Dalam perkembangannya gerakan sosial mengalami perpindahan. Selain itu, tantangan juga menyertai berbagai pergerakan kelompok itu, termasuk gerakan feminis.

Gerakan sosial lama menyertakan kelompok orang- orang yang berkepentingan terhadap suatu pandangan hidup tertentu semacam antikapitalisme, revolusi kelas, serta pertentangan kelas. Sedangkan gerakan sosial baru (new social movement) cenderung mempertahankan esensi serta perlindungan keadaan keadaan yang menunjang kehidupan kemanusiaan yang lebih baik.

Perbedaan Gerakan Sosial

Old social movement berfokus pada isu yang berkaitan dengan materi dan biasanya terkait dengan kepentingan satu kelompok saja, misalnya gerakan petani, atau buruh,sedangkan new social movement berkaitan dengan masalah ide atau nilai seperti gerakan feminisme atau lingkungan. Isu dan agenda yang diperjuangkan gerakan sosial baru mencakup tataran kepentingan yang lebih luas, jika dibandingkan dengan gerakan sosial lama.

Gerakan Sosial, yakni perspektif  Gerakan Sosial Baru muncul sekitar era tahun 1960-an dan 1970-an terutama di kalangan masyarakat Eropa dan Amerika. Gerakan sosial baru ini diusung oleh gerakan ekologi dan lingkungan, gerakan perempuan, gerakan etnis dan religius. Tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari gerakan ini secara esensial bersifat universal, yakni diarahkan untuk memberikan perlindungan dan mempertahankan kondisi kehidupan manusia ke arah yang lebih baik.

Pergeseran dari masyarakat modernism ke post-modernist-post-society, dicerminkan oleh pergeseran serupa dalam bentuk gerakan-gerakan sosial yang berubah dari bentuk ‘lama’ gerakan klasik dan neo-klasik ke gerakan sosial ‘baru’. Gerakan sosial dalam Essay ini didefenisikan sebagai gerakan yang meluas yang bertujuan mengubah kondisi yang lebih baik. Dalam merumuskan tujuannya gerakan sosial ini didasarkan pada analisa tertentu terhadap realitas yang ingin diubah.

Gerakan ini juga dimungkinkan menggunakan symbol-symbol atau slogan tertentu sebagai symbol dari tujuan bersama. Gerakan tersebut menggunakan berbagai media sebagai sarana komunikasi baik di dalam dan keluar.

Peranan Gerakan Feminis

 Dimana posisi gerakan feminis? Gerakan feminis diposisikan oleh banyak kalangan sebagai bagian dari gerakan sosial baru. Walaupun pada awalnya gerakan feminis dicurigai tidak punya basis yang kuat, gerakan ini telah menunjukkan bahwa dalam kekhasan analisanya gerakan feminis tidak dapat diabaikan.Kekhasan pada gerakan feminis dimana analisa feminis tidak semata-mata disandarkan pada analisa kelas, bahkan lintas kelas, dimana faktor utamanya adalah persoalan patriarki yang menjadi sistem besar dan mempengaruhi kehidupan perempuan dimanapun.

Istilah feminis memiliki konotasi yang negatif bagi banyak kalangan di Indonesia. Feminis dianggap sebuah ideologi yang aneh; mereka yang benci laki-laki, lesbian, tidak berkeluarga dan kehidupan seksual yang bebas. Bahkan seorang yang mungkin sesungguhnya feminis menolak pelekatan istilah itu terhadap dirinya. Mengapa? Hal ini menurutnya karena ada pengaruh yang cukup besar dari gerakan nasionalis, gerakan islam dan ideologi orde baru yang memberikan stigma terhadap feminisme sehingga banyak pihak yang pada akhirnya menghindari istilah feminis.

Gerakan nasionalis misalnya melihat bahwa feminis adalah produk Barat dan membawa pengaruh kompetisi antara laki-laki dan perempuan. Senada dengan gerakan nasionalis, gerakan islam juga menganggap bahwa feminis membawa pengaruh yang tidak baik dari barat. Tantangan Gerakan Feminis yang terbesar dalam melakukan kolaborasi dengan gerakan sosial lainnya ada dua hal;

Tantangan Gerakan Feminis

Pertama, tantangan internal yakni memposisikan ulang visi dan nilai-nilai feminis, yang diejawantahkan dalam program, termasuk melakukan reposisi relasinya dengan gerakan perempuan mainstream, gerakan sosial lainnya dan kekuatan funding. Metode kerja dan pengelolaan kerja tidak bisa dihindari dapat menjadikan visi dan misi yang sudah jelas malah tidak tercapai.

Dalam hal ini penguatan kapasitas melakukan analisa kritis hingga pengembangan metode kerja menjadi sangatpenting. Pengalaman UU PKDRT menunjukkan bahwa gerakan feminis menuai hasil ketika ia bisa mempengaruhi dan bergandeng tangan dengan gerakan perempuan meskipun ia tidak mendapat sokongan dari gerakan sosial lainnya.

Dalam hal ini maka kolaborasi gerakan feminis dengan gerakan islam menjadi efektif jika dapat menemukan titik pijak bersama. Pengalaman dalam Penolakan UU Pornografi merupakan sebuah refleksi dimana gerakan feminis tidak bisa bergandeng tangan dengan gerakan perempuan karena adanya perbedaan cara pandang sementara di sisi lain ia menggandeng gerakan sosial lainnya. Hal ini menjadi dilema kelompok feminis. Menurunkan tuntutan kesetaraan disatu sisi bisa jadi dianggap “kurang feminis‟, sementara disisi lain, dalam konteks membangun gerakan yang lebih luas, ada kompromi-kompromi yang perlu dilakukan. Yang menjadi masalah adalah kompromi itu bisa jadi lagi-lagi mengorbankan kelompok yang sudah minoritas.

Kedua; tantangan eksternal; Tantangan eksternal ini selain dari politisasi agama yang menguat yang membawa isu moralitas seperti dalam UU Pornografi, agaknya tantangan lain tidak jauh berbeda dengan hasil yang telah ditemukan dalam penelitian lalu dan tidak ada juga perkembangan pemikiran bagaimana menghadapinya; yakni adanya pengaruh lembaga donor dan pendekatan developmentalisme.

Politisasi agama yang menguat telah menjadi tantangan besar feminis. Tidak saja feminis berhadapan dengan kelompok besar lainnya, namun menjadikan kelompok feminis berhadap-hadapan dengan gerakan perempuan lainnya. Walaupun berbagai tantangan baru dan lama dihadapi gerakan feminis, kolaborasi dan soliditas gerakan feminis dengan gerakan sosial lainnya telah memiliki benih untuk menguat. Dinamika menguat dan melemah dipengaruhi oleh pilihan isu yang diambil. Gerakan feminis perlu berefleksi tentang posisinya sebagai gerakan feminis dalam kondisi yang selalu berubah dan memikirkan strategi untuk menjadikan kolaborasi yang berkelanjutan dan berkesinambungan untuk adanya perubahan sosial yang lebih baik dan berkelanjutan.

Editor: Nawa

Gambar: Roomate.com