Kelakuan bapak-bapak memang ada-ada saja.

Saban Sabtu atau Minggu, selama satu bulan sekali, bapak-bapak di lingkungan tempat saya tinggal selalu mengadakan kerja bakti secara rutin. Kegiatannya beragam. Mulai dari bersih-bersih lapangan olahraga, memungut sampah, sampai dengan memangkas rumput liar. Semua dilakukan demi mencapai satu tujuan: lingkungan yang bersih, nyaman, dan asri.

Setidaknya, di beberapa lingkungan yang pernah saya tinggali, kerja bakti dimulai kisaran pukul 6-7 pagi dan paling siang selesai pada pukul 10. Dengan durasi tersebut, harapannya kerja bakti bisa diselesaikan secara efektif dan efisien. Apalagi, konsep kerja bakti adalah gotong royong, saling back up, dan bahu-membahu. Paling nggak, sudah paham tugas masing-masing, lah. Termasuk perkakas apa saja yang harus dipersiapkan oleh setiap orang.

Kita boleh sepakat bahwa pakem atau idealnya seperti itu, mau bagaimana pun lingkungannya. Akan tetapi, antara teori dan realitas tidak melulu berjalan beriringan. Termasuk pada saat bapak-bapak melakukan kerja bakti. Sama halnya seperti para mahasiswa yang diberi tugas kelompok. Ada yang inisiatif dan sadar akan tanggung jawab yang dilakukan. Ada yang bisanya banyak cakap, tapi sedikit gerak. Ada juga yang planga-plongo dan tahu jadi saja. Untuk poin terakhir, sih, intinya sama. Sama-sama nyebelin.

Nah, pada saat kerja bakti, tentu kebiasaan nyebelin bapak-bapak yang ikut serta lain lagi. Ya, boleh dibilang, serupa tapi tak sama, lah.

Kelakukan bapak-bapak yang menyebalkan saat kerja bakti #1 ikut kerja bakti nggak, ngobrol-ngobrol iya

Saat sudah tahu ada jadwal kerja bakti di lingkungan sekitar, nggak semua bapak-bapak yang sudah berada di luar rumah dan berkumpul punya dedikasi, motivasi, atau kesadaran diri untuk menyelesaikan segala tugas yang sudah menanti. Alih-alih langsung mengerjakan ini dan itu, sebagian bapak-bapak malah asyik ngobrol ngalor-ngidul. Kalau sambil kerja atau chit-chat tipis-tipis, sih, nggak apa-apa. Lha ini, malah keterusan.

Boleh aja, sih, kalau mau ngobrol-ngobrol gitu. Tapi, seyogyanya nggak di depan orang-orang yang lagi kerja juga. Untung masih ada yang punya dedikasi. Kalau bapak-bapak satu tipe begitu semua, kerja bakti hanya menjadi wacana atau agenda yang sia-sia. Sebagai alternatif, boleh banget lho Pak, kerja bakti sambil ngobrol atau bercanda gitu. Biar lebih fun. Kalau hanya ngobrol-ngobrol, kan bisa di sesi lain, Pak.

Kelakukan bapak-bapak yang menyebalkan saat kerja bakti #2 sedikit kerja, banyak ngemilnya

Adalah lumrah ketika ada kerja bakti, ibu-ibu saling membantu menyediakan atau memasak makanan bagi mereka yang ikut kerja bakti. Lumayan, bisa buat camilan sekaligus selingan sewaktu ambil jeda untuk rebahan, sambil kipas-kipas koran pakai tangan. Sampai poin ini, masih aman, ya? Kita sama-sama sepakat bahwa, kerja bakti juga butuh istirahat. Nggak masalah.

Nah, yang kemudian nyebelin adalah, ketika ada yang sedikit kerja, banyak ngemilnya. Lagian, kenapa harus pada saat kerja bakti, sih, Paaak. Kalau hanya mau ngemil-ngemil manja gitu, bisa di rumah, lho. Sambil ngeteh, ngopi, plus ngudud juga boleh. Intinya, ada waktu khusus gitu.

Selain itu, jadwal kerja bakti kan nggak setiap minggu banget juga. Jadi, maksud saya, ngemil-ngemil di tengah orang yang sedang kerja baktinya bisa lah ditunda atau cancel sekalian gitu. Jangan pas ada acara kerja bakti banget.

Kelakukan bapak-bapak yang menyebalkan saat kerja bakti #3 datang saat kerja bakti hampir selesai

Bapak-bapak yang lagi nggak bisa ikut kerja bakti karena ada agenda lain yang sulit ditinggalkan, tentu nggak masuk dalam kriteria ini. Yang dimaksud dalam poin ini adalah, bapack-bapack yang baru bergabung kerja bakti saat injury time atau semuanya sudah rapi dan tinggal finishing saja. Sambil cengengesan atau lagu-laguannya sudah seperti yang paling capek pula.

Saat mengalami hal nyebelin tersebut, bapak-bapak lain biasa merespon dengan pertanyaan basa-basi, “Yeee, ke mana aja, Pak? Dah mau beres, baru keluar. Kocak,” ada yang sampai mangkel, atau daripada dibawa terlalu serius mending diajak bercanda aja sekalian.

Masalahnya, saya jadi kepikiran aja gitu. Jangan-jangan, sebagian mahasiswa mengaplikasikan tipe bapak-bapak nyebelin saat kerja bakti sewaktu mereka mengerjakan tugas kelompok? Atau, bapak-bapak nyebelin pada acara kerja bakti adalah para mahasiswa yang lagi kerja kelompok dan sedang menyamar?

Editor : Hiz

Foto : Pexels