjabat sebagai bendahara ormawa biasanya lebih lama berproses di ormawa daripada mahasiswa yang diamanahi menjadi wakil bendahara. Paling mentok bendahara dan wakil bendaharanya itu lama berprosesnya sama.

Saya rasa hal tersebut merupakan peraturan tidak tertulis yang kurang baik. Mengingat lamanya berproses di organisasi bukan menjadi patokan kapasitas dan kemampuan anggota sebuah ormawa. Tapi, jangan juga seperti partai si paling anak muda di negeri wakanda, yang anggotanya baru masuk beberapa hari doang tau-tau langsung diangkat jadi ketum partai.

Senior selalu benar

Pasal 1, senior selalu benar. Pasal 2, bila senior salah kembali ke pasal 1. Mungkin kamu pernah mendengar peraturan bernada kelakar semacam ini di berbagai tempat. Sebenarnya, itu bukanlah sebuah kelakar saja. Hal itu nyata terjadi di beberapa organisasi, tak terkecuali ormawa.

Menurut saya, tak ada orang yang selalu benar. Bahkan manusia utusan Tuhan sekali pun pernah melakukan kesalahan. Apalagi cuma senior ormawa yang nggak seberapa itu. Sudah pasti pernah salah, baik di dalam maupun luar ormawa.

Mematuhi setiap perintah senior

Karena saya percaya bahwa senior itu tak selalu benar, saya tak selalu mematuhi perintah mereka. Saya terlebih dahulu mencerna dan memahami setiap arahan dan perintah senior. Soalnya, tak semua arahan dan perintah senior mampu saya dan teman-teman laksanakan.

Terlebih jika perintah seniornya sudah aneh-aneh. Macam suruh beli rokok atau kopi untuk senior tapi pakai uang juniornya. Senior-senior seperti itu layak masuk keranjang sampah!

Terlalu hormat kepada senior

Peraturan tak tertulis di ormawa yang aneh lainnya adalah terlalu hormat kepada senior. Ketika menghadapi senior kadang junior ormawa itu terlalu hormat yang berlebihan. Sampai-sampai harus pura-pura tertawa ketika senior ada yang melempar jokes yang nggak lucu. Atau, nggak berani menegur kesalahan senior saat di ormawa.

Buat saya, respect itu diberikan kepada seseorang bukan berdasarkan senioritas atau umur saja. Hormatilah senior ormawa secukupnya. Lagian senior itu hanya orang yang lebih dulu kuliah dan masuk ormawa saja. Tak kurang dan tak lebih.

Junior selalu ngalah

Saya sama sekali nggak sepakat aturan tidak tertulis di ormawa yang mengatakan junior harus selalu ngalah. Jika terjadi perbedaan pendapat antar senior dengan junior di sebuah forum, mesti yang dimenangkan pendapat senior. Dan si junior tentu harus selalu mengalah. 

Padahal, belum tentu pendapat senior selalu lebih baik ketimbang junior. Serta, belum pasti juga pendapat junior selalu lebih buruk ketimbang si senior. Bisa jadi malah sebaliknya, pendapat junior lebih baik untuk keberlangsungan ormawa. Sementara pendapat si senior dapat membawa petaka bagi berjalannya roda organisasi.

Begitu sekiranya berbagai peraturan di ormawa yang tidak masuk akal, baik tertulis maupun tidak tertulis. Sebagai mantan mahasiswa si paling organisatoris, saya berharap peraturan semacam itu mulai dihapus dan dihilangkan di ormawa. Supaya ormawa bisa tetap hidup, berkembang dan relevan dengan zaman.

Editor: Assalimi

Gambar: Google