Pernah nggak sih kita ngerasa seperti sudah puluhan tahun hidup, tetapi tak benar-benar bisa mengenali diri kita sendiri. Selalu merasa tidak cukup, membandingkan diri dengan orang lain, tidak bersyukur dengan apapun yang kita punya, dan lain sebagainya.
Tidak menjadi diri kita sendiri akan berdampak buruk pada banyak hal. Menjadi people pleaser yang jarang orang sadari, misalnya. Kebiasaan untuk selalu ingin menyenangkan orang lain menjadi buruk karena selalu menampatkan orang lain lebih berharga dari diri kita sendiri. Kalau ibarat kata Mark Manson, harusnya kita bisa tegas untuk bilang tidak pada orang lain. Ketidakenakan membuat kita terbiasa tidak jujur.
Berusaha self-love memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Bukan sesuatu yang teramat susah juga kok ternyata, kalau kita punya keinginan untuk itu. Meski tidak bisa dilewati dalah satu dua hari, kita bisa memulainya lewat hal-hal kecil. Salah satunya adalah mendengarkan lagu.
Kekuatan musik terbilang ampuh untuk menyembuhkan banyak orang dari sakit. Nada, instrumen, lirik yang berbagai macam bentuknya kerap berhasil menyalurkan emosi yang luar biasa kepada pendengarnya. Pendengar merasa terwakili perasaannya dan lagu akhirnya bisa jadi obat penawar.
Tak hanya mantra-mantra Mas Kunto yang berhasil meng-healing ribuan penggemarnya, Tulus juga layak disebut dokter untuk pasien-pasien yang kena penyakit tidak mencintai dirinya sendiri. Nggak percaya? Yuk, langsung aja kita bahas beberapa resep self-love yang dihadirkan di lagu-lagu Tulus.
Bunuh insecurity dan bangun kepercayaan diri
Lagu berjudul Gajah yang rilis pada tahun 2014 memberikan satu energi yang besar untuk siapapun yang sering merasa tidak aman, seperti perasaan bersalah, malu, gagal, dan jenis bentuk penyakit insecure lainnya. Tulus seperti mengajarkan kita untuk menggedor dan meruntuhkan benteng insecuretersebut.
Pada bagian reff lagu “Gajah” yang berbunyi“kau temanku kau doakan aku, punya otak cerdas aku harus sanggup”seperti menarik jauh ingatan siapapun yang barangkali di waktu yang teramat lampau pernah dibully karena kekurangan yang ada dalam dirinya. Pengalaman pernah diejek sewaktu kecil oleh teman-temannya karena berbadan besar itu ternyata jadi hal yang begitu positif, bukan malah membunuhnya.
Nafas positif itu tentu bisa kita baca dari dua lirik yang ada di atas tersebut. Bahwa pujian memang kerap hadir dalam bentuk olokan. Penyanyi sekaligus arsitek itu berhasilmenggambarkan setiap cacian sebagai salah satu bentuk doa baik, bukan seuatu yang menjatuhkan. Ketika banyak orang mengataimu bodoh, kamu hanya perlu usaha untuk meningkatkan kapasitas otakmu dari biasanya. Sesederhana itu.
Percayalah betapa berharganya diri kita
Lagu tulus selanjutnya yang berjudul Suatu Hari Di Bulan Juni secara jelas menunjukan bahwa untuk bisa self-love secara sempurna, kita harus bisa melalui yang namanya self-worh. Ia adalah usaha untuk sadar bahwa setiap manusia berharga bagaimanapun kondisinya. Hal tersebut ditunjukan pada lirik“Kita bahagia, meski tak kemana-mana, kamu cantik, meski tanpa bedak”.
Lalu pada lagu berjudul Suatu Hari Di Bulan Juni yang liriknya seperti “Mereka tak sempurna, sama juga halnya denganmu, jangan risaukan celamu, ooo…” memberikan penegasan bahwa kedudukan manusia pada dasarnya sama. Tidak ada manusia yang lebih istimewa dari manusia lainnya, sehingga kita tak perlalu menghabiskan waktu untuk sibuk membandingkan diri dengan hal dari orang lain yang tidak kita punya. Kita berharga dan istimewa atas diri masing-masing.
Dalam hubungan berpasanganpun, kita tetaplah diri kita sendiri
Apa kaitannya relationship dengan kecintaan kita terhadap diri sendiri? jelas ada dong. Ada banyak orang kehilangan dirinya ketika sudah menjalin hubungan, entah itu sekedar pacaran atau ikatan pernikahan. Tak jarang keterikatan hubungan membuat satu sama lain saling mengendalikan.
Dalam lagu berjudul Ruang Sendiri, Tulus mengingatkan bahwa komitmen tak harus merampas privasi kita. Bahkan ruang untuk menyendiri memberi kita banyak waktu untuk merindu dan menghargai waktu, termasuk semakin menghargai diri masing-masing. Lirik awalnya yang begitu mendalam berbunyi seperti…
“Beri aku kesempatan tuk bisa merindukanmu
Jangan datang terus
Beri juga aku ruang bebas dan sendiri
Jangan ada terus
Aku butuh tahu seberapa kubutuhkanmu
Percayalah rindu itu baik untuk kita”.
Tak hanya empat lagu yang telah disebutkan di atas saja yang memberi banyak suntikan ke orang-orang yang sering merasa sendirian. Hampir di seluruh lagu, apalagi di album Gajah dan Monokrom menyiratkan banyak pesan tentang bagaimana membangun hubungan yang baik dengan diri sendiri, orang lain, dan hal-hal disekitar kita. Coba deh langsung diputar aja lagu-lagunya.
editor: Nawa
gambar: google.com
Comments