Sibuk bikin konten sambil jadi Gubernur, tentu adalah tugas yang berat bagi seorang Ganjar.Kalau sudah viral baru peduli, itulah kebiasaan para politisi negeri Wakanda

Siapa sih yang tidak mengenal Ganjar Pranowo, orang nomor 1 di Jawa Tengah. Semua orang pasti mengenalnya, bukan hanya di Jawa Tengah, tetapi juga seluruh Indonesia mengenalnya.

Wajar saja beliau terkenal, mengingat beliau adalah Konten Kreator kenamaan Indonesia, eh maksud saya Gubernur Jawa Tengah 2 periode.

Ganjar paham sekali peluang untuk menarik simpati masyarakat, caranya ya dengan aktif di media sosial dengan konten-konten yang ia sajikan. Mulai dari blusukan, sepedaan, kulineran, tiktokan, sampai nendang tembok, dan masih banyak konten lainnya.

Cara tersebut apakah efektif? tentu saja efektif terbukti elektabilitas Ganjar meroket, sampai-sampai di kolom media sosialnya dipenuhi dengan komentar Ganjar RI 1.

Tapi saya kira masyarakat harus cerdas, jangan mudah percaya dengan konten-konten yang disajikan oleh para politisi. Mereka sejatinya memakai dua topeng, di dunia nyata saja mereka memakai topeng apalagi di media sosial.

Sebagai seorang warga Jawa Tengah yang baik, saya kira Pak Ganjar jangan sibuk membikin konten, tetapi pedulilah dengan nasib para petani, pedulilah dengan nasib wong cilik, pedulilah dengan nasib lingkungan.

Lalu apa gunanya slogan di media sosial Bapak “Tuanku ya Rakyat, Gubernur cuma Mandat.” Ouh saya lupa itu kan hanya sekedar bio di media sosial, biar kesannya itu pro rakyat, padahal mah tidak peduli. Lebih baik diganti saja slogan tersebut menjadi “Tuanku ya Konten, Gubernur cuma sampingan.”

Kasus Wadas

Pasti kita paham terkait ribuan aparat kepolisian yang mengepung, dan menangkap beberapa orang di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (8/2/2022). Tagar Wadas pun menjadi trending di Twitter.

Bagi yang belum tahu kasus ini, jadi pemerintah akan membangun Bendungan Bener. Rencananya, material batu pembangunan bendungan itu diambil dari perut bukit di Wadas dengan luas tanah yang terdampak 114 hektar.

Penambangan tersebut tentu saja mendapat penolakan dari warga sejak 2016. Penolakan masyarakat tersebut kerap mendapat tekanan dari pihak kepolisian. Warga Wadas menolak penambangan batu andesit karena mereka tidak rela lingkungan dirusak. Kalau lingkungan rusak bagaimana nasib masa depan anak cucu mereka. Warga Wadas menderita.

Banyak orang tag akun media sosial Ganjar terkait hal tersebut. Tetapi saya kira percuma saja, karena Ganjar lagi sibuk mikir mau bikin konten apa selanjutnya. Saking sibuk mikir mau bikin konten apa, sampai lupa bahwa ia ini seorang Gubernur Jawa Tengah.

Agaknya Pak Ganjar hanya peduli dengan permasalahan yang akan mendongkrak popularitasnya. Walaupun ia dihujat atas ketidakpeduliannya ini, ia  tak perlu khawatir.

Buzzernya akan siap membela mati-matian. Mereka pasti akan berteriak “Jangan mau diadu domba.” “Jangan mau diprovokasi.”

Respon Ganjar Pranowo

Respon Ganjar terkait hal tersebut sungguh membuat semua orang termasuk saya emosi. Ganjar mengklaim adanya ribuan polisi yang datang tak lepas dari menjaga situasi kamtibmas agar semua berjalan aman dan kondusif.

Ia menghimbau agar warga tidak menyikapinya secara berlebih-lebihan “Iya ada pengukuran, hanya pengukuran saja kok, tidak perlu ditakuti, tidak ada kekerasan.” ucap Ganjar.

Kata-kata tersebut tidak menunjukkan keberpihakan seorang Ganjar Pranowo yang notabennya adalah seorang Gubernur terhadap rakyatnya.

Seharusnya Pak Ganjar lebih bijak dalam menangani masalah Wadas, jangan malah terkesan abai. Kalau sudah viral baru peduli, itulah kebiasaan para politisi negeri Wakanda.

Kemudian  dalam press conference ia meminta maaf atas penangkapan warga, selanjutnya ia datang ke Wadas. Tapi menemui mereka yang setuju tanahnya untuk eksploitasi.

Di sini sangat jelas ketidakberpihakan Ganjar terhadap rakyat. Saya harus mengatakan bahwa permintaan maaf serta kedatangan Ganjar ke Wadas hanya sekedar gimmick saja.

Seorang Gubernur harus tahu bahwa ia adalah kepanjangan tangan rakyat, bukan kepanjangan tangan oligarki maupun elite. Saya sih menduga akibat sibuk bikin konten membuat Pak Ganjar sampai lupa bahwa dirinya adalah seorang Gubernur.

Sibuk bikin konten sambil jadi Gubernur, tentu adalah tugas yang berat bagi seorang Ganjar. Warga Wadas menderita akibat sikap acuhnya.

Editor: Lail

Gambar: Google