Streamer di tahun 2021 sedang digemari oleh banyak orang di Indonesia. Secara singkat, streamer merupakan sebuah pekerjaan dimana kita sebagai pembuat konten melakukan siaran langsung (live stream) terhadap kegiatan apapun yang ingin kita lakukan entah itu game, bernyanyi, atau kegiatan menarik lainnya. Sebenarnya tren ini mulai naik daun di akhir tahun 2020 dimana pada saat itu mulai bermunculan streamer yang diawali dari banyaknya pro player sebuah game yang melakukan siaran langsung gameplay yang mereka lakukan.

            Pada saat itu, sudah bermunculan pula penonton setia yang mulai meramaikan tren ini. Namun, platform yang khusus menyediakan fitur live streaming seperti Bigo Twitch belum terlalu banyak dikenal dan malah platform yang mulai meramaikan live stream adalah media sosial yang sebenarnya kurang menonjolkan fitur tersebut seperti Facebook dan Youtube. Dengan cepat, live streaming mulai mendapatkan atensi dari para penonton terlebih terdapat satu pertunjukan yang cukup fenomenal yaitu pertandingan Dewa Kipas melawan GM Irene yang juga disiarkan langsung melalui kanal Youtube milik Deddy Corbuzier sehingga fitur ini mulai dikenali dan lebih berkembang.

            Hingga sekarang, jumlah streamer menjadi semakin banyak setelah terinspirasi orang-orang sebelum mereka yang mulai menuai hasilnya. Akhirnya, mereka pun ikut mencoba peruntungan mereka untuk menjadi seorang streamer terlebih menurut saya penggunaan siaran langsung disini memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan membuat konten seperti yang sudah ada di media sosial kebanyakan.

Lebih interaktif kepada penonton

            Penonton bisa secara langsung melakukan interaksi terhadap streamer yang sedang mereka tonton karena kegiatan dilakukan secara real time terlebih penonton bisa mengomentari secara langsung apa yang sedang terjadi di layar mereka. Berbeda halnya dengan konten yang sebelumnya telah ada dimana penonton tidak bisa secara interaktif mengomentari apa yang terjadi di layar dan si pembuat konten pun hanya bisa mendapatkan komen dari mereka. Kemudian, pembuat konten juga tidak leluasa dalam menjawab komentar yang penonton tulis.

            Ditambah situasi pandemi yang mengharuskan banyak orang harus mendekam di rumah dan bingung harus berinteraksi dengan siapa. Paling tidak interaksi dengan streamer bisa sedikit mengobati kerinduan terhadap kurangnya interaksi dengan teman yang menjadi jarang dilakukan di situasi seperti ini. Apalagi para streamer bisa membangun karakter mereka sendiri yang akhirnya ikonik di mata penonton mereka. Sebagai contoh Windah Basudara yang sekarang menjadi streamer yang cukup besar di Youtube karena karakter yang dimilikinya.

Orang awam memiliki peluang yang besar

            Sebelumnya, Streamer di Indonesia lebih didominasi oleh pro player dari suatu game yang sebelumnya sudah memiliki nama besar seperti RRQ Lemon dengan game Mobile Legends, BTR Ryzen dengan game Pubg Mobile, dan masih banyak lagi. Tapi, nama-nama yang mulai naik daun akhir-akhir ini salah satunya Windah Basudara tadi sebelumnya memang tidak memiliki riwayat terkenal sebelumnya. Bisa dibilang mereka hanya bermodal kamera, PC yang bisa digunakan untuk melakukan live stream, dan sebuah kegiatan tertentu yang ingin mereka tunjukkan.

            Hal tersebut tentunya sangat positif karena orang yang mungkin malu untuk tampil di kehidupan asli mereka tetapi memiliki bakat terpendam yang luar biasa menjadi punya wadah untuk menyalurkan atau mempertontonkan bakat yang dimilikinya tersebut. Akhirnya, banyak orang yang mulai memberanikan diri membangun komunitas mereka sendiri dengan cara menjadi streamer.

Skill editing dan konsep tidak terlalu penting

            Konten-konten yang biasa kita lihat sebelumnya biasanya memiliki sebuah konsep matang dan sebuah bumbu editing yang membuat hasil akhir yang didapatkan menjadi lebih menarik. Namun, menjadi seorang streamer tidak harus memiliki kemampuan tersebut karena siaran langsung yang dilakukan lebih banyak menggunakan aksi spontan yang justru lebih natural jika dilakukan tanpa persiapan tertentu sebelumnya.

            Mungkin skill editing bisa diperlukan di beberapa kesempatan saja seperti mungkin membuat opening atau penutup, tetapi secara keseluruhan streamer lebih mengandalkan karakter dan kemampuan mereka dalam membawakan petunjukan mereka sendiri. Hal tersebut tentunya memudahkan beberapa orang yang mungkin memiliki sesuatu yang ingin ditampilkan, tetapi kurang terampil dalam membawakannya ke sebuah konten yang menarik para penonton entah itu dengan konsep atau editing yang baik.

Tidak memerlukan kualifikasi khusus untuk mendapatkan uang

            Beberapa konten biasanya memerlukan kualifikasi khusus agar si pembuat konten bisa mendapatkan uang dari konten yang mereka buat. Sebagai contoh Youtube yang mengharuskan sebuah channel memiliki jumlah subscriber dan watch time tertentu untuk bisa mengaktifkan Google Adsense atau Podcast yang biasanya menggunakan CPM (Cost per Mile) untuk bisa menarik uang dalam jumlah tertentu.

            Berbeda dengan live stream yang sudah bisa menghasilkan uang dari para penonton yang memberikan donasi kepada para streamer. Tentunya hal tersebut sangat membantu para streamer dalam melakukan peningkatan peralatan yang mereka punya agar kualitas video menjadi lebih baik atau suara menjadi lebih jernih dimana donasi tersebut bisa dilakukan oleh siapapun dan kapanpun penonton mau.

            Mungkin itulah beberapa alasan kenapa streamer bisa naik daun di Indonesia. Menjadi seorang streamer pastinya tidak akan semudah apa yang saya katakan karena mereka terkadang juga harus melakukan siaran selama berjam-jam lamanya hanya untuk menarik banyak penonton. Selain itu, menjadi seorang streamer juga memerlukan keunikan tersendiri yang mungkin tidak bisa dimiliki oleh orang biasa. Akan tetapi, tren ini sepertinya bisa dicoba bagi kalian yang ingin mempertontonkan kebolehan kalian dan siapa tahu bisa menarik hati banyak penonton. Bagaimana tertarik menjadi streamer?~