Bagi saya berselancar di media sosial (medsos) selama karantina bukanlah hal yang membosankan. Banyak banget hal yang bisa dilakukan di dunia maya ini: stalking medsos, nonton video di YouTube, baca-baca artikel, dan masih banyak lagi. Kegiatan-kegiatan ini menyita waktu saya hingga 12 jam sehari.
Dari 12 jam tersebut, banyak sekali berita dan artikel yang lalu-lalang di beranda medsos saya. Tidak luput berita-berita tentang influencer yang makin eksis kala masa pandemi dan bulan Ramadan. Banyak influencer mengadakan galang dana, bahkan ikut menyumbangkan sejumlah rezekinya untuk membantu melawan pandemi ini. Namun, selain mengkampanyekan banyak gerakan sosial, beberapa influencer ini melakukan hal-hal yang menurut saya cukup lucu untuk dikupas, hehe.
“Influencer juga manusia” adalah frasa yang tepat kala saya mengikuti beberapa kasus blunder lucu influencer akhir-akhir ini.
Ferdinan Paleka
Blunder yang saya sorot pertama kali adalah kasus youtuber prankster yang memberi sembako kepada waria dan anak-anak. Bukan sembako seperti biasanya, Ferdinan menggantinya dengan batu-batuan dan sampah. Ferdinan melakukan hal itu dengan alasan membantu pemerintah yang saat itu sedang melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Nampaknya hal ini membuat warganet sangat geram –termasuk saya.
Selang beberpa waktu, korban akhirnya melaporkan hal ini ke pihak berwajib. Tak butuh waktu lama, Kepolisian Resor Bandung langsung menangkap Ferdinan walau sempat kabur dan menghilang. Babak selanjutnya nampaknya menjadi kemalangan Ferdinan, saat ada beberapa video yang isinya memperlihatkan Ferdinan sepertinya dirisak oleh tahanan lain di penjara. Haduh kasihan banget, tetep semangat ya. Tapi bohong, hehe.
I Gede Ari Astina alias Jerinx
Kali ini bukan blunder yang serius, tapi topik yang cukup seru untuk diikuti. Drummer band Superman Is Dead ini menyatakan bahwa pandemi virus corona adalah ulah elit global, lalu mengemasnya menjadi sebuah konspirasi yang sangat seru untuk kita simak cerita-ceritanya.
Awal melambungnya nama Jerinx di dunia per-konspirasian ini ketika dia berdiskusi virtual dengan dr. Tirta Mandira Hudhi lewat siaran langsung Instagram. Dia bercerita tentang konspirasi kenapa pandemi ini ada. Uniknya ketika Jerinx membahas soal elit global, tiba-tiba koneksi internet mereka menjadi buruk dan bahkan terputus. Hal ini menjadi semakin menarik saat bli Jerinx menyebut ini terjadi karena telah di-setting elit global. Setelah hal itu terjadi, nampaknya kata “konspirasi” sangat melekat pada diri Jerinx hingga puncaknya dia diajak berdiskusi siaran langsung di televisi.
Pembahasan konspirasi benar-benar jadi pembahasan yang hangat di tengah masyarakat sekarang. Terlepas percaya atau tidak, topik ini membuat otak mencoba berpikir apa yang tidak terpikirkan dan melatih orang-orang untuk berargumen dalam berdiskusi tentang konspirasi.
Indira Kalistha
Untuk kasus satu ini saya tidak begitu paham detilnya. Namun banyak meme yang menyertakan topik ini mau tidak mau membuat saya mendengar sedikit tentang kasus ini. Berawal dari wawancara podcast Indira di salah satu kanal YouTube, ia “keceplosan” mengatakan bahwa dirinya tidak peduli dengan COVID-19 dan PSBB yang tengah diterapkan pemerintah.
Keceplosannya ini malah berakhir dengan ramainya komentar pedas warganet kepada Indira. Nampaknya kekuatan “mengungkit” warganet Indonesia tak bisa disepelekan. Buktinya, video suaminya, Gustaf beberapa hari sebelumnya ikut diungkit karena ikut berkumpul saat penutupan McDonald’s Sarinah. Bahkan kasusnya tahun lalu atau lebih juga ikut diungkit.
Tirta Mandira Hudhi
Tirta Mandira Hudhi atau yang kerap dipanggil dr. Tirta ini adalah salah salah satu “dokter influencer” yang ikut berjuang mati-matian melawan pandemic corona. Sifat “ngegas” yang melekat pada dirinya menjadi ciri khas dokter yang satu ini kala melawan “ngeyelnya” masyarakat Indonesia. Terlalu banyak pergerakan dr. Tirta yang bisa diceritakan, seperti menggalang dana, mengedukasi masyarakat lewat siaran langsung di Instagram, melawan pemborong masker, mengirimkan Alat Pelindung Diri (APD) ke seluruh Indonesia, dan masih banyak lagi.
Tak hanya itu, bagian paling menarik adalah ketika dia bersikeras untuk ikut campur tangan dalam kasus-kasus influencer yang telah saya sebutkan tadi. Dia membuat diskusi virtual dengan Jerinx untuk menyamakan presepsi diantara mereka dan mengajak suami Indira untuk berdiskusi bersama beberapa relawan.
…
Saya sebagai warganet menyaksikan fenomena ini sebagai hiburan layaknya film. Rasa geram pasti ada dalam diri, namun saya tidak ingin terlalu banyak berkomentar. Wajar bila kita sebagai penikmat konten di medsos merasa marah dengan perilaku influencer ini, tapi tidak semestinya kita mengeluarkan kata-kata yang tidak patut kepada orang-orang yang bahkan perilakunya tidak merugikan kita sendiri sebagai warganet. Pokoknya cukup duduk, saksikan filmnya dengan baik.
Cheers.
Editor: Aunillah A.
Comments