Bagi warga Pekalongan dan sekitarnya, tentu sudah akrab dengan megono. Makanan khas Pekalongan yang berasal dari nangka muda ini menjadi primadona di lidah masyarakatnya. Iyaa, primadona. Makanan ini wajib ada di setiap hajatan besar seperti nikahan, sunatan, bahkan tasyakuran kecil-kecilan. Sudah seperti indomie bagi anak kosan gitu. 

Bedanya dengan indomie, megono tidak cukup mengganjal perut jika dimakan secara solo. Ia adalah jenis lauk pelengkap nasi. Di lidah orang Pekalongan, megono adalah pendamping nasi yang paling pas. 

Saya tidak tau megono ini termasuk ke dalam keluarga sayur atau buah. Kalau dia sayur, masak iya setelah matang berpindah keluarga dan masuk golongan buah-buahan? Tetapi saya juga nggak pernah dengar ada sayur nangka. Oke stop, jangan lanjut overthinking-nya. Mau sayur atau buah, yang penting megono tetap enak. Iya kan? 

Megono terbuat dari nangka pilihan (bukan cuma malika ya) yang masih muda. Orang Pekalongan biasa menyebut nangka muda dengan gori atau cecek (menggunakan sandhangan taling dalam aksara Jawa, sebab jika dibaca memakai sandhangan pepet memiliki arti lain). Gori kemudian dicacah menjadi kecil namun tidak terlalu halus. Setelahnya, kukus dengan kelapa parutan juga bumbu halusnya. Jika sudah matang, gori menjadi empuk maka siap diangkat dan diaduk rata. Cukup simpel bukan? 

Untuk menambah kenikmatan megono, berikut alternatif lauk pendamping megono yang dapat kita coba. 

Alternatif 1: Megono + ikan asin

Hidangan nasi dengan lauk megono denan ikan asin ini akan memanjakan lidah anda. Megono yang memiliki cita rasa beragam di dalamnya, menjadi lebih lengkap dengan ikan asin. Sedep-sedep maknyus tambah kriuk-kriuk asin membuat mulut kita penuh kenikmatan. 

Alternatif 2: Megono + gorengan

Pilihan menu ini biasanya menjadi santapan sarapan dan atau makan malam orang Pekalongan. Megono ini memang lauk yang fleksibel. Dia cocok untuk sarapan, bisa untuk makan siang dan tidak salah juga jika jadi teman makan malam. Menu sederhana, harga pas di dompet dan enak juga di lidah. Apalagi jika ditambahkan sambal. Seperti nasi kucing di angkringan Jogja, kamu bisa menjumpai alternatif menu ini di warung-warung kecil pinggir jalan. 

Alternatif 3: Megono + ayam

Jika kamu bosan dengan menu yang terlalu merakyat, cobalah megono dengan tambahan ayam. Maksudnya, olahan masakan ayam. Entah opor ayam, ayam bakar, ayam geprek, ayam balado, ayam goreng, atau ayam krispi, semua olahan ayam sangat cocok bersanding dengan megono. 

Alternatif 4: Megono + duduh pindang

Duduh dalam bahasa Indonesia berarti kuah. Iyaa jadi artinya masakan pindang berkuah. Makanan penuh protein ini cukup simpel bikinnya. Cukup siapkan irisan bawang, merah bawang putih, cabai, tomat dan sedikit lengkuas. Tambahkan air sesukanya dan tunggu hingga mendidih, jadilah duduh pindang. Kuah pindang yang segar ini menjadi lebih lengkap jika disantap dengan megono. 

Jadi alternatif menu mana yang bikin kamu ngiler? Barangkali kalian punya pendamping lain untuk megono, hayuk dijodohkan ditambahin aja. Biar megono mendunia. Heuheuheu.