Dieng merupakan salah satu daerah yang berada di Jawa Tengah, tepatnya di Banjarnegara dan Wonosobo. Ya, Dieng terbelah menjadi dua bagian yaitu Dieng Kulon dan Dieng Wetan. Setiap tahun seperti yang kita tahu bahwa Dieng selalu mengalami fenomena alam unik nan tak biasa yakni embun es bak salju di Eropa. Biasanya fenomena alam ini terjadi antara bulan Juli hingga Agustus. Suhu ketika embun es ini sampai minus lho. Bisa dibayangkan dong, betapa dinginnya.

Saya yang juga sempat mengalami hidup di daerah Pegunungan Dieng selama kurang lebih dua bulan, pun karena KKN. Pas sekali masa tinggal saya di Dieng waktu itu yakni antara Juli-Agustus. Saat dingin-dinginnya (kayak sikapmu padaku), sepanas-panasnya kalau siang hari hanya sampai 20 derajat celcius. Malam harinya saya pernah merasakan hingga 5 derajat celcius, belum minus saja sudah seperti membeku, sesak napas, kalau ngomong keluar asap kayak di Eropa gitu.

Saya tinggal di daerah yang tidak begitu tinggi di Dataran Dieng, Desa Igirmranak namanya. Desa ini juga merupakan salah satu jalur pendakian untuk ke Gunung Prau. Kalau daerah Dieng atas itu bisa sampai nge-es, salah satu tempat yang pernah saya kunjungi namanya Desa Sikunang. Di Desa Sikunang memang bisa nge-es dan ini beneran saya lihat, ya meskipun tidak tebal esnya.

Hal yang jadi sangat berkesan adalah rutinitas mandi yang tidak biasa. Seperti akan perang, perlu niat yang kuat dan persiapan yang matang untuk mandi. Itu pun mandinya bisa jadi hanya tiga hari sekali. Selain itu, ada juga hal-hal unik lain yang saya temui di Dieng, utamanya daerah tempat saya KKN, Desa Igirmranak. Berikut 5 hal unik yang cuma bisa kamu temui di Dieng:

1. Minyak beku seperti mentega

Memasak jadi kegiatan yang mau tak mau harus dilakukan. Untuk bertahan hidup menghadapi kenyataan dan bertahan di suhu dingin, membuat perut jadi lebih cepat lapar lagi dan lagi. Saat pertama kali ke warung kelontong untuk membeli minyak curah, saya kaget dengan bentuk minyaknya yang beku. Suatu hal yang membuat saya takjub, karena heran dengan diri saya yang bisa hidup 2 bulan di Dieng. Rasanya seperti menjadi iron man. Anehnya di Dieng, saya tidak melihat orang jualan gorengan. Lah mau gimana jualnya, ditinggal sebentar saja sudah dingin.

2. Pembalap andal

Motor modifikasi ala petani kentang, ramai lalu lalang di jalan terjal dataran tinggi perbukitan. Kentang sebagai salah satu komoditi masyarakat Dieng, membuat masyarakatnya pandai bercocok tanam. Orang-orang yang biasa mengendarai motor modifikasi ini sudah seperti layaknya pembalap andal di sirkuit balap. Jalan pegunungan yang naik turun nggak jadi masalah. Bahkan menjadi sensasi tersendiri saat naik motor.

3. Outfit kece 

Tidak bisa disangkal lagi, outfit anak-anak gunung memang kebanyakan branded. Sebut saja Eiger, Arei, Consina yang terlihat dikenakan oleh masyarakat pegunungan Dieng. Ternyata ada juga penjual pakaian di atas bukit. Saya kira, hanya penjual sayur saja yang rela naik-naik bukit terjal untuk memenuhi kebutuhan emak-emak di Desa Igirmranak. Penjual pakaian ini, biasanya memberi harga murah, karena barangnya merupakan cuci gudang. Jenis pakaiannya, ada jaket anti angin, ada juga baju-baju tebal yang harganya kisaran Rp 100 ribuan saja.

4. Teh Tambi

Teh Tambi salah satu teh yang terkenal di daerah Dieng. Tambi sendiri merupakan salah satu daerah di Dieng, yang berada di Kecamatan Kejajar. Keunikan teh tambi ini, warnanya yang langsung bisa pekat meskipun hanya dituangi air panas tanpa harus direbus terlebih dulu. Beda dengan teh daun biasa, teh tambi bisa memberikan warna merah pekat sampai 4 kali pemakaian.

5. Angum

Berendam air panas, atau biasa disebut oleh masyarakat daerah Dieng Wonosobo dengan sebutan Angum. Kegiatan ini, sudah sering dilakukan baik anak muda atau yang sudah berkeluarga. Banyak tempat yang bisa dikunjungi untuk Angum, seperti misalnya Kalianget. Biaya masuknya pun murah banget. Kisaran 5 ribu-10 ribu rupiah.

Orang-orang yang angum biasanya saat malam hari. Tempat pemandiannya semakin ramai saat malam hari, mengingat suhu yang semakin dingin. Tempat yang saya kunjungi untuk berendam waktu itu namanya Kalianget. Sesuai namanya memang benar anget, kalau lama-lama malah jadi panas.

Tertarik untuk menemui hal-hal unik dari Dieng di atas? Tunggu apalagi, yuk gass!