Ketidakpastian bukan hanya soal cinta, tetapi juga dalam politik, itulah yang terjadi dalam politik Indonesia. Kita pasti pernah mendengar tidak ada kawan dan lawan yang abadi dalam politik, itulah yang yang terjadi dalam perpolitikan Indonesia. Yang abadi dalam perpolitikan Indonesia adalah kepentingan.

Ketidakpastian

Kita juga tidak menyangka Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menjadi menteri dalam pemerintahan Jokowi. Mayoritas rakyat Indonesia pasti akan berpikir bahwa mereka akan menjadi oposisi. Namun, kenyataannya mereka menerima pinangan Presiden Jokowi untuk duduk di kabinet. Hal itu adalah salah satu bukti bahwa politik Indonesia itu tidak bisa diduga dan penuh dengan kejutan.

Di samping itu, Pilpres 2019 juga masih segar dalam memori kolektif kita yang mana kala itu muncul dua kubu, yaitu cebong dan kampret. Dikotomi tersebut juga merangsek ke ranah pribadi, misalnya kakak-beradik jadi renggang hubungannya, suami-istri bertengkar gara-gara berbeda pilihan, saling hujat, dan sebagainya. Oleh karena itu, kejadian tersebut hendaknya dijadikan pelajaran, khususnya untuk pemilihan presiden pada 2024 nanti. Hal ini agar rakyat tidak dikorbankan oleh elite politik.

Belum lagi ditambah dengan adanya pandemi Covid-19 yang membuat politik Indonesia semakin penuh ketidakpastian. Mulai pengesahan Rancangan Undang-undang Cipta Kerja yang tergesa-gesa yang banyak menuai kritik dari publik.

Adapun di saat rakyat sedang bertahan dari pandemi Covid-19 yang dampaknya pada seluruh bidang kehidupan, sehingga banyak yang di PHK. Kita dikejutkan dengan Edhy Prabowo tertangkap operasi tangkap tangan KPK atas kasus ekspor benih lobster, kemudian juga Juliari Batubara ditangkap oleh KPK atas korupsi dana Bansos Covid-19.

Sungguh miris dan memperhatikan negeri ini. Kita sering menemui slogan, terutama saat pemilihan umum, misalnya partai wong cilik, pemimpin cinta rakyat. Akan tetapi, pada faktanya mereka malah menyengsarakan rakyat.

Kita lihat bagaimana situasi politik di pemerintahan, tidak ada oposisi. Sehingga dikhawatirkan tidak ada pengawas kebijakan pemerintah, dan yang lebih parah lagi hanya mementingkan golonganya. Kemudian juga lihat bagaimana hukum di negeri ini tumpul ke atas tajam ke bawah. Oleh karena itu, marilah kita renungkan khususnya generasi milenial Indonesia untuk berani kritis, demi kebaikan bangsa dan negara agar politik Indonesia yang penuh ketidakpastian menjadi penuh kepastian.

Editor: Nirwansyah